Rabu, 12 Juli 2023

Mengenal Tanaman Serungkuk, si buah exotic di Lampung Barat yang mulai langka

Tahukah Sobat, bahwa setiap tanggal 1 Juli, selain diperingati sebagai "Hari Bhayangkara", ternyata  juga diperingati sebagai "Hari Buah Sedunia". Perayaan Hari Buah Sedunia, awalnya merupakan festival buah yang diselenggarakan oleh para mahasiswa dan alumni “social work” dari Alice Salomon University of Applied Sciences Berlin, yang dipusatkan di Mauer Park, Kota Berlin pada tanggal 1 Juli 2007.  Mauer Park merupakan taman publik yang dahulunya dikenal sebagai “Tembok Berlin” yang pada tahun 1989 diruntuhkan sebagai tanda penyatuan kembali Jerman Barat dan Jerman Timur.

Kegiatan awal perayaan festival buah yang kemudian menjadi Hari Buah Sedunia, dilakukan dengan berbagi buah kepada keluarga, sahabat, tetangga, dan orang lain yang membutuhkan. “Berbagi buah” menjadi bentuk ungkapan lain dari “Berbagi Kebahagiaan”,  sebagai ungkapan rasa simpati, dan menciptakan semangat solidaritas yang tidak membedakan warna kulit, status sosial, dan latar budaya.

Perayaan hari buah pada saat itu telah melahirkan empati masyarakat untuk menciptakan kesadaran kolektif perlunya melestarikan kondisi kehidupan yang lebih positif.  Berbagi kebahagiaan dengan buah-buahan tidak hanya melestarikan keanekaragaman hayati, meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi kerugian dan pemborosan makanan, akan tetapi juga memperkuat serta menumbuhkan empati dan solidaritas terhadap sesama.   

Hingga saat ini, momen memperingati Hari Buah Sedunia masih terus dilakukan, tidak hanya di negara Eropa, tapi juga negara-negara lain di dunia.  Pada peringatan hari buah sedunia akan dilakukan pemilihan buah terbaik tahunan atau “Fruit of the Year” dan Motto Hari Buah Sedunia.

Pada tahun 2021 Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan sebagai Tahun Buah dan Sayuran Internasional, dengan mengangkat “Semangka” sebagai Fruit Of The Year dengan motto: Create Change Together (Ciptakan Perubahan Bersama). Motto ini dipilih untuk meningkatkan pemahaman  tentang nilai nutrisi dan manfaat buah bagi kesehatan serta mengurangi pemborosan dalam sistem pangan. Tahun 2022, Hari Buah Sedunia,  mengusung buah “blackberry” sebagai Fruit Of The Year dengan mottonya adalah Fruitful Peace.  Philosofi ini diambil dari keanekaragaman buah secara regional dan musiman yang dapat dilihat sebagai keragaman orang dan budaya di dunia.

Hari Buah Sedunia tahun 2023 terpilih buah “Lemon” sebagai Fruit of the Year 2023, dengan motto: “do good” atau 'lakukan hal baik'.  Motto ini dipilih sebagai bentuk perlunya berpandangan yang positip dengan menyebarkan pesan kebaikan kepada orang-orang terdekat. 

Kali ini Jejak Erwinanta tidak mengulas tentang buah lemon, akan tetapi mengulas salah satu buah lokal eksotis yang dahulunya banyak tumbuh di daerah Lampung Barat.  Bahkan ada salah satu desa yang dinamai dengan nama buah dari tanaman ini, yaitu desa atau pekon "Serungkuk" yang berada di Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat.

Buah Serungkuk dihasilkan dari tanaman berbentuk pohon dengan nama ilmiah Syzygium polycephalum L.M.Perry dan Merr, 1939  dari famili Myrtaceae  atau jambu-jambuan.  Nama lokal lainnya untuk pohon serungkuk dikenal dengan gowok (Jawa), kupa (Sunda), dan gohok (betawi).

kolase serungkuk, dari berbagai sumber

Serungkuk merupakan tanaman endemik di Asia Tenggara, banyak dijumpai pada ekosistem hutan sekunder di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Tumbuh baik dari ketinggian 200 mdpl – 1.800 mdpl. 

Pohon serungkuk mempunyai tinggi antara 8-20 meter dengan diameter batang bagian bawah mencapai 50 cm. Daun tunggal berbentuk lonjong dengan panjang daun sekitar 17 – 25 cm dan lebar sekitar 6 – 7 cm. Perbungaan berbentuk malai dengan mahkota bunga berwarna putih dan benang sari tersusun banyak.

Ukuran buah kecil dengan diameter sekitar 2 – 3 cm. Buah menggerombol dengan kelopak tetap menempel di bagian ujungnya. Warna buah ungu gelap dan mengkilat. Daging buah berwarna putih atau merah keunguan, banyak mengandung sari buah yang berasa masam atau asam manis agak sepat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk gepeng dengan kulit putih atau merah ungu.

Buah, daun dan kulit dari tanaman serungkuk mengandung dua senyawa fenolik, yaitu asam galat dan turunan asam ellagat, yang merupakan sumber antioksidan yang kuat, antiinflamasi, antitumor, dan antijamur dan bakteri. 

Umumnya buah Serungkuk dikonsumsi sebagai campuran rujak, asinan, campuran sambal, jus, atau sirup, namun secara etnobotani tanaman ini dipergunakan sebagai obat tradisional.  

Berikut beberapa manfaat dari buah, daun dan kulit tanaman serungkuk bagi kesehatan tubuh kita, yaitu: mengatasi gangguan pencernaan seperti maag, menjaga stabilitas asam lambung, mengatasi diare dan disentri, meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi penuaan, atasi jerawat, mengatasi kolesterol dan kencing manis, membersihkan racun-racun yang ada dalam tubuh (detoksifikasi), menyembuhkan penyakit kudis dan gatal-gatal jamur kulit, serta menyembuhkan mabuk akibat alkohol.  

Nah Sobat, walaupun produksi buah-buahan nusantara mengalami peningkatan, namunpun begitu tingkat konsumsi buah perkapita relatif masih rendah dari ketercukupan gizi, berdasarkan BPS tahun 2021 rata-rata konsumsi buah masyarakat Indonesia sebesar 81,14 gram/kapita/hari namun hanya sebesar 54,09% yang memenuhi angka minimal kecukupan gizi.  

Di Indonesia, pisang merupakan buah yang paling banyak dikonsumsi yakni rata-rata 24,71 gram/kapita/hari, diikuti jeruk (12,57 gram/ kapita/hari), pepaya (11,71 gram/kapita/hari), dan semangka (8,57 gram/kapita/hari). 

Semakin meningkatnya produksi dan permintaan buah komersil, disamping mendatangkan manfaat ekonomi, namun disisi lain turut mengancam kelestarian buah-buahan lokal,  yang sebenarnya tak kalah nilai manfaatnya dari buah-buahan import. Banyak pohon penghasil buah-buah lokal saat ini yang  semakin sulit dijumpai dan kian langka.

Semoga gagasan hari buah sedunia, dapat menginspirasi diselenggarakannya kegiatan yang sama di tempat tinggal Sobat ya. Selain melestarikan buah-buah lokal yang eksotis, juga dapat mendukung program ketahanan pangan, pengentasan stunting, serta menjadi nilai tambah untuk mendukung pengembangan pariwisata di daerah dimana sobat berada. 

Jadi jangan hanya memfungsikan buah-buahan untuk mem-bezuk orang sakit saja ya Sob.   Selamat Hari Buah Sedunia, mari kita lestarikan buah-buah lokal kita. 

--- Salam Lestari --- 

Referensi

  • https://www.womanindonesia.co.id/hari-buah-internasional 
  • https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4450/terus-dorong-peningkatan-konsumsi-buah-nusantara-pemerintah-gelar-kembali-gelar-buah-nusantara-gbn-ke-7-tahun-2022
  • https://leuweunggeledegan.com/2022/07/15/buah-kupa-yang-terlupa/


Terbaru

Selamat Datang 2024

"Hari ini tanggal 2 Januari 2024, pukul 07.32 WIB, hari pertama masuk kerja! Berdiri di barisan paling depan, acara apel pagi, di lapan...

Populer