sumber: earthreminder.com |
“Bumi makin panas” sepenggal kalimat yang acap kali terdengar, mendeskripsikan kondisi cuaca yang dirasakan sebulan terakhir ini. Padahal kami berdomisili di daerah yang boleh dikatakan terdingin di Propinsi Lampung. Cuaca yang panas, membuat suasana menjadi tidak nyaman, gampang emosi dan tempramental (stress), dan membuat malas beraktivitas. Ancaman terbesar dari cuaca panas adalah kekeringan yang beresiko terjadinya paceklik, inflasi, wabah penyakit, dan kebakaran lahan dan hutan. Ada apa ya dengan bumi ini?
Munculnya kekuatiran akan masa depan planet bumi yang kemudian diikuti dengan berbagai kampanye dan aksi kepedulian penyelamatan dari kerusakan, berlangsung sudah sejak lama. Adalah seorang Senator dari Wisconsin, Amerika Serikat bernama Gaylord Nelson, yang pertama kali memulai menyelenggarakan Hari Bumi pada tanggal 22 April 1970. Nelson terinspirasi setelah menyaksikan kerusakan akibat tumpahan minyak di Santa Barbara, California pada tahun 1969.
Aksi yang dilakukan oleh Gaylord Nelson menyadarkan manusia akan pentingnya kondisi lingkungan hidup yang lestari. Dia berharap Hari Bumi menjadi cara untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya perlindungan lingkungan. Lebih dari 20 juta orang di seluruh Amerika Serikat berpartisipasi dalam Hari Bumi pertama. Hari Bumi dengan cepat menjadi fenomena global, yang terus diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya. Tujuan global Hari Bumi sedunia adalah untuk membangkitkan kesadaran terhadap masalah lingkungan yang tengah mengancam kehidupan di bumi dan mempromosikan solusi untuk masa depan yang berkelanjutan.
Tahun 2023 merupakan hari bumi sedunia yang ke-53, yang dirayakan lebih dari 1 milyar manusia di 193 negara di seluruh dunia. Tema hari bumi tahun 2023 masih melanjutkan tema hari bumi tahun 2022 yaitu “Invest in Our Planet”. Tema ini bertujuan agar terjalin hubungan kemitraan yang kuat untuk membangun masa depan bumi yang hijau, sejahtera, dan adil, membangun keterlibatan secara nyata dan inovatif antara swasta, pemerintah, dan masyarakat sipil dalam mengatasi krisis iklim, dan mengadopsi prinsip-prinsip ekonomi hijau dalam penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan.
Peringatan Hari Bumi di Indonesia, dibarengi dengan peringatan Hari Idul Fitri, dan peristiwa fenomenal berupa gerhana matahari hybrid pada tanggal 20 April 2023, serta udara panas yang melanda di 32 propinsi di Indonesia.
Berbagai Tema peringatan Hari Bumi Sedunia dari tahun 2005-2022:
- Tahun 2005: “Healthy Environment for Children” dimaksudkan untuk mengajak masyarakat melestarikan lingkungan untuk generasi yang akan datang.
- Tahun 2006: “Science and Faith” dimaksudkan bahwa untuk melindungi planet bumi didasari pada kepercayaan akan ilmu pengetahuan.
- Tahun 2007: “Be Kind to the Earth” dimaksudkan agar pengelolaan sumber daya di bumi dilakukan secara bijaksana dengan prinsip-prinsip kelestarian.
- Tahun 2008: “Trees Please”, bertujuan untuk mendorong setiap orang agar melindungi pohon dan hutan.
- Tahun 2009: “How Do You Get Around”, berfokus pada cara-cara untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim akibat polusi yang berasal dari sistem transportasi.
- Tahun 2010: “A Billion Acts of Green”, Upaya kecil dapat membuat perbedaan besar. Mempopulerkan gerakan penanaman pohon.
- Tahun 2011: “Clear the Air”, gerakan udara bersih melalui pembatasan aktivitas yang berpotensi timbulkan polusi udara.
- Tahun 2012: “Mobilize the Earth”, bertujuan memobilisasi setiap individu harus terlibat dan dilibatkan dalam menjaga lingkungan.
- Tahun 2013: “The Face of Climate Change”, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan dampak buruk perubahan iklim .
- Tahun 2014: ”Green Cities”, membangun kawasan perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
- Tahun 2015: “It’s Our Turn to Lead”, mendorong pemimpin-pemimpin negara untuk berkomitmen dalam merawat bumi tetap lestari.
- Tahun 2016: “Trees for the Earth”, Menanam lebih banyak pohon untuk mencegah deforestasi adalah salah satu tujuan dari kampanye ini.
- Tahun 2017: “Environmental & Climate Literacy”. Fokus pada kesadaran akan perubahan iklim
- Tahun 2018: “End Plastic Pollution”, gerakan untuk membatasi penggunaan plastik.
- Tahun 2019: “Protect Our Species”, mencegah punahnya spesies flora dan fauna akibat aktivitas manusia.
- Tahun 2020: “Climate Action”, gerakan aksi mitigasi perubahan iklim.
- Tahun 2021: “Restore Our Earth”, setiap aspek kehidupan di Bumi saling berhubungan, karenanya selamatkan bumi sama dengan menyelamatkan kehidupan.
- Tahun 2022: “Invest in Our Planet”, membangun investasi dan gerakan ekonomi hijau, dengan memperkuat kemitraan multipihak.
Baca Juga:
Bagaimana Cara Terlibat dalam Hari Bumi 2023?
Ada banyak cara untuk merayakan Hari Bumi 2023. Cara paling efektif untuk memulainya adalah dengan mengetahui masalah lingkungan yang sedang kita hadapi, dan solusi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Berikut ini beberapa upaya untuk menyelamatkan bumi yang dapat dimulai dari diri dan tempat tinggal kita:
- Menempatkan makna Hari Bumi untuk menumbuhkan empati terhadap lingkungan. Kontribusi kecil bagi bumi sudah cukup untuk membuat perubahan besar, misalnya meletakkan kaleng bekas atau sampah lainnya di tempat sampah.
- Menghemat penggunaan air. Air adalah sumber daya berharga yang telah disediakan oleh bumi, dimana secara persentase ketersediaan air bersih dan air minum menurun setiap tahunnya.
- Pengelolaan limbah yang tepat dan menguntungkan. Kompos adalah cara terbaik untuk membuang sampah organik rumah tangga seperti sayuran dan kulit buah, daun, ampas kopi bekas, dan lain sebagainya.
- Kurangi Jejak Karbon. Jejak karbon secara sederhana didefinisikan sebagai jumlah karbon dioksida (karbon) yang dikeluarkan oleh tindakan individu, produk, peristiwa, kelompok atau organisasi yang secara langsung atau tidak langsung merugikan bumi kita. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mengurangi bahan bakar fosil, mengembangkan green transportation
- Menanam pohon. Menanam pohon merupakan solusi untuk mengatasi semua masalah lingkungan seperti erosi, pencemaran, dan keanekaragaman hayati
- Katakan Tidak pada Plastik. Polusi plastik adalah musuh dan ancaman terbesar bagi bumi. Sampah plastik merupakan sampah non-biodegradable yang membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terurai.
- Aplikasikan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Jika kita mengikuti Tiga R ini dengan benar, kita dapat menyelamatkan bumi kita. Penting untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya yang merusak sumber daya alam kita . Kita harus menggunakan barang-barang yang dapat kita gunakan kembali seperti tas belanja yang terbuat dari kain, bukan plastik. Daur ulang barang sebanyak yang Anda bisa.
- Jaga Kebersihan Lingkungan. Bumi juga rumah bagi kita, karenanya perlu dijaga kebersihannya.
- Penggunaan Energi Baru Terbarukan yang Ramah Lingkungan. Sumber energi konvensional seperti batubara, minyak bumi, gas alam, semakin berkurang jumlahnya, dan hari demi hari, sumber daya alam ini semakin habis. Sumber energi konvensional juga penyumbang meningkatnya emisi gas rumah kaca.
- Kurangi Penggunaan Kertas. Lebih banyak kertas berarti lebih banyak penebangan pohon . Untuk menghentikan penebangan pohon kita perlu menghentikan atau mengurangi penggunaan kertas yang tidak perlu.
- Pembangunan berkelanjutan atau pembangunan rendah karbon. Pembangunan tanpa menguras dan mengeksploitasi sumber daya alam dikenal sebagai pembangunan berkelanjutan.
- Mendidik dan Menyebarkan Kesadaran. Mendidik diri sendiri dan mencoba mendidik orang lain tentang kondisi bumi yang rentan. Jelajahi, pelajari, kumpulkan pengetahuan, dan bagikan dengan dunia.
- Berdonasi untuk amal. Jika Anda tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan Hari Bumi apa pun , Anda masih dapat menjadi bagian dari acara global tersebut dengan berdonasi ke organisasi yang bekerja untuk konservasi Bumi.
- Belanja Lokal dan Budidaya Organik. Dengan mendukung petani dan bisnis lokal, kita dapat mengurangi polusi dari transportasi , dan kita juga dapat mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Pemanasan global, perubahan iklim , polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan lain sebagainya adalah beberapa masalah utama yang diderita bumi kita. “Selamatkan Bumi Selamatkan Kehidupan”
--- Salam Lestari ---
Referensi:
Disarikan dari judul “Earth Hour 2023: Theme, Date, Latest Events and Celebrations (link: https://www.earthreminder.com/earth-day-2023-theme-date-events-celebrations/)