Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Juni 2023

"Beresiko terhadap Kesehatan" - Baiknya Pahami Arti Kode Resin Plastik sebelum Didaur Ulang


Pernahkah sobat memperhatikan simbol segitiga yang berisi angka dan huruf yang tertera di sisi bawah (alas),  label, atau di sisi atas dari botol atau wadah plastik, yang sobat beli?  Simbol tersebut ternyata mengandung informasi penting, yang wajib kita selaku konsumen ketahui, karena akan menyangkut keamanan dan resiko bagi kesehatan, apabila wadah plastik tersebut digunakan kembali, sebagai tempat makanan atau minuman.

Simbol segitiga berisi angka dan huruf yang terdapat pada kemasan plastik dinamakan Resin Identification Coding (RIC) atau Kode Daur Ulang plastik. Melalui kode ini, Kita dapat  mengenal jenis resin yang digunakan dan mengetahui apakah kemasan plastik tersebut bisa didaur ulang atau tidak. Kode ini juga bisa dipakai untuk mengetahui tingkat keamanan, dan resikonya terhadap kesehatan manusia. 

RIC atau Kode Resin / Kode Daur Ulang  menjadi standar baku yang diterbitkan dan ditetapkan oleh Society of the Plastics Industry (SPI) pada tahun 1988. SPI mengelompokan pembentukan plastik kedalam 7 jenis resin yang dinotasikan dengan angka dan huruf.  Pengelompokan ini bertujuan untuk menjaga dan mengembangkan konsistensi dalam pembuatan plastik maupun pemrosesan ulang plastik (daur ulang). Saat ini kode daur ulang plastik atau kode resin berada di bawah kendali organisasi American Standard Testing and Material (ASTM International).

Apa saja dari ke-7 kode resin atau kode daur ulang plastik yang perlu kita ketahui? Yuk disimak ulasannya. 

Simbol Daur Ulang Plastik 1 : PET dan PETE


Kode 1 PET/PETE
dibuat dengan menggunakan plastik jenis Polyethylene Terephthalate. PET/PETE merupakan jenis plastik yang paling umum digunakan sebagai kemasan sekali pakai, karena relatif murah, dan ringan. Dicirikan dengan warnanya yang bening atau transparan, namun tidak tahan dengan air panas atau suhu panas. Plastik jenis ini berbahaya jika terkena air panas, karena dapat meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik, karenanya produk plastik yang terbuat dari PET/PETE dirancang hanya untuk sekali penggunaan atau sekali pakai, serta mudah untuk didaur ulang. 

Contoh penggunaan plastik Polyethylene Terephthalate (PET atau PETE) antara lain sebagai botol minuman bersoda, botol air mineral, botol saus/botol kecap, botol jus, botol minyak goreng, stoples obat, tali plastik, tas gendong, karpet dan bahan fiberfill pada pakaian musim dingin. 

Bahaya plastik sekali pakai via nibble.id

Contoh produk daur ulang dari plastik Polyethylene Terephthalate (PET/PETE) antara lain : serat sintetis, furniture, karpet, panel, tali pengikat, life jacket, dan sebagainya. 


Simbol Daur Ulang Plastik 2 : HDPE


Kode 2 HDPE
,  dibuat dengan jenis plastik High-Density Polyethylene. HDPE merupakan plastik yang memiliki karakter warna seperti putih susu, kuat, dan tahan panas, sehingga memiliki ragam kegunaan sebagai kemasan. Plastik jenis ini dapat melepaskan senyawa "Antimoni Trioksida" yang berbahaya bagi tubuh, karenanya disarankan hanya dipakai sekali saja. 

Penggunaan High-Density Polyethylene (HDPE) antara lain botol susu, wadah jus, tas belanjaan, kantong sampah, wadah oli motor, botol sampo dan kondisioner, botol sabun, wadah deterjen, wadah larutan pemutih, dan mainan.

HDPE adalah plastik yang juga paling sering didaur ulang karena proses yang relatif sederhana dan hemat biaya. Berbagai produk daur ulang plastik HDPE, antara lain: wadah daur ulang, ubin lantai, pipa drainase, bangku, pagar plastik, dan mainan.

Baca Juga: 10 Kreasi DIY Sampah Plastik 

Simbol Daur Ulang Plastik 3: PVC/V


Kode 3 – PVC/C
merupakan plastik dari jenis Polyvinyl Chloride. PVC memiliki karakter yang keras, lentur, dan memiliki ketahanan yang baik, sehingga banyak digunakan untuk pipa saluran air, dan pelapis dinding dan plafon. PVC merupakan jenis plastik yang mengandung senyawa beracun DEHA, sehingga berbahaya bagi tubuh. 

Tidak semua jenis plastik PVC dapat didaur ulang secara sederhana, kebanyakan digunakan kembali (reuse), namunpun begitu tidak disarankan untuk penggunaan kembali yang berhubungan dengan makanan dan mainan anak-anak. 

Penggunaan Polyvinyl Chloride (PVC), antara lain: pipa ledeng, tas belanjaan, ubin, plafon, talang, bingkai jendela, pipa limbah, mainan anak-anak, botol & wadah bahan kimia. Produk daur ulang dari PVC antara lain dek, panel, talang jalan raya, lantai, kabel, tikar, pot tenaman vertikultur, dan sebagainya.

Simbol Daur Ulang Plastik 4: LDPE


Kode 4 – LDPE
, merupakan plastik jenis Low-Density Polyethylene.  LDPE dibuat dari minyak bumi serta memiliki resin kuat dan keras. Plastik jenis ini dianggap sebagai yang paling bermutu baik dan aman.  LDPE memiliki karakter plastik yang fleksibel, dan tidak melepaskan bahan kimia berbahaya sehingga aman digunakan pada produk makanan dan minuman. Produk plastik jenis LDPE sulit dihancurkan, sehingga tidak selalu dapat didaur ulang, biasanya digunakan kembali (reuse). 

Penggunaan plastik Low-Density Polyethylene (LDPE), antara lain berupa kantong plastik, bubble wrap, botol yang bisa diremas, tas belanjaan, kantong makanan beku, tutup wadah fleksibel, dan perangkat komputer.  Produk daur ulang LDPE, biasanya berupa tempat atau kantong sampah, panel, ubin lantai, perabotan rumah tangga, furnitur.  

Simbol Daur Ulang Plastik 5: PP


Kode 5 - PP
, merupakan kelompok plastik jenis Polypropylene.  Karakter dari plastik ini adalah kuat, ringan, lentur, dan tahan terhadap lemak, serta memiliki ketahanan panas yang sangat baik karena memiliki titik leleh yang tinggi, sehingga aman sebagai wadah untuk makanan dan minuman. Polypropylene aman untuk digunakan kembali, maupun di daur ulang menjadi beberapa produk. 

Penggunaan Polypropylene (PP): botol minuman (tumbler), tempat makanan, tupperware, peralatan dapur, tutup botol, sedotan, dan sebagainya.  Produk daur ulang Polypropylene (PP), antara lain kabel baterai, sapu, sikat, kotak baterai otomatis, pengikis es, tempat sampah, palet, baki.

Simbol Daur Ulang Plastik 6: PS


Kode 6 - PS
, merupakan kelompok plastik jenis PolystyrenePolystyrene (PS) merupakan jenis plastik yang murah, ringan dan mudah dibentuk. Dikenal juga dengan nama styrofoam. Polystyrene memiliki kandungan molekul styrene monomer  yang dapat larut ke dalam makanan dan bersifat  karsinogen  yang berbahaya bagi manusia, karenanya Polystyrene (PS)  tidak disarankan digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman dan hanya boleh digunakan untuk sekali pakai. 

Penggunaan Polystyrene atau Styrofoam antara lain gelas dan piring sekali pakai, busa pengepakan, insulasi, properti seni, nampan, kotak CD, dan sebagainya.  Umumnya produk Polystyrene sangat sulit untuk didaur ulang karena busa Polystyrene merupakan 95% udara,  namun pada beberapa kasus Polystyrene dapat digunakan sebagai campuran bahan batu bata press.

Simbol Daur Ulang Plastik 7: Others


Kode 7: O/Other
, merupakan kelompok plastik lainnya, yang tidak termasuk dalam salah satu dari enam jenis yang disebut di atas. Plastik kelompok jenis ini memiliki berbagai macam karakteristik yang berbeda-beda. Kelompok dari jenis plastik ini antara lain: Polycarbonate (PC), Polylactic Acid (PLA), Nylon, Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS), dan Styrene Acrylonitrile (SAN).  Sebagian besar plastik dalam katagori ini tidak dapat didaur ulang dengan mudah. 

Plastik kode 7 walaupun kuat dan tahan panas, namun perlu diwaspadai karena mengandung zat berbahaya yaitu “Bisphenol-A”, terutama yang berasal dari Polycarbonate. Oleh karena itu, hindari plastik jenis ini sebagai wadah makanan ataupun minuman.

Penggunaan plastik kode 7 : Other antara lain: CD dan DVD, galon air mineral, wadah dan peralatan medis, lensa dan frame kacamata, cup lampu, alat elektronik, suku cadang otomotif, mainan lego, dan sebagainya.  Produk daur ulang plastik jenis other sangat terbatas, antara lain sebagai furnitur dan produk olahan khusus.

Baca Juga: Solusi Cerdas dan Bijak atasi Polusi Plastik 


Kesimpulannya bahwa dari kode daur ulang plastik, yang relatif aman digunakan kembali sebagai wadah tempat makanan dan minuman, adalah kode daur ulang plastik 4 [LDPE] dan kode daur ulang plastik 5 [PP].  Namunpun begitu tetap haruslah hati-hati dan bijak dalam penggunaan wadah berbahan plastik, karena bisa jadi aman buat kita belum tentu aman untuk lingkungan sekitar kita.  

Plastik tidak hanya berbahaya karena kandungan senyawa sintetik yang bersifat karsinogenik, akan tetapi juga partikel plastik yang disebut mikrosplastik yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya.  

Biasakanlah sebelum membeli wadah makan atau botol minum berbahan plastik, agar memperhatikan kode daur ulang ini, jangan salah pilih atau bahkan membeli barang plastik yang tidak memiliki label atau kode daur ulang / kode resinnya.  Semoga bermanfaat.

--- Salam Lestari ---

Referensi:

  • https://www.etsworlds.id/2021/03/mengenal-kode-daur-ulang-plastik-resin.html
  • https://pabrikmaklonkemasan.com/7-macam-kode-kemasan-plastik-dan-artinya-mana-yang-aman-buat-makanan/
  • https://standarku.com/standar-kode-jenis-plastik/
  • Sumber: https://www.nibble.id/bahayanya-isi-ulang-botol-plastik-bekas-minuman/
  • https://rimbakita.com/plastik/
  • https://plastic.medion.co.id/id/kode-bahan-plastik/

Minggu, 12 Februari 2023

Inilah 7 Pemanfaatan Limbah Buah Kopi yang Menguntungkan secara Ekonomi dan juga Lingkungan

kopi lokal jejak erwinanta

Pengolahan buah kopi menjadi kopi siap konsumsi, baik dengan metode basah maupun kering, selalu menghasilkan limbah.  Katagori limbah kopi padat terdiri dari: kulit, daging buah, kulit tanduk, ampas kopi, dan limbah cair berupa air bekas pencucian kopi.   

Setiap 100 kg buah kopi akan dihasilkan 56,8 kg biji kopi (56,8%) serta 43,2 kg (43,2%) berupa limbah buah kopi padat.  Menurut Barbosa dkk (2005) setiap 1 kg kopi (dengan kadar air 12-13 %), menghasilkan ampas seduhan kopi sebesar 0,743 kg (kadar air 58,65%) atau 0,312 kg (kadar air 4,24%).  Hanya sedikit dari limbah kopi yang dimanfaatkan kembali, menjadi produk baru yang bernilai ekonomis, namun lebih banyak limbah kopi terutama kulit kopi, terbuang percuma menjadi sampah organik yang berpotensi menimbulkan masalah serius bagi lingkungan.    

Kabupaten Lampung Barat merupakan produsen utama Kopi Robusta Lampung. Kontribusi kopi robusta asal Lampung Barat sebesar 49,4 % dari total kopi Lampung dengan rata-rata  produksi mencapai ± 51.405 ton per tahun.  Tentunya dengan produksi sebesar itu, dihasilkan juga potensi limbah kulit kopi yang cukup besar.  Diperkirakan potensi limbah kulit kopi di Lampung Barat mencapai ±  22.207 ton/tahun.   

Nah, sangat disayangkan bukan? Jika limbah kulit kopi sebanyak itu, dibuang dan tidak termanfaatkan.  Apalagi jika dibuangnya di badan sungai atau di saluran drainase, tentunya akan menurunkan kualitas air, menimbulkan aroma tidak sedap, sedimentasi, ancaman banjir, dan  menyumbang emisi gas rumah kaca ke atmosfir semakin besar pula.  

Emisi gas rumah kaca yang berlebih menyebabkan terjadinya pemanasan global yang berujung pada terganggunya kondisi iklim.  Cuaca buruk, suhu udara yang panas, musim kemarau dan hujan yang tidak seperti biasanya, merupakan tanda-tanda terganggunya iklim bumi. Keadaan iklim yang tidak normal berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas produksi serta komoditas hasil pertanian, termasuk didalamnya adalah kopi.  Yup, sektor pertanian memang yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.  

Menurut BBC News (2021), setiap secangkir kopi yang kita minum menghasilkan ±  300 g CO2 ekv per hari, atau ± 116 kg CO2e selama setahun. Jejak karbon yang dihasilkan kopi ± 50% berasal dari budidaya, ± 20% dari limbah, dan ± 17% dari konversi lahan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tanaman kopi yang dibudidayakan secara monokultur hanya menyimpan karbon rata-rata sebesar 13 ton C/Ha, sedangkan budidaya dengan pendekatan agroforestry bisa mencapai 43 ton C/ha. Dari sini saja Sobat sudah bisa menilai mana yang lebih baik untuk mengurangi 50% karbon dari sisi budidaya kopi?  

anatomi buah kopi
Anatomi Buah Kopi sumber: coffeeland.co.id

Anatomi buah kopi atau disebut “ceri” terdiri dari bagian-bagian yang disebut dengan biji (endosperm), kulit ari biji (epidermis), kulit tanduk (endocarp), lapisan lendir atau pectin layer, daging buah (mucilage atau mesokarp) dan kulit luar (eksokarp). 

Pengolahan buah kopi menghasilkan limbah kulit kopi, yang terdiri dari  pulp (bagian mesokarp), skin (bagian eksokarp), mucilage (lendir) dan kulit tanduk (bagian endokarp).    Pulp, skin, dan mucilage  disebut cascara yang merupakan bagian terbanyak yang dihasilkan dari limbah buah kopi. Limbah kulit kopi atau cascara ini perlu ditangani agar tidak merugikan lingkungan sekaligus mampu mendatangkan tambahan pendapatan, khususnya bagi para petani kopi yang menggantungkan hidupnya pada tanaman ini.  

Baca juga: |  “Pemborosan makanan (Food Wastage) tanda perilaku...” |

Berikut 7 cara pengolahan limbah kulit kopi versi Jejak Erwinanta yang dapat bernilai manfaat secara ekonomi maupun lingkungan, silahkan disimak ya sobat:  

1.  Pupuk Kompos Blok  

Kompos blok adalah kompos yang dibuat berbentuk kubus atau tabung (silinder) yang pada bagian tengahnya diberi lubang untuk meletakkan bibit tanaman.  Kompos blok baik digunakan pada lahan yang kurang unsur hara dan curah hujan rendah. Kompos blok merupakan inovasi pupuk organik yang memiliki sifat “slow release fertiliser”,  mudah menyerap air,  dan ramah lingkungan, karena dengan adanya pemanfaatan kompos blok sebagai media tanaman, akan mengurangi penggunaan plastik polibag. 

Pembuatan pupuk kompos blok berbahan limbah kulit kopi hampir sama dengan pembuatan kompos biasa. Bedanya pada pupuk kompos blok dicetak berbentuk kubus atau tabung dengan menambahkan bahan perekat alami, biasanya menggunakan tepung kanji. 

Langkah-langkah pembuatan kompos blok berbahan dasar limbah kulit kopi, sebagaimana disadur dari Novita dkk (2018), sebagai berikut:

  1. Penyiapan limbah kulit kopi (campuran kering maupun basah) sebanyak ± 5 kg. Limbah kulit kopi kemudian dihaluskan untuk mempermudah proses dekomposisi dan dicampur dengan pupuk kandang sebanyak ± 2,5 kg.  Tambahkan 100 ml larutan EM-4 / decomposter dan 2 sendok makan molase atau 200 gram gula merah yang sudah dilarutkan ke dalam 5 liter air, dan diaduk-aduk agar bahan tercampur rata.
  2. Bahan-bahan tersebut kemudian  dimasukkan ke dalam bak atau wadah dan ditutup rapat dengan plastik selama 1 minggu agar terjadi proses fermentasi.  Lakukan homogenisasi biomassa dengan pengadukan. 
  3. Setelah satu minggu, Kompos limbah kulit kopi selanjutnya diberi bahan perekat.  Bahan perekat berupa tepung kanji yang dilarutkan dalam air panas hingga mengental dan dicampurkan ke bahan fermentasi limbah kulit kopi setelah larutan perekat dingin. Ratakan sampai tekstur  kompos lembek dan siap untuk dicetak.
  4. Alat cetak kompos blok, dapat didesain dengan menggunakan bahan besi seperti alat press batako atau paving blok berbentuk tabung atau persegi.  Dapat juga dibuat dengan menggunakan pipa PVC diameter 3 inchi dan tinggi 10 cm.  Pada bagian tengah kompos blok diberi lubang, untuk meletakan biji atau bibit tanaman.  Kompos blok yang sudah dicetak kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering, biasanya selama ± 7 hari.
kompos blok dan alat cetak, BP2LHK
Kompos Blok & Alat Cetak, sumber: BP2LHK (2019)

Komposisi kandungan unsur hara makro dari kompos blok kopi adalah: kandungan  N sebesar 3,22%, unsur P sebesar 1,09%, dan unsur K sebesar 1,76%.  Kandungan unsur hara pada kompos kulit kopi tersebut telah memenuhi standar sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 70 Tahun 2011.  Hasil pengujian terhadap tanaman cabai rawit menunjukan hasil yang baik, dimana laju pertumbuhan untuk tinggi tanaman mencapai 7,88 cm/minggu dan jumlah daun sebanyak 2 helai/minggu (Novita dkk, 2018). 

2. Mikro Organisme Lokal (MOL) 

MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah pembiakan dari beragam mikroorganisme berguna melalui proses fermentasi.  MOL  bermanfaat sebagai starter atau biang bakteri  pengurai bahan organik menjadi pupuk organik padat maupun cair melalui proses anaerob.  

Cara pembuatan MOL dari limbah kulit kopi cukup sederhana yaitu dengan mencampurkan limbah kulit kopi basah yang sudah dihaluskan dengan air kelapa dan gula merah atau molase. Untuk memperkaya MOL dapat ditambahkan buah pepaya matang yang sudah dihaluskan, air cucian beras (leri), dan hancuran serasah daun bambu yang sudah berjamur.   

fermentor sederhana
Fermentor sederhana, sumber R. Ciptasari (2015)

Masukan semua bahan ke dalam wadah fermentor.  Wadah fermentor sederhana dapat dibuat dari toples plastik atau jerigen yang diberi saluran pembuangan untuk gas metan hasil fermentasi. Letakan wadah fermentor yang berisi campuran MOL tadi di tempat yang kering,  teduh, dan tidak terkena matahari langsung.  Diamkan selama 2 – 4 minggu untuk proses fermentasinya.  MOL yang berhasil, ditandai dengan aroma seperti bau tape atau alkohol. Jika beraroma busuk tanda MOL mengalami kegagalan dan proses diulang kembali. 

Kandungan mikro organisme lokal dari hasil fermentasi limbah kulit kopi antara lain: Rhizopus oryceae, Saccharomyces cereviceae, Aspergilus niger, Tricoderma viride.   

Baca juga: |  “POC Super, Berbahan Dasar Tempe Busuk” |

3.  Pakan Ternak

Limbah kulit kopi mengandung 6,67% protein kasar, serat kasar 18,28%, lemak 1,0%, kalsium 0,21%, dan fosfor 0,03%. Kandungan ini merupakan tambahan nutrisi bagi hewan ternak khususnya bagi ternak ruminansia atau hewan memamah biak.  

Fermentasi limbah kulit kopi untuk pakan ternak ruminansia, memiliki 3 kandungan Nutrisi penting, yaitu kandungan protein kasar sebesar: 11,3% – 12,8%, kandungan serat kasar sebesar 36,2% - 42,1%, dan kandungan energi metabolisme sebesar 3.087 kkal – 3.830 kkal.  Kandungan nutrisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan pakan yang berasal dari rumput gajah maupun fermentasi jerami padi (Efendi dan Harta, 2013).    

Cara pengolahan pakan ternak berbahan limbah kulit kopi cukup mudah dan sederhana, proses pertama adalah menyiapkan bahan starter berupa larutan biodecomposer atau MOL, gula merah dan urea.  Larutan ini kemudian dicampurkan dengan limbah kulit kopi yang akan dijadikan pakan ternak.  Tutup rapat limbah kulit kopi yang telah tercampur bahan starter ini dengan terpal dan hindari sinar matahari langsung dan terpaan hujan. Diamkan selama 3 minggu untuk proses fermentasi oleh bakteri asam laktat.  Sebelum diberikan sebagai pakan, hasil fermentasi diangin-anginkan terlebih dahulu dan dicampur dengan bahan pakan lainnya sebagai konsentrat. 

4. Bio-Briket Kopi

Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu. Briket dari limbah kulit kopi termasuk katagori “Bio-Briket”, yaitu briket yang dibuat dari arang biomassa tumbuhan, baik bagian yang memang sengaja dijadikan bahan baku briket maupun limbah dari proses pengolahan. Biobriket yang berkualitas mempunyai ciri antara lain tekstur halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia dan lingkungan, mudah terbakar, waktu terbakar cukup lama, tidak menimbulkan jelaga dan sedikit asap,  serta memiliki nilai kalor yang cukup tinggi.

Kulit kopi mentah memiliki kandungan kadar air 2,25%; kadar abu 0,73%; zat terbang 74,20%; dan karbon padat 25,07%, sehingga berpotensi dijadikan bahan baku briket.  

bentuk biobriket N. Fitri-2017
Berbagai bentuk Biobriket,  sumber N. Fitri (2017)

Pembuatan Bio-briket dilakukan dengan 4 langkah proses, yaitu proses karbonisasi atau pembuatan arang, proses penggilingan atau penghancuran arang, proses pencampuran adonan perekat, dan terakhir adalah proses mencetak serta pengeringan.  Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nursyah Fitri (2017) dengan mengkombinasikan limbah kulit kopi, serbuk gergaji dan perekat menggunakan getah pinus, menghasilkan briket kulit kopi dengan nilai kalor yang cukup tinggi sebesar  5.532,9 kal/gram – 6.124,1 kal/gram. 

5.  Teh Cascara

Selain bijinya, daun kopi dapat pula dimanfaatkan sebagai minuman seperti teh yang bercita rasa kopi.  Jika Sahabat pernah berkunjung ke Sumatera Barat, tentu pernah merasakan nikmatnya minuman kopi khawa yang terbuat dari daun kopi.  Tetapi ada minuman kopi yang tak kalah nikmatnya dari biji maupun daun kopi, yaitu  teh Cascara.  "Teh Cascara" termasuk minuman herbal yang terbuat dari kulit buah kopi (pulp dan muscle) yang dikeringkan. 

cascara, alodokter.com
Bentuk Cascara Kering,  sumber  alodokter.com

Kandungan senyawa aktif yang terdapat pada cascara yaitu tannin 1,8-8,56%, pektin 6,5%, kafein 1,3%, asam klorogenat 2,6%, asam kafeat 1,6%, antosianin total 43% (sianidin, delpinidin, sianidin 3-glikosida, delpinidin 3-glikosida, dan pelargonidin 3-glikosida).  Senyawa polifenol,  flavonoid, dan tanin dapat menurunkan akumulasi kolesterol total, trigliserida, dan Low Density Lipoprotein (LDL) dengan berbagai cara seperti mencegah penyerapan biosintesis LDL, sebagai antioksidan, dan menurunkan kadar LDL yang teroksidasi.

Menyadur dari Alodokter.com, teh cascara memiliki manfaat kesehatan, yaitu: dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan saluran pencernaan, dan menurunkan kadar gula darah, serta memilihara kesehatan dan fungsi otak.  

Cara pembuatan teh cascara,  cukup dengan mengeringkan pulp dan muscle dari buah kopi di bawah sinar matahari selama 20 hari.  Keringnya "Cascara" ditandai apabila digigit, kulit kopi terasa renyah dan beraroma khas asamnya kopi. Cascara yang sudah benar-benar kering selanjutnya dihancurkan menggunakan grinder dan kemudian dimasukan kedalam kantung teh celup atau menggunakan alat penyaring teh apabila disajikan secara langsung seperti teh tubruk.

6. Keripik Cascara

Pemanfaatan lainnya dari cascara adalah menjadikannya bahan keripik.  Keripik cascara, tidak hanya mengurangi beban lingkungan akan tetapi berpeluang menambah pendapatan rumah tangga petani sekaligus mendukung wisata.  Keripik kopi dapat menjadi produk oleh-oleh atau souvenir bagi wisatawan yang berkunjung. 

Keripik Cascara, sumber: Harmain (2018)
Keripik Cascara, sumber: Harmain (2018)

Bahan utama dalam pembuatan keripik ini adalah kulit kopi ceri (cascara) yang berwarna merah, seragam dan masih segar.  Langkah awal yang dilakukan adalah mensortir kulit kopi yang telah terlepas dari bijinya. Setelah sortir dilakukan maka kulit kopi dicuci sampai bersih kemudian ditiriskan. Siapkan tepung terigu, air dan garam lalu diaduk merata. Adonan ini nantinya digunakan sebagai campuran dalam membuat keripik kulit kopi. Pada adonan ini juga bisa ditambahkan rasa lainnya sebagai variasi rasa.  Bila tidak ada lagi air yang menetes maka kulit kopi bisa dimasukkan dalam adonan lalu di goreng. Setelah dirasa cukup matang maka keripik bisa diangkat dari penggorengan, kemudian ditiriskan kembali untuk mengurangi kandungan minyaknya. Setelah itu keripik kulit kopi siap untuk dikonsumsi.

7. Tepung Kopi 

Tepung kopi yang umum diperdagangkan adalah tepung yang terbuat dari biji kopi atau green bean. Profesor Daniel Perlman dari Brandeis University, merupakan orang yang pertama kalinya mempopulerkan tepung kopi.   Ternyata selain dari bijinya, tepung kopi juga dapat dibuat atau dihasilkan dari bahan limbah kulit kopi (cascara).  Limbah Kulit kopi mengandung zat fenolik bersifat antimikroba serta antioksidan (Bresciani et al., 2014). Ekstrak kulit kopi dapat pula memberikan efek penghambatan yang tinggi terhadap hyaluronidase, sehingga berpotensi untuk menekan alergi dan peradangan (Furusawa et al., 2011).  

Tepung dari kulit kopi memiliki kandungan kafein yang lebih rendah, bebas gluten, tinggi protein, mengandung zat besi 3 kali dari bayam, dan mengandung 55 %  serat (Tepung Gandum hanya 5-12%), dan kadar potassium 2 kali lebih banyak dibanding buah pisang.  

Tepung kulit buah Kopi Sumber: en.indonetwork.co.id
Tepung kulit Kopi, sumber: en.indonetwork.co.id

Proses pembuatan tepung kopi atau coffee flour diawali dari pengumpulan kulit ceri kopi yang telah matang dan berwarna merah.  Kulit ceri kopi kemudian disortir dan dicuci hingga bersih.  Tiriskan dan selanjutnya di oven hingga kering sempurna dan mengeluarkan harum khas kopi.   Selanjutnya proses penghalusan dengan menggunakan blender dan pengayakan untuk memisahkan bubuk halus dan kasar.  Produk tepung kopi siap diaplikasikan untuk pembuatan roti, cakes, dan sebagainya.


Jika sudah mengetahui pemanfaatan lain dari limbah kulit kopi, akankan masih kita sia-siakan begitu saja? Jangan lagi ya Sob, karena jika kita menyia-nyiakan limbah kopi sama saja kita telah memboroskan 43% biaya produksi yang telah dikeluarkan tanpa mendatangkan nilai tambah bagi kita dan kelestarian alam. 

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”  (Surah Ali Imran 190-191)

Mari kita kampanyekan kopi rendah karbon, agar kita benar-benar merasakan nikmatnya minum kopi tanpa merasa “baper”  turut menzholimi alam. Melalui kopi mari kita tebarkan kebaikan, kreativitas, inovasi, dan persaudaraan.   Semoga informasi ini bermanfaat ya Sob.

Salam Sehat dan Salam Lestari. 


Referensi:

  • Romadhona, A. R. et all. 2022. Pengolahan Limbah Kulit Kopi Arabika Kintamani Sebagai Alternatif Menunjang Sustainable Development Goals. Prosiding Webinar Nasional Pekan Ilmiah Pelajar (PILAR). Universitas Mahasaraswati Denpasar. ISSN: 2830-5310
  • Perubahan iklim: Perlukah kita menanam pohon kopi sendiri demi mengurangi jejak karbon? (link: https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-59022736)
  • Novita, Elida, et all. 2018. Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam. Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018. Program Studi Agroteknologi Fakultas Ilmu Pertanian UMI. Makasar (Link: https://jurnal.fp.umi.ac.id/index.php/agrotek/article/view/62)
  • Efendi, Z dan Harta, L. 2013. Kandungan Nutrisi Hasil Fermentasi Kulit Kopi (Studi Kasus Desa Air Meles Bawah Kecamatan Curup Timur). Laporan Kegiatan Pengkajian Integrasi Tanaman Kopi dengan Ternak Sapi di Kabupaten Rejang Lebong, BPTP Bengkulu.
  • Nugroho, SA., dkk. 2021. Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi sebagai Tepung Roti untuk Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga di Desa Kemuning Lor Kabupaten Jember. Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (SENTRINOV) Ke-7. Vol. 7 No. 3 (2021) E-ISSN: 2621-9794.
  • Harmain, et all. 2018. Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi Ceri Menjadi Keripik. Pubarama: Jurnal Publikasi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1.

Jumat, 09 Desember 2022

Jangan Sia-Siakan ... Sampahmu

Setiap aktifitas keseharian kita pasti menemukan bahkan menghasilkan sampah, baik dari sisa olahan makanan di dapur, daun-daun kering di halaman, kertas-kertas sisa pekerjaan, kardus bungkusan belanja online, ataupun plastik sisa pembungkus makanan dan  kantong belanjaan.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian LHK tahun 2021, sumber penghasil sampah terbesar berasal dari rumah tangga (40,9%) dimana sisa makanan merupakan jenis sampah terbanyak yaitu sebesar 39,82%

Untuk melihat data sampah secara nasional silahkan klik disini

Sampah rumah tangga dikategorikan kedalam dua golongan besar, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.  Sampah organik adalah sampah yang berasal dari unsur hayati (makhluk hidup) yang mudah terurai secara alami seperti sisa sayuran, sisa buah-buahan, daun kering, kulit telur dan sebagainya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda tak hidup (non hayati) yang sukar terurai secara alami, seperti  plastik, kaleng, kaca dan sebagainya. 

Sampah organik setelah mengalami proses penguraian atau dekomposisi, akan menghasilkan pupuk organik yang mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dan membikin tanaman kita tambah happy loh.... 🥰  Nahhh...sahabat,  jangan sia-siakan sampah organik kita ya.    

Ada dua katagori pupuk organik yang perlu sahabat ketahui, yaitu pupuk organik cair dan pupuk organik padat.  Pupuk Organik Cair (POC) adalah pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi, karenanya POC  beraroma seperti air tape.  Sedangkan pupuk organik padat adalah pupuk yang berbentuk padat hasil dari pelapukan atau pembusukan sampah organik, memiliki aroma khas tanah atau kayu lapuk.  Baik pupuk organik cair maupun pupuk organik padat sama-sama memerlukan organisme pengurai (dekomposter).  

Yuk kita belajar mengenal sampah organik yang paling sering dihasilkan di dapur kita, beserta potensi unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman kesayangan kita:


1. Kulit  Telur



Menurut Journal of Agricultural and Food Chemistry kandungan pada kulit telur terdiri dari 98,2% Kalsium karbonat (CaCO3), 0,9% Magnesium (Mg), dan 0,9% fosfor (P), sedangkan pada membran kulit telur terdiri dari 69,2% protein, 2,7% lemak, 1,5% air, dan 27,2% abu.   

Bagi tanaman unsur -unsur yang terkandung tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan kerdil, bunga dan buah gampang rontok, regenerasi sel dan fotosintetis,  dan meningkatkan daya tahan tanaman dari serangan hama seperti lalat buah. Bagi tanah, tepung kulit telur dapat mengurangi kadar keasaman tanah, yang tentunya akan membuat tanaman lebih nyaman. 

Cara pemanfaatan kulit telur untuk tanaman hias cukup mudah, yang biasa kami lakukan adalah dengan menghancurkan cangkang telur terlebih dahulu, tidak mesti harus berbentuk tepung ya.  Kemudian taburkan saja disekeliling tanaman hias.  Oh ya cangkang telur dan karpet telur bisa loh digunakan sebagai pot untuk persemaian bibit tanaman.  

2.  Kulit Bawang Merah


Kulit bawang mengandung hormon pertumbuhan allicin dan thiamin sebagai zat pengatur tumbuh  tanaman (ZPT), yang dapat merangsang tumbuhnya akar.  Kandungan kalium, magnesium, fosfor dan zat besi pada kulit bawang tentu saja akan membuat tanaman tumbuh subur.  Manfaat lain dari kulit bawang merah adalah sebagai mulsa organik yang dapat menjaga kelembaban tanah, mencegah tumbuhnya gulma, serta dapat mengusir ulat, kutu, dan jamur yang dapat mengancam  tanaman kesayangan kita.  Cara pemberiannya, cukup dengan menaburkan kulit bawang disekitar tanaman hias secara merata.

3. Air Leri atau Air Cucian Beras 




Air cucian beras atau air leri mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Berikut jenis dan jumlah nutrisi yang terkandung dalam air cucian beras: 6-8% protein, 30-40% serat kasar, 10-20% asam amino bebas, 20-30% kalsium (Ca), 45-50% total fosfor (P), 45-50% besi (Fe), 10-12% seng (Zn), 40-45% kalium (K), 55-60% tiamin, 25-30% riboflavin, 60-65% niasin.  

Selain memberikan nutrisi, air cucian beras mengandung bakteri yang bermanfaat bagi tanaman, seperti: bakteri  Pseudomonas fluorescens yang beradaptasi pada sistem perakaran tanaman. Bakteri ini dapat menghambat perkembangbiakan patogen.  Bakteri Pektolitik pektin adalah sejenis mikroba yang mensintesis karbohidrat dan asam amino untuk menghasilkan hormon pertumbuhan (ZPT).  Dalam pengaplikasiannya,  air cucian beras dapat disemprotkan secara langsung sebagai pupuk daun, atau dikocorkan pada media tanah, setelah terlebih dahulu didiamkan selama 1-2 jam.   

4. Kulit Pisang



Kulit pisang memiliki kandungan kalium organik yang cukup tinggi, yaitu sekitar 42 %, protein, dan potasium. Kalium  membantu memperkuat batang tanaman dan melawan penyakit. Protein membuat tanaman menjadi subur, dan lebat jika berbuah, dan potasium dapat membantu tanaman tahan dari kekeringan, sehingga tanaman tidak cepat layu.  

Pemberian kulit pisang sebagai nutrisi tanaman dapat dilakukan secara langsung diletakan pada pot tanaman, dikeringkan dan kemudian baru diberikan pada tanaman, atau dirubah terlebih dahulu menjadi POC atau pupuk kompos padat.  

5. Ampas Kopi



Ampas kopi mengandung 2,28% nitrogen., fosfor 0,06% dan 0,6% kalium. pH ampas kopi sedikit asam, berkisar 6,2 pada skala pH. Selain itu, ampas kopi mengandung magnesium, sulfur dan kalsium yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.  Manfaat ampas kopi untuk tanaman antara lain: menyebabkan warna bunga atau daun tanaman menjadi lebih cerah, mulsa, mencegah serangan molusca dan jamur, dan menambah kandungan nitrogen tanah.  Pemberian ampas kopi dapat dilakukan dengan cara menaburkan disekitar tanaman hias kita. 

Baca juga : | Atasi Genangan dengan Biopori  |

Sebaiknya sahabat erwinanta,  menyiapkan tempat pembuatan kompos khusus untuk limbah organik.  Alatnya gampang dibuat, mau beli pun banyak tersedia di toko-toko online. Sejak dari rumah kita, sebaiknya sampah sudah mulai kita pilah.  Sampah organik, kita manfaatkan kembali untuk pupuk organik, dan sampah anorganik biarlah selama belum bisa kita daur ulang kita kirimkan ke Bank Sampah  atau ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah.  

Kebetulan untuk alat pengolahan kompos sekala rumah tangga, kami menggunakan composting bag kapasitas 80 liter, yang siap menampung limbah organik dapur untuk 3 bulan kedepan 😉. Jadi sahabatku pencinta tanaman hias, akan selalu memiliki tanah kompos yang kaya nutrisi dan tentunya menghemat pengeluaran untuk media tanam. 



Sore ini udara di kota liwa  sejuk seperti biasanya. Mendung sudah terlihat dan segera akan meneteskan hujan. Saya sedang menyiapkan hidangan sore ini berupa pisang goreng. Tentu nikmat rasanya pisang goreng hangat, ditemani dengan secangkir kopi robusta petik merah yang masih mengepulkan asap.

Hhhhmmmmm...hati senang, perut kenyang dan tanaman pun riang ... 😁 

... yuk kita mulai melatih diri kita untuk terbiasa memilah dan mengurangi sampah sejak dari rumah kita... salam 3R (reuse, reduce, recycle) ... 


Happy Gardening... 



Sabtu, 03 Desember 2022

Atasi Genangan dengan Biopori

Assalamualaikum, Salam Rimba Lestari ...
Alhamdulillah, bulan ini kita sudah memasuki musim penghujan, semoga Allah SWT mendekatkan musim penghujan ini dengan berkah-Nya dan bukan bencana atau azab-Nya.... aamiiin.

Hal yang merepotkan pada saat musim penghujan adalah genangan air yang terjadi di pekarangan rumah kita. Genangan air muncul karena ketidakmampuan tanah untuk menyerap air secara cepat.  Air yang masuk kedalam pekarangan berasal dari cucuran atap rumah, permukaan jalan, atau dari saluran drainase yang terganggu.  Apalagi rumah yang posisinya berada rendah dari jalan atau bangunan rumah lainnya, sudah dipastikan manakala hujan tiba, penghuninya akan selalu dihantui oleh rasa cemas dan was-was akan terjadinya banjir.

Untuk mengantisipasi hal ini, ada baiknya sebelum memasuki musim penghujan, bersama warga lainnya, bergotong royong untuk membersihkan saluran drainase dari sedimentasi dan sampah yang dapat mengurangi kapasitas dan kelancaran limpasan air ke badan sungai.  Ruang-ruang terbuka hijau perlu ditingkatkan agar ketersediaan air tanah dapat terjamin dengan baik. Salah satu teknik sederhana untuk menjamin ketersediaan air tanah dan mengatasi genangan adalah dengan pembuatan Biopori. 

Merangkum dari halaman Wikipedia, BIOPORI merupakan salah satu manajemen konservasi tanah dan air.  Metode ini pertama kali  dicetuskan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata  (seorang dosen dan peneliti dari Fakultas Pertanian IPB), berdasarkan hasil penelitiannya tentang efektivitas mulsa vertikal (vertical mulch) untuk konservasi tanah dan air pada tahun 1993-1995, yang ternyata teknik ini mampu meningkatkan penyerapan air tanah, peningkatan kesehatan tanah, dan penanganan limbah organik.  Teknik ini diaplikasikan untuk penanganan banjir di Jakarta pada tahun 2007, dan sejak saat itu namanya berubah menjadi Biopori.   

Prinsip kerja Biopori adalah dengan cara melubangi tanah sedalam 100 cm dengan diameter 10-30 cm, dengan melubangi tanah tersebut akan didapatkan luas bidang penyerapan air ± 3.220,13 cm2, tanpa Biopori hanya memiliki luas bidang penyerapan 78 cm2. Biopori diisi dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos dan menghidupi fauna tanah yang seterusnya akan menciptakan pori-pori tanah secara alami. 

Cara Pembuatan Biopori:

  1. Bahan: Pipa paralon/PVC ukuran diameter 3,5", panjang 80 cm atau 100 cm, dan tutup PVC.  Pipa PVC dilubangi sepanjang sisinya, begitu pula pada tutup PVC.   
  2. Alat: bor tanah biopori manual (diameter mata bor: 10 cm/4 inchi), dapat dibeli di toko online dengan harga berkisar antara Rp 80.000 - 100.000.  Apabila tidak ada dapat menggunakan linggis.
  3. Cara: gali tanah dengan menggunakan bor tanah biopori / linggis, apabila tanahnya keras dapat disiram air supaya gembur dan mudah dikerjakan. Lubangi tanah sedalam ukuran panjang pipa PVC dengan jarak antar lubang 50 - 100 cm. 
  4. Masukan pipa PVC kedalam lubang, sisakan bagian diatas tanah setinggi ± 5 cm, sebagai dudukan untuk tutup PVC dan juga untuk memudahkan mencabut pipa dan material kompos
  5. Biopori sudah siap digunakan. Agar biopori bertahan lama, maka Biopori harus selalu terisi sampah organik. 


Pembuatan Biopori (dari berbagai sumber)


Untuk mengetahui berapa lubang biopori yang harus dibuat, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:


Sebagai contoh penerapan:   

Intensitas hujan 50 mm/jam, laju peresapan air 3 liter/menit (180 liter/jam), luas bidang 100 m2 , maka jumlah Lubang Resapan Biopori (LRB) minimal sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.  

Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman  100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik, artinya jika setiap lubang terisi sampah organik selama 2 hari, maka 28 lubang dapat diisi sampah organik selama 56 hari dengan volume 218,4 liter..   


Contoh aplikasi biopori pada carport


Demikian ulasan  singkat pembuatan Biopori, silahkan diaplikasikan di pekarangan rumah masing-masing ya, dan semoga bermanfaat ... salam sehat

Wassalam 

 



Terbaru

Selamat Datang 2024

"Hari ini tanggal 2 Januari 2024, pukul 07.32 WIB, hari pertama masuk kerja! Berdiri di barisan paling depan, acara apel pagi, di lapan...

Populer