Minggu, 30 April 2023

Memperingati Hari Bumi Sedunia Tahun 2023, Apa kontribusi kita untuk menjaga dan merawat Bumi?

sumber: earthreminder.com

“Bumi makin panas” sepenggal kalimat yang acap kali terdengar, mendeskripsikan kondisi cuaca yang dirasakan sebulan terakhir ini. Padahal kami berdomisili di daerah yang boleh dikatakan terdingin di Propinsi Lampung. Cuaca yang panas, membuat suasana menjadi tidak nyaman, gampang emosi dan tempramental (stress), dan membuat malas beraktivitas.  Ancaman terbesar dari cuaca panas adalah kekeringan yang beresiko terjadinya paceklik, inflasi, wabah penyakit, dan kebakaran lahan dan hutan.   Ada apa ya dengan bumi ini? 

Munculnya kekuatiran akan masa depan planet bumi yang kemudian diikuti dengan berbagai kampanye dan aksi kepedulian penyelamatan dari kerusakan, berlangsung sudah sejak lama. Adalah seorang Senator dari Wisconsin, Amerika Serikat bernama Gaylord Nelson, yang pertama kali memulai menyelenggarakan Hari Bumi pada tanggal 22 April 1970. Nelson terinspirasi setelah menyaksikan kerusakan akibat tumpahan minyak di Santa Barbara, California pada tahun 1969. 

Aksi yang dilakukan oleh Gaylord Nelson menyadarkan manusia akan pentingnya kondisi lingkungan hidup yang lestari. Dia berharap Hari Bumi menjadi cara untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya perlindungan lingkungan.  Lebih dari 20 juta orang di seluruh Amerika Serikat  berpartisipasi dalam Hari Bumi pertama. Hari Bumi dengan cepat menjadi fenomena global, yang terus diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya.  Tujuan global Hari Bumi sedunia adalah untuk membangkitkan kesadaran terhadap masalah lingkungan yang tengah mengancam kehidupan di bumi dan mempromosikan solusi untuk masa depan yang berkelanjutan.

Tahun 2023 merupakan hari bumi sedunia yang ke-53, yang dirayakan lebih dari 1 milyar manusia di 193 negara di seluruh dunia.  Tema hari bumi tahun 2023 masih melanjutkan tema hari bumi tahun 2022 yaitu “Invest in Our Planet”.  Tema ini bertujuan agar terjalin hubungan kemitraan yang kuat untuk membangun masa depan bumi yang hijau, sejahtera, dan adil, membangun keterlibatan secara nyata dan inovatif antara swasta, pemerintah, dan masyarakat sipil dalam mengatasi krisis iklim, dan mengadopsi prinsip-prinsip ekonomi hijau dalam penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan. 

Peringatan Hari Bumi di Indonesia, dibarengi dengan peringatan Hari Idul Fitri, dan peristiwa fenomenal berupa gerhana matahari hybrid pada tanggal 20 April 2023, serta udara panas yang melanda di 32 propinsi di Indonesia.

Berbagai Tema peringatan Hari Bumi Sedunia dari tahun 2005-2022:

  • Tahun 2005: “Healthy Environment for Children” dimaksudkan untuk mengajak masyarakat melestarikan lingkungan untuk generasi yang akan datang.
  • Tahun 2006: “Science and Faith” dimaksudkan bahwa untuk melindungi planet bumi didasari pada kepercayaan akan ilmu pengetahuan.
  • Tahun 2007: “Be Kind to the Earth” dimaksudkan agar pengelolaan sumber daya di bumi dilakukan secara bijaksana dengan prinsip-prinsip kelestarian. 
  • Tahun 2008: “Trees Please”, bertujuan untuk mendorong setiap orang agar melindungi pohon dan hutan.
  • Tahun 2009: “How Do You Get Around”,  berfokus pada cara-cara untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim akibat polusi yang berasal dari sistem transportasi.
  • Tahun 2010: “A Billion Acts of Green”, Upaya kecil dapat membuat perbedaan besar. Mempopulerkan gerakan penanaman pohon.
  • Tahun 2011: “Clear the Air”, gerakan udara bersih melalui pembatasan aktivitas yang berpotensi timbulkan polusi udara.
  • Tahun 2012: “Mobilize the Earth”, bertujuan memobilisasi setiap individu harus terlibat dan dilibatkan dalam menjaga lingkungan.
  • Tahun 2013: “The Face of Climate Change”, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan dampak buruk perubahan iklim .
  • Tahun 2014: ”Green Cities”, membangun kawasan perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 
  • Tahun 2015: “It’s Our Turn to Lead”, mendorong pemimpin-pemimpin negara untuk berkomitmen dalam merawat bumi tetap lestari.
  • Tahun 2016: “Trees for the Earth”, Menanam lebih banyak pohon untuk mencegah deforestasi adalah salah satu tujuan dari kampanye ini.
  • Tahun 2017: “Environmental & Climate Literacy”. Fokus pada kesadaran akan perubahan iklim
  • Tahun 2018: “End Plastic Pollution”, gerakan untuk membatasi penggunaan plastik.
  • Tahun 2019: “Protect Our Species”, mencegah punahnya spesies flora dan fauna akibat aktivitas manusia.
  • Tahun 2020: “Climate Action”, gerakan aksi mitigasi perubahan iklim.
  • Tahun 2021: “Restore Our Earth”, setiap aspek kehidupan di Bumi saling berhubungan, karenanya selamatkan bumi sama dengan menyelamatkan kehidupan. 
  • Tahun 2022: “Invest in Our Planet”, membangun investasi dan gerakan ekonomi hijau, dengan memperkuat kemitraan multipihak.


Baca Juga:


Bagaimana Cara Terlibat dalam Hari Bumi 2023?

Ada banyak cara untuk merayakan Hari Bumi 2023. Cara paling efektif untuk memulainya adalah dengan mengetahui masalah lingkungan yang sedang kita hadapi, dan solusi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Berikut ini beberapa upaya untuk menyelamatkan bumi yang dapat dimulai dari diri dan tempat tinggal kita:

  • Menempatkan makna Hari Bumi untuk menumbuhkan empati terhadap lingkungan. Kontribusi kecil bagi bumi sudah cukup untuk membuat perubahan besar, misalnya meletakkan kaleng bekas atau sampah lainnya di tempat sampah. 
  • Menghemat penggunaan air.  Air adalah sumber daya berharga yang telah disediakan oleh bumi, dimana secara persentase ketersediaan air bersih dan air minum menurun setiap tahunnya. 
  • Pengelolaan limbah yang tepat dan menguntungkan. Kompos adalah cara terbaik untuk membuang sampah organik rumah tangga seperti sayuran dan kulit buah, daun, ampas kopi bekas, dan lain sebagainya. 
  • Kurangi Jejak Karbon. Jejak karbon secara sederhana didefinisikan sebagai jumlah karbon dioksida (karbon) yang dikeluarkan oleh tindakan individu, produk, peristiwa, kelompok atau organisasi yang secara langsung atau tidak langsung merugikan bumi kita. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mengurangi bahan bakar fosil, mengembangkan green transportation 
  • Menanam pohon. Menanam pohon merupakan solusi untuk mengatasi semua masalah lingkungan seperti erosi, pencemaran, dan keanekaragaman hayati
  • Katakan Tidak pada Plastik. Polusi plastik adalah musuh dan ancaman terbesar bagi bumi. Sampah plastik merupakan sampah non-biodegradable yang membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terurai.
  • Aplikasikan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Jika kita mengikuti Tiga R ini dengan benar, kita dapat menyelamatkan bumi kita. Penting untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya yang merusak sumber daya alam kita . Kita harus menggunakan barang-barang yang dapat kita gunakan kembali seperti tas belanja yang terbuat dari kain, bukan plastik. Daur ulang barang sebanyak yang Anda bisa.
  • Jaga Kebersihan Lingkungan. Bumi juga rumah bagi kita, karenanya perlu dijaga kebersihannya. 
  • Penggunaan Energi Baru Terbarukan yang Ramah Lingkungan. Sumber energi konvensional seperti batubara, minyak bumi, gas alam, semakin berkurang jumlahnya, dan hari demi hari, sumber daya alam ini semakin habis. Sumber energi konvensional juga penyumbang meningkatnya emisi gas rumah kaca.
  • Kurangi Penggunaan Kertas. Lebih banyak kertas berarti lebih banyak penebangan pohon . Untuk menghentikan penebangan pohon kita perlu menghentikan atau mengurangi penggunaan kertas yang tidak perlu.
  • Pembangunan berkelanjutan atau pembangunan rendah karbon.  Pembangunan tanpa menguras  dan mengeksploitasi sumber daya alam dikenal sebagai pembangunan berkelanjutan. 
  • Mendidik dan Menyebarkan Kesadaran. Mendidik diri sendiri dan mencoba mendidik orang lain tentang kondisi bumi yang rentan. Jelajahi, pelajari, kumpulkan pengetahuan, dan bagikan dengan dunia.
  • Berdonasi untuk amal. Jika Anda tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan Hari Bumi apa pun , Anda masih dapat menjadi bagian dari acara global tersebut dengan berdonasi ke organisasi yang bekerja untuk konservasi Bumi.
  • Belanja Lokal dan Budidaya Organik. Dengan mendukung petani dan bisnis lokal, kita dapat mengurangi polusi dari transportasi , dan kita juga dapat mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya lainnya.

Pemanasan global, perubahan iklim , polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan lain sebagainya adalah beberapa masalah utama yang diderita bumi kita. “Selamatkan Bumi Selamatkan Kehidupan”

--- Salam Lestari ---

Referensi:

Disarikan dari judul “Earth Hour 2023: Theme, Date, Latest Events and Celebrations (link: https://www.earthreminder.com/earth-day-2023-theme-date-events-celebrations/)


Mengenal PGPR – Teknologi pertanian ramah lingkungan sekaligus menguntungkan secara ekonomi


PGPR merupakan singkatan dari Plant Growth Promoting Rhizobakteri atau diterjemahkan sebagai Rizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman (RPTT). PGPR merupakan bakteri penghuni lapisan tanah (rhizosfer) yang hidup berkoloni dan  berasosiasi pada akar tanaman membentuk hubungan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara bakteri dengan tanaman. 

Rhizosfer merupakan lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar zona perakaran. Lapisan tanah rhizosfer kaya akan nutrisi dan menjadi media untuk pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, sehingga terbentuk pori-pori tanah yang cukup untuk sirkulasi oksigen dan karbondioksida yang dibutuhkan pula bagi bakteri tanah dalam mendukung kehidupannya.  Bakteri tanah (PGPR) memproduksi phytohormon seperti Indol Asam Asetat (IAA), mengurai fosfat (P) dan memfiksasi nitrogen (N), sebagai unsur hara penting bagi pertumbuhan tanaman serta menyehatkan akar tanaman. 

Hampir semua tanaman memiliki asosiasi dengan bakteri tanah di bagian akarnya. Tanaman yang paling mudah diketahui simbiosisnya dengan bakteri adalah tanaman dari famili Leguminosae atau tanaman kacang-kacangan. Pada Leguminosae terdapat bintil-bintil akar yang berisi bakteri Rhizobium. Bakteri tersebut berperan dalam proses penangkapan Nitrogen. 

Tanaman lain yang akarnya berasosiasi dengan PGPR diantaranya adalah akar jagung, padi, gandum, rumput gajah, rumput teki, alang-alang, kelapa, bambu, dan tanaman putri malu.  Jenis bakteri tanah atau PGPR yang dapat berasosiasi dengan akar tanaman sebagian besar merupakan bakteri gram negatif yang bergenus seperti Bacillus sp., Pseudomonas sp., Enterobacter sp., Burkholderia sp., Klebsiella sp., Variovoraz sp., Azospirillum sp., Azotobacteria sp., dan Serratia sp.

Secara garis besar, PGPR memiliki 4 (empat) manfaat utama bagi tanaman, yaitu: 

  1. Sebagai pemacu atau perangsang pertumbuhan (biostimulants) dengan mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai jenis zat pengatur tumbuh (Phytohormon) seperti auksin, sitokinin, giberelin, dan etilen. Phytohormon berfungsi untuk memperbaiki dan merangsang pertumbuhan akar menjadi lebih banyak sehingga memperluas bidang absortif akar dalam menyerap unsur hara, meningkatkan daya berkecambah benih, dan merangsang pembentukan bunga dan buah, serta menghambat produksi etylen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua dan mati).
  2. Sebagai penyedia unsur hara (biofertilizers) dengan mengikat nitrogen (N) dari udara secara asimbiosis dan melarutkan unsur hara fosfat (P) yang terikat dalam tanah, dengan demikian kebutuhan nutrisi tanaman dapat tercukupi, dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap stress kekeringan, salinitas tinggi, dan racun-racun logam.  
  3. Sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berasal dari tanah (bioprotectans) pertumbuhan penyakit melalui mekanisme: menginduksi resistensi sistemik dari tanaman, memproduksi siderofor yang mengkhelat besi sehingga besi tidak tersedia untuk pathogen, sintesis metabolit yang bersifat anti jamur, seperti antibiotik, enzim yang mendegradasi dinding sel jamur, atau hidrogen sianida yang menekan pertumbuhan jamur pathogen, dan berkompetisi ruang hidup terhadap patogen untuk nutrisi atau tempat di akar. 
  4. PGPR sebagai teknologi pertanian ramah lingkungan. Penerapan PGPR akan mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan kimia (anorganik) seperti pestisida di dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. PGPR merupakan teknologi pengendalian OPT melalui prinsip “Budidaya Tanaman Sehat” secara ekologis dan juga ekonomis (rendah biaya).

Teknik pembuatan PGPR dilakukan dengan tiga tahapan utama, yaitu Tahap Penyiapan Biang, Tahap Penyiapan Inokulan, dan Tahap Fermentasi (Inkubasi).   

A. Penyiapan Biang PGPR 

Foto: Iqbal (2021)
  • Siapkan akar tanaman yang berasosiasi dengan PGPR, seperti akar bambu, akar putri malu, akar rumput gajah, sebanyak ± 500 gram. 
  • Bersihkan tanah yang menempel di perakaran tapi jangan terlalu bersih, setelah bersih dipukul (geprek) dengan bambu sampai memar
  • Masukkan kedalam wadah dan diisi dengan 2 Liter air
  • Tutup rapat dengan plastik hitam dan diikat dengan karet
  • Simpan di tempat sejuk dan jangan dibuka selama 5 -7 hari
  • Biang siap pakai memiliki ciri beraroma masam, warna air keruh, dan berbusa 

B. Penyiapan Media Inokulan PGPR 

Foto: Iqbal (2021)
  • Air bersih atau air masak (steril) yang berasal dari air sumur atau air hujan sebanyak 20 liter
  • Bekatul (dedak) sebanyak 0,5 Kg atau air cucian beras (air leri) sebanyak 1-2 liter (penyedia karbohidrat)
  • 1 ons terasi (berfungsi untuk penyedia protein)
  • 1 sendok makan kapur sirih (berfungsi meningkatkan pH)
  • Molase (tetes tebu) atau gula merah / gula pasir sebanyak 2 ons (berfungsi sebagai energi bagi bakteri untuk memperbanyak dirinya)
  • Bekatul / air leri, terasi dan gula dimasukan ke dalam panci dan tambahkan air (dari air yang 20 liter) sebanyak 4 liter.  Adonan diaduk hingga merata dan dipanaskan hingga mendidih (15-20 menit).
  • Setelah adonan mendidih, diangkat kemudian diamkan sampai mendingin (temperatur adonan sama dengan temperatur udara luar/ruangan)
  • Peras atau saring adonan sehingga menjadi larutan kental dan kemudian masukan ke dalam wadah sisa air yang 20 liter.

Foto: Iqbal (2021)

C. Proses fermentasi (inkubasi) PGPR

Foto: Iqbal (2021)

  • Campurkan biang PGPR (hasil proses A) ke dalam larutan hasil perasan adonan (proses B)
  • Tong atau wadah tempat pencampuran tersebut kemudian ditutup rapat (pastikan tidak ada celah udara, guna menghindari kontaminasi)
  • Diamkan selama 1-2 minggu.
  • Lakukan pengadukan setiap hari (dapat menggunakan aerator) selama 5-7 hari. 
  • Setelah 1-2 minggu larutan siap pakai, yang dicirikan dengan aroma berbau masam.
 
PGPR siap diaplikasikan 

Cara Aplikasi / penggunaan PGPR

PGPR bukanlah pupuk daun, sehingga dalam pengaplikasiannya dilakukan dengan cara disemprotkan atau dikocorkan pada media tanam atau tanah di sekitar tanaman.  Pengaplikasian dianjurkan pada sore hari setelah pukul 15.00 - 17.00 atau pada pagi hari 07.00 -  09.00.

a) Perlakuan pada benih:

  • Terlebih dahulu benih dicuci dengan air bersih yang mengalir, guna membuang sisa-sisa senyawa kimia pestisida sekaligus memisahkan benih yang berkualitas jelek.
  • Larutkan 250 cc PGPR kedalam 20 liter air bersih kemudian benih direndam selama 10 – 12 jam.

b) Perlakuan pada tanaman:                                                                        

  • Tanaman Padi: gunakan PGPR sebanyak 12 ml/liter pada 3 hari sebelum tanam , 15 hst, 30 hst dan 45 hst (hst= hari setelah tanam) dengan cara disemprotkan dengan volume semprot bertekanan rendah (boros/tidak berkabut)
  • Tanam hortikultura: kocorkan PGPR sebanyak 12 ml per liter air setiap 7- 10 hari sekali.
  • Tanam keras: kocorkan PGPR sebanyak 17 ml per liter air setiap 1 bulan sekali.
  • Tanaman semusim: PGPR dibuat dengan konsentrasi 5 ml per liter air dengan volume sebanyak 400-600 ml larutan per tanaman. 
  • Tanaman tahunan, jumlah larutan yang dipergunakan dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman.
  • Tanaman di persemaian: larutkan 250 – 1000 cc  PGPR  kedalam 20 liter air bersih, kemudian siramkan disekitar media persemaian. Lakukan setiap 7- 10 hari sekali. 

Baca juga : 

PGPR mendukung pertanian ramah lingkungan. Pertanian ramah lingkungan adalah usaha pertanian yang bertujuan untuk memperoleh produksi optimal tanpa merusak lingkungan, baik secara fisik, kimia, biologi, maupun ekologi.  Ciri dari pertanian ramah lingkungan adalah adanya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam proses produksinya, antara lain ditandai dengan terpeliharanya keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologis biota pada permukaan dan lapisan olah tanah, serta bebas cemaran residu kimia, limbah organik dan anorganik yang berbahaya atau mengganggu proses hidupnya tanaman.   

Yuk kita jaga bumi kita dari pencemaran akibat aktivitas pertanian yang tidak ramah lingkungan.    


--- Salam Lestari ---

Referensi:

  1. PGPR: BAKTERI MENGUNTUNGKAN YANG MEMBANTU PENGENDALIAN OPT (Link: https://ditjenbun.pertanian.go.id/pgpr-bakteri-menguntungkan-yang-membantu-pengendalian-opt/)
  2. Muhammad Iqbal, 2021. Prosedur Pembuatan Pemicu Pertumbuhan Tanaman (PGPR), Plant Growth Promoting Rhizobakteri. Modul KKN, P2KPM- LP2M Universitas Mulawarman.  

Sabtu, 29 April 2023

Mengenal Trigona spp - "si Lebah tanpa sengat" - Penghasil Madu dengan rasa yang unik

Ekosistem hutan merupakan tempat tinggal lebih dari 80% fauna di bumi.  Salah satu fauna yang memiliki fungsi ekologis penting terhadap pelestarian ekosistem hutan dan sekaligus bernilai manfaat bagi manusia secara langsung adalah serangga yang bernama lebah.  Lebah diyakini sebagai salah satu fauna yang dapat dijadikan indikator bahwa kondisi lingkungan hidup di wilayah tersebut masih sangat baik. Lebah membantu proses regenerasi tegakan hutan, melalui proses yang dinamakan penyerbukan, dan madu yang dihasilkannya memiliki nilai gizi penting bagi kesehatan tubuh manusia.  Lebah di dunia ini dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu lebah bersengat dan lebah tanpa sengat.  Kali ini Jejak Erwinanta akan berbagi informasi tentang lebah tanpa sengat atau dikenal dengan nama lebah trigona atau stingless bee.     

A. Jenis-Jenis Lebah Trigona

Lebah trigona yang oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia  dikenal dengan nama - kelulut (Melayu), klanceng (Jawa), teuweul (Sunda), gala-gala (Minang), keledan (Lombok), ketape (Sulawesi), kele-kele (Bali), linot (Aceh) - merupakan salah satu serangga eusosial dari famili Apidae yakni serangga penghasil madu dari ordo Hymenoptera yang tidak memiliki sengat (stingless bee). Eusosial adalah perilaku hidup berkelompok atau berkoloni, dengan sistem pembagian kerja atau kasta. 


Di dalam satu koloni lebah trigona berisi sekitar 300 – 80.000 lebah, yang terdiri dari satu ratu lebah, ratusan lebah jantan (drone), dan ratusan sampai ribuan lebah pekerja. Ratu berkelamin betina dan fertil. Tugas ratu adalah bertelur dan menjadi pemimpin.  Lebah jantan dihasilkan dari telur yang tidak dibuahi. Satu-satunya tugas lebah jantan adalah mengawini ratu.   Lebah pekerja merupakan lebah berkelamin betina steril (tidak menghasilkan keturunan). Lebah pekerja memiliki beberapa tugas, seperti membangun dan merawat sarang, menjaga keamanan, dan mengumpulkan pakan.  Walaupun tidak memiliki sengat, lebah trigona memiliki rahang tajam (mandibula) yang berfungsi sebagai alat pemotong sekaligus digunakan sebagai alat membela diri. 

Dibandingkan dengan lebah bersengat, lebah trigona memiliki ukuran tubuh yang kecil berkisar antara 3-5 mm dengan bentang sayap sekitar 8 mm. Ukurannya yang kecil menyebabkan lebah trigona memiliki radius wilayah jelajah yang relatif pendek, hanya berkisar antara 2 m – 500 m dari sarangnya.  

Diperkirakan lebih dari 500 spesies lebah tanpa sengat yang ada di dunia. Tersebar dari kawasan tropis hingga subtropis yang dikelompokan  kedalam 4 (empat) ecoregion, yaitu Afrotropical, Neotropical, Indo-Malayan dan Australasian. Indonesia berada dalam regional Indo-Malayan.  

Di Indonesia diperkirakan terdapat lebih kurang  40 jenis lebah tanpa sengat (Trigona spp), yang terbagi  kedalam genus: Geniotrigona, Heterotrigona, Lepidotrigona, Sundatrigona dan Tetragonula.  Penyebaran trigona di Indonesia meliputi  Sumatera (± 31 spesies), Jawa (± 14 spesies), Kalimantan  (± 40 spesies), Sulawesi ( ± 6 spesies), Bali dan Nusa Tenggara (± 2 spesies).    

Tabel 1.  Beberapa jenis lebah Trigona spp 

Nama/Spesies    Nama Penemu        Tahun    
Trigona Apis spinipes   Fabricius   1793   
Trigona fulviventris  Guérin-Méneville   1845   
Trigona carbonaria  Frederick Smith   1854   
Trigona (Tetragonula) iridipennis   Frederick Smith   1854   
Trigona (Tetragonula) laeviceps   Frederick Smith   1857   
Trigona (Geniotrigona) thoracica / Trigona borneensis   Frederick Smith/Friese   1857 / 1933    
Trigona collina   Frederick Smith   1857   
Trigona (Tetrigona) apicalisFrederick Smith   1857   
Trigona (Lophotrigona) canifrons   Frederick Smith   1857   
Trigona (Tetragonula) atripes   Frederick Smith   1857   
Trigona (Lepidotrigona) nitidiventris   Frederick Smith   1857   
Trigona (Lepidotrigona) ventralis   Frederick Smith   1857   
Trigona (Lepidotrigona) terminata   Frederick Smith   1878   
Trigona apicalis   Cockerell   1927   
Trigona binghami   Herbert   F Schwarz   1937   
Trigona (Sundatrigona) moorei   Herbert F Schwarz   1937   
Trigona (Tetragonula) melina   Gribodo   1893   
Trigona (Tetragonula) biroi   Friese   1898   
Trigona fuscobalteataCameron   1908   
Trigona sapiens   Cockerell   1911   
Trigona (Heterotrigona) itama   Cockerell   1918   
Trigona (Tetragonula) geissleri   Cockerell   1918   
Trigona hockingsi   Cockerell   1929   
Trigona (Tetrigona) melanoleuca   Cockerell   1929   
Trigona (Tetragonula) sarawakensis   Herbert   F Schwarz   1937   
Trigona (Tetragonula) drescheri   Herbert   F Schwarz   1939   
Trigona (Tetragonula) minangkabau   Sakagami and Inoue   1985   
Trigona incisa   Sakagami and Inoue   1989   

Saat ini jenis-jenis yang banyak dipelihara oleh masyarakat antara lain: Heterotrigona itama, Geniotrigona thoracica, Lepidotrigona terminata, Tetragonula biroi, Trigona drescheri, dan Trigona laeviceps

B. Habitat dan Aktivitas Lebah Trigona

Habitat alami lebah trigona di Indonesia mulai dari ekosistem mangrove, hutan rawa, hutan gambut, hingga ekosistem hutan hujan dataran rendah, tersebar hingga mencapai ketinggian ± 800 mdpl, dengan kisaran suhu antara 200C - 300C, curah hujan antara 1.500 - 2.000 mm/tahun dan kelembaban udara rata-rata 60-80%.  

Lebah Trigona merupakan salah satu jenis serangga yang dapat dijadikan indikator atau penciri bahwa suatu ekosistem hutan memiliki kondisi yang masih terjaga dengan baik. Tak heran jika beternak lebah trigona termasuk katagori investasi hijau, karena yang lebih diutamakan adalah menjamin ketersediaan vegetasi yang menjadi pakan alami dan memelihara kondisi klimatologis lingkungan tempat tinggal lebah trigona.

Di ekosistem hutan mangrove, sarang trigona banyak dijumpai di pohon nyirih  (Xylocarpus garantum, Xylocarpus moluccensis), bakau (Rhizophora spp), dan putut (Bruguiera gymnorrhiza), sedangkan pada hutan rawa gambut, lebah trigona banyak bersarang pada pohon dari jenis  terentang (Campnosperma auriculatum), jelutung (Dyiera lowii), temasam (Syzygium cerina), gelam (Melaleuca leucadendra).  Di ekosistem hutan hujan dataran rendah, sarang lebah trigona banyak dijumpai pada pohon kempas (Koompassia malaccensis), kelat (Syzygium sp), riung (Castanopsis acuminatissima), nyamplung (Calophyllum inophyllum), cempedak (Artocarpus integer), beringin (Ficus sp), dan bambu (Dendrocalamus asper).   Nah dari hubungan antara jenis vegetasi dan sarang trigona ini saja, Sobat sudah dapat menilai bagaimana lebah trigona menjadi indikator terhadap kondisi suatu ekosistem hutan. 

Aktivitas lebah trigona terbagi menjadi aktivitas di dalam sarang (internal) dan aktivitas di luar sarang (eksternal). Aktivitas dalam sarang sesuai dengan masing-masing strata lebah antara lain:

  1. Lebah Pekerja: menyiapkan lem lebah (propolis) sebagai bahan baku membangun, memelihara, dan menjaga kebersihan sarang, menyiapkan kantung telur, menyiapkan storage pot (kantung madu dan pollen),  bersama lebah jantan menjaga dan melindungi sarang dari predator.
  2. Lebah Jantan: mengawini ratu, dan melakukan perawatan terhadap telur-telur hingga menjadi imago
  3. Lebah Ratu: menghasilkan telur, menghasilkan zat veronom sebagai daya tarik bagi lebah jantan dan lebah pekerja.  Satu koloni hanya terdiri dari satu lebah ratu.

Aktivitas di luar sarang hanya dilakukan oleh lebah Pekerja. Aktivitas di luar sarang antara lain aktivitas pengumpulan nektar/madu, polen/serbuk sari bunga, dan resin (getah) serta mempertahankan sarang dari ancaman. Aktivitas di luar sarang umumnya dimulai sejak pukul 6 pagi (fajar), hingga pukul 5 sore (menjelang senja). Waktu puncak dengan frekuensi tertinggi keluar masuk sarang terjadi pada pukul 09.00-10.00 pagi, dan pukul 12.00-14.00.

Aktivitas lebah trigona dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor di dalam (internal) koloni dan faktor luar (eksternal) dari lingkungan sekitarnya. Faktor internal berupa tingkat gangguan terhadap kelimpahan koloni lebah, sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh penting adalah iklim dan ketersediaan pakan.  Beberapa faktor iklim yang berpengaruh terhadap aktivitas trigona antara lain intensitas cahaya, kelembaban relatif, kecepatan angin, suhu dan intensitas hujan. 

Suhu udara yang terlalu rendah (<160C), menyebabkan lebah pekerja mengalami "kekakuan" atau "paralize", dan jika suhu terlalu tinggi (>320C) lebah pekerja lebih banyak tinggal dalam sarangnya dengan menggerakan sayapnya guna mengembalikan suhu normal dalam sarang.  Intensitas curah hujan yang tinggi dengan bulan basah yang panjang berpengaruh terhadap rendahnya aktivitas lebah dalam mencari nektar, resin, dan polen.  Jika musim hujan tiba, merupakan masa paceklik bagi petani lebah trigona. Untuk mengatasi permasalahan ini, biasanya petani lebah menyiapkan pakan tambahan (pakan subtitusi) guna menghindari "kabur" atau migrasinya koloni lebah trigona. 

Di Kabupaten Lampung Barat, terdapat 8 (delapan) kecamatan yang menjadi habitat ideal untuk pengembangan ternak lebah trigona baik melalui pemberdayaan  Kemitraan Kehutanan (Hkm dan Kemitraan Konservasi), maupun penguatan rumah tangga dan kelompok usaha desa oleh Pemerinah Daerah, yaitu di Kecamatan Batu Brak, Kecamatan Suoh, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kecamatan Pagar Dewa, Kecamatan Sumber Jaya, Gedung Surian, Air Hitam, dan Kecamatan Lumbok Seminung.  

C. Struktur Sarang

Susunan dan struktur sarang lebah trigona penting untuk diketahui oleh peternak, karena sangat berpengaruh manakala akan dilakukan pemindahan atau pemecahan (perbanyak) koloni ke sarang buatan (stup) atau manakala peternak akan melakukan pemanenan madu.  

Salah menempatkan posisi pot telur, pot madu, dan pot beepollen, akan mengancam produktivitas dan keberlangsungan hidup lebah.   Struktur sarang lebah Trigona berbeda dengan sarang lebah madu Apis, dimana dalam sarang Trigona tempat penyimpanan polen dan madu (storage pot) terpisah dengan sel anakan (brood chamber). 

Secara umum struktur sarang lebah trigona terdiri dari: 1) hanya ada satu lubang keluar masuk (entrance) yang dilapisi propolis (perekat/lem lebah) yang berbentuk corong dibagian luar, dan seperti cangkang pada bagian dalam lubang, 2) pot beepollen yang berisi tepung sari (pollen), 3) pot telur lebah dewasa (siap menetas), 4) pot telur muda dan pot calon telur, 5) pot nektar (madu). 


Untuk mengenal dan membedakan antar jenis trigona, selain ukuran dan warna tubuh (morfologi), dapat pula dilihat dari bentuk corong pada lubang keluar masuk (entrance) dari sarang lebah trigona.  Tiap kelompok jenis trigona memiliki bentuk corong yang unik, ada yang berbentuk seperti saluran pipa, corong trompet, dan berbentuk seperti bintang,  dan ada pula hanya berupa lapisan berwarna gelap disekitar lubang entrance.

Corong masuk ini terbuat dari propolis yang mengandung veronom, yang berfungsi sebagai alat navigasi  (penuntun lokasi) letak sarang atau koloni. Lebah pekerja tidak akan salah masuk sarang, walaupun koloninya memiliki sarang yang saling berdekatan. Bagi peternak keberadaan corong di lubang masuk sarang lebah dapat pula dijadikan indikator kuat lemahnya koloni lebah trigona.  Koloni lebah trigona yang sehat dan kuat ditandai dengan bentuk corong yang memiliki warna di ujungnya yang lebih muda, sebagai tanda bahwa lebah pekerja aktif merawat sarangnya, dan corong dijaga oleh lebih dari 3 ekor lebah jantan baik di mulut corong atau di sekitar corong.  

berbagai bentuk corong entrance trigona (sumber: Veronika dkk, 2019) 

Sel anakan merupakan tempat ratu bertelur dan tempat anakan berkembang dari fase telur sampai imago. Fase perkembangan lebah Trigona meliputi telur, larva, pupa dan menjadi imago. Storage pot dan brood chamber diperkuat oleh involucrum yang terbuat dari campuran resin atau getah pohon yang dikenal dengan nama propolis (lilin lebah).  Sifat lengket yang dimiliki oleh propolis digunakan lebah untuk memperbaiki sarang. Propolis juga digunakan sebagai alat pertahanan dari serangan mikroba dan jamur, karena mengandung senyawa antimikroba. Propolis dapat membunuh semua mikroba yang mengganggu yang masuk ke dalam sarang seperti bakteri, virus, jamur maupun protozoa.

D.  Produk Trigona dan Manfaatnya

Umumnya lebah trigona menghasilkan produk berupa madu dan propolis. Setiap koloni trigona menghasilkan 1-2 kg madu pertahun dengan produktivitas rata-rata 100-250 ml/3 bulan/koloni dan rata-rata propolis 2 kg/koloni/tahun. Produksi dan produktivitas madu maupun propolis sangat tergantung dengan ketersediaan vegetasi yang menjadi pakan lebah trigona, serta kualitas koloni lebah.

Madu lebah Trigona berwarna coklat gelap dan rasanya sedikit masam, kecut dan agak pahit, sangat berbeda dengan rasa madu yang berasal dari  lebah jenis Apis. Kandungan madu trigona terdiri dari:

  1. Mengandung propolis dan bee pollen secara alami sebab sarang madu dan kantong bee pollen menyatu di satu tempat.
  2. Kandungan Vitamin : Thiamin (B1), Riboflavin (B2), (B3), Asam Askorbat (C), (B5), Piridoksin (B6), Niasin, Asam Pantotenat, Biotin, Asamfolat dan vitamin K
  3. Mineral : Natirum (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Alumunium (A1), Besi (Fe), Fosfor dan Kalium (K), Pottassium, Sodium Klorin, Sulfur.
  4. Enzim-enzim Utama : Diatase, invertasem glukosa oksidase, fruktosa, peroksidase, lipase juga mengandung sejumlah kecil hormon, tembaga, iodium dan zinc. 
Dengan kandungan vitamin, mineral dan enzim-enzim tersebut, tidak heran madu trigona dapat mengatasi beragam penyakit dan meningkatkan daya kekebalan tubuh. Berbagai khasiat lainnya dari madu trigona sebagai berikut:

  • Mencegah Stroke
  • Memperlancar peredaran darah
  • Meningkatkan hormone
  • Memperkuat fungsi otak dan jantung
  • Memperbaiki sel tubuh yang rusak
  • Recovery tubuh
  • Mengendurkan bagian syaraf yang tegang
  • Menghilangkan rasa letih
  • Meningkatkan kecerdasan anak
  • Dapat dikonsumsi bagi penderita diabetes
  • Membantu masa penyembuhan pasca operasi
  • Mencegah Kanker 

Lebah trigona lebih banyak menghasilkan propolis dibandingkan dengan madunya.  Sayangnya belum banyak peternak lebah trigona yang mampu mengolah produk propolis, kendala utamanya menyangkut teknologi.  Kandungan propolis trigona antara lain berupa resin yang mengandung senyawa flavonoid, asam, dan ester fenol (45 – 55%). Lilin lebah dan plant origin (25 – 35 %). Minyak volatil (10%). Polen yang terdiri dari protein (16 asam amino bebas > 1%), arginine dan proline berjumlah 46% dari total(5%). 14 mineral mikro (Fe dan Zn yang terbanyak), keton, lacton, quinon,steroid, asam benzoat, vitamin, karbohidrat (5%).

Umumnya propolis trigona diolah untuk keperluan obat herbal karena khasiatnya sebagai antibiotik alami, antibakteri,  antifungal,  antivirus,  antioksidan, memperkuat sistem kekebalan tubuh, antiseptik, immunostimulan,  antitoksin, berperan sebagai anestetik, dan memperkuat dan mempercepat regenerasi sel. 

Allah SWT telah menciptakan lebah dengan berbagai keistimewaan yang tidak hanya bagi alam akan tetapi juga bagi manusia. Tak heran jika dalam kitab suci umat muslim, lebah dijadikan nama salah satu surah dalam Al Quran. 

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).”
“Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan” (QS. An Nahl (Lebah) ayat 68-69)

Bagaimana Sobat? Apakah sobat  tertarik untuk berternak lebah trigona? Nah jika sobat tertarik, sebelum memulai pastikan vegetasi yang menjadi pakan lebah trigona tersedia melimpah sepanjang tahun.  Jika belum ada, yuk kita mulai menanamnya. 

--- Salam Lestari ---


Referensi

  • Priawandiputra, Windra, et all, 2020. Daftar Spesies Lebah Tanpa Sengat (Stingless Bees) dan Tumbuhan Pakannya di Lubuk Bintialo dan Pangkalan Bulian, Sumatera Selatan, Laporan ZSL.
  • Veronika, Farah, dan Wulandari. 2019. Identifikasi Jenis Lebah Trigona spp. pada Zona Pemanfaatan Hutan Desa Manua Sadap, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Tengkawang Vol.9 (2):  82-91. Universitas Tanjung Pura. Kalimantan Barat   
  • Spesies Lebah Klanceng (Trigona spp) di Indonesia (link: https://trigonasfarmer.blogspot.com/2012/12/spesies-lebah-klanceng-trigona-spp-di.html)


Kamis, 20 April 2023

Empat Fase Dampak Puasa bagi Kesehatan


Seorang sahabat memposting rangkuman tulisan yang diambil dari catatan seorang pakar gizi dan nutrisi bernama Nofika Aisyah, pada grup whatsapp. Tulisannya singkat tapi padat informasi penting, tentang respon tubuh terhadap puasa Ramadan yang tentunya berdampak positip bagi kesehatan tubuh.  

Menurut Nofika Aisyah ada empat fase yang akan terjadi dan dirasakan tubuh selama berpuasa, yang detailnya sebagai berikut:

Puasa Hari Ke-1 dan 2

Pada fase awal, kadar gula darah akan menurun. Rasa lapar intens pada periode ini. Denyut jantung dan tekanan darah menurun. Glikogen dari hati dan otot digunakan sehingga tubuh merasa lemas.

Puasa Hari Ke-3 hingga 7

Tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi. Sistem pencernaan beristirahat, seluruh energi digunakan untuk pembersihan dan penyembuhan. Aktivitas sel darah putih dan sistem imun meningkat.

Puasa Hari Ke-8 hingga 15

Efisien dalam detoksifikasi atau membuang racun. Puasa di fase ini memungkinkan tubuh untuk penyembuhan secara alami. Kemudian meningkatkan energi, pikiran lebih jernih, dan lebih baik.

Puasa Hari Ke-16 hingga 29/30

Di fase terakhir puasa, tubuh berhasil beradaptasi pada keadaan puasa. Puasa juga meningkatkan memori, konsentrasi, dan keseimbangan emosi. Ketika detoksifikasi selesai, dan tubuh bekerja maksimum dalam poliferasi jaringan untuk mengganti jaringan yang rusak.


Ternyata puasa Ramadan justru meremajakan sel-sel tubuh, membuang racun, meningkatkan imunitas, dan mengatasi stress. Puasa memiliki manfaat penting secara fisik maupun psikis.  

Semoga Allah SWT  memberikan kesempatan bagi kita untuk berjumpa dan menjalankan ibadah puasa Ramadan tahun depan ya Sob. 

Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

--- Salam Lestari ---

Rabu, 05 April 2023

Panas Bumi sebagai Jejak “pull apart basin” Sesar Semangko di Kabupaten Lampung Barat

Potensi Panas Bumi Prov. Lampung, sumber: Dinas ESDM 2020

Kabupaten Lampung Barat dilalui oleh jalur subduksi Semangko, yaitu sistem sesar yang terbentuk melalui proses yang dinamakan pull apart basin (cekungan pisah tarik).  Lampung Barat juga berada dalam zona ring of fire atau disebut juga cincin api pasifik.  Inilah yang memposisikan Lampung Barat rawan akan bencana alam gempa tektonik maupun letusan gunung api.  Peristiwa yang menunjukan bencana gempa tektonik yang kemudian diikuti dengan bencana letusan semi vulkanik (freatik) pernah terjadi di tahun 1933, yang kini jejaknya dapat dilihat berupa 3 (tiga) danau Kaldera Suoh di Kecamatan Suoh.   

Dibalik ancaman bencana tersebut, hikmahnya adalah Lampung Barat dianugerahi dengan bentang alam yang indah dan kaya akan kandungan panas bumi atau geothermal. Geothermal menjadi salah satu sumber daya alam yang cukup menjanjikan sebagai pendukung transformasi ekonomi hijau berupa investasi hijau energi baru terbarukan, dan pembangunan rendah karbon di Kabupaten Lampung Barat. 

Geothermal berasal dari bahasa Yunani, yakni “Geo” yang berarti bumi, dan “Thermos” yang berarti panas, jadi kata geothermal diartikan sebagai “panas bumi”.  Bedakan dengan “gas bumi” ya Sobat, karena walaupun sama-sama menghasilkan energi panas yang berasal dari bumi, namun keduanya berbeda dalam hal sumber bahan baku, pengolahan dan penggunaannya.   

“Gas Bumi” atau disebut juga dengan gas alam (natural gas) merupakan bahan bakar fosil berbentuk gas dengan unsur utama metana (CH4) yang dapat ditemukan melalui ladang minyak dan batubara, sedangkan “Panas Bumi” (Geothermal) didefinisikan sebagai sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu Sistem Panas Bumi.  Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi, menempatkan geothermal bukan termasuk katagori pertambangan dan bahan tambang seperti layaknya minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Nah dari penjelasan ini,  sudah bisa dibedakan ya antara Gas Bumi dan Panas Bumi.

Panas Bumi merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), karenanya geothermal dikatagorikan sebagai energi baru terbarukan, dan termasuk produk jasa lingkungan atau jasa ekosistem yang dapat dimanfaatkan secara langsung (tangible) maupun tidak langsung (intangible).

Sumber panas bumi yang sudah dilakukan kajian sebanyak 342 titik lokasi yang tersebar di 8 (delapan) pulau besar di Indonesia, dengan besar potensi energi panas bumi mencapai  ± 23,7 Giga Watt (GW). Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai produsen energi panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika (30 GW).   Namun yang termanfaatkan sebagai energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hingga tahun 2020 masih sangat rendah, yakni baru mencapai 8,9% atau sekitar 2.130,6 Mega Watt (MW).  Sementara untuk tahun 2025 telah ditargetkan kapasitas terpasang PLTP sebesar 7.241 MW dan pada tahun 2050 kapasitas terpasang PLTP sebesar 17.546 MW  (Badan Geologi, 2020).  Semoga target ini dapat tercapai dan terpenuhi ya.

Sistem Panas Bumi menurut Hochstein dan Browne (2000) diartikan sebagai sistem penghantaran panas di dalam mantel kerak bumi, dimana panas (heat) dihantarkan dari suatu sumber panas (heat source) menuju ke suatu tempat pengeluaran panas di permukaan (heat sink). 

Untuk menggambarkan sistem panas bumi, diilustrasikan seperti memasak air panas dalam ketel di atas kompor.  Kompor diibarakan sebagai sumber panas, sumber panas dalam lapisan bumi adalah magma bumi yang juga menjadi inti bumi. Ketel sebagai penampung air atau reservoir, dan tutup ketel sebagai lapisan penudung (cap rock) sebagai tempat terakumulasinya panas dan tekanan yang kemudian dilepaskan kepermukaan dalam bentuk uap air (steam).  Cap rock (lapisan penudung) memiliki permeabilitas yang berfungsi menahan fluida panas keluar dari lapisan reservoir.

Ilustrasi sistem Panas Bumi, sumber Yunus, 2019

Gejala atau ciri-ciri  di permukaan tanah (heat sink) yang menunjukan adanya potensi panas bumi disebut sebagai manifestasi panas bumi, biasanya berupa kemunculan mata air panas, fumarola, steaming ground, warm ground, kolam lumpur panas, solfatara, dan batuan teralterasi.  Adakalanya uap air (steam) yang keluar kepermukaan lapisan batuan penudung (cap rock) bercampur dengan H2S, CO2 dan SO2,  yang ditandai adanya endapan sulfur (belerang) pada saluran keluar uap air atau fluida panas tersebut. 

Berdasarkan kisaran temperaturnya, sistem panas bumi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: sistem geotermal temperatur tinggi (>225°C), temperatur sedang (125-225°C), dan temperatur rendah (<125°C), sedangkan berdasarkan kondisi lingkungan geologinya terbagi menjadi dua kelompok utama, (Hochstein dan Browne, 2000), yaitu:  

  1. Sistem panas bumi vulkanik adalah sumber panas bumi yang berasosiasi dengan gunung berapi atau lingkungan geologi vulkanik (jalur vulkanik) dan biasanya memiliki temperatur hidrotermal yang tinggi (>250°C), dengan kedalaman reservoir ± 1,5 km.  Sistem panas bumi vulkanik dikelompokkan menjadi 5 tipe, yaitu sistem tubuh gunung api strato, sistem komplek gunung api, sistem kaldera, dan sistem vulkano-tektonik
  2. Sistem panas bumi non vulkanik adalah sistem panas bumi yang tidak berhubungan dengan vulkanisme Kuarter, terdapat pada lingkungan sedimen, plutonik, dan metamorf, dan biasanya berhubungan dengan proses tektonik (pergerakan lempeng).  Dicirikan dengan temperatur reservoir atau entalpi rendah hingga sedang (temperatur < 200°C) dengan kedalaman reservoir bervariasi (rata-rata < 1000 m). Sistem panas bumi non vulkanik terbagi kedalam 5 tipe, yaitu: Sistem Geopressure, Sistem Cekungan Sedimen, Sistem Hot Dry Rock, Sistem Radiogenik, dan Sistem Heat Sweep.

Baca Juga: Danau Suoh : Jejak Erupsi Freatik 

Panas bumi menghasilkan energi yang dikelompokkan sebagai energi baru terbarukan,  yakni energi bersih yang rendah emisi karbon dan berkelanjutan.  Energi Panas bumi termasuk kegiatan ramah lingkungan karena dilakukan tanpa banyak mengupas atau mengekstraksi lahan, tidak memerlukan area yang luas, dan air yang dimanfaatkan dialirkan kembali (injeksi) kedalam lapisan tanah (reservoir), serta penggunaannya tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. 

Sebaran Potensi Panas Bumi di Kabupaten Lampung Barat

Bahan baku utama panas bumi adalah ketersediaan sumber daya air yang terserap ke dalam batuan reservoir. Air ini kemudian terpanaskan oleh magma menjadi air panas atau uap panas (fluida thermal) dengan kisaran temperatur 240-310°C. Karenanya sistem panas bumi juga dipengaruhi oleh proses hidrogeologis, yang dikenal sebagai Cekungan Air Tanah (CAT).    

Cekungan Air Tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. CAT  menyediakan sumber daya air yang berpotensi sebagai bahan baku hydrothermal pada sistem panas bumi.  Lampiran  Peraturan Menteri ESDM No. 2 tahun 2016 tentang Cekungan Air Tanah di Indonesia, memetakan wilayah hidrogeologis Kabupaten Lampung Barat kedalam 3 (tiga) CAT, yaitu: CAT Ranau dengan luas ± 1.501 km², CAT Kota Agung dengan luas ± 1.236 km², dan CAT Metro-Kotabumi dengan luas ± 21.640 km².  Manifestasi panas bumi di Lampung Barat, ada tersebar di ketiga cekungan air tanah ini. 

WKP & Manifestasi Panas Bumi di Lampung Barat, data diolah, JE 2020

Berdasarkan buku Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid 1, terbitan Kementerian ESDM tahun 2017, potensi panas bumi yang berada di Lampung Barat, meliputi:

1. Panas Bumi Danau Ranau. 

Panas bumi danau Ranau telah ditetapkan menjadi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor. 1551.K/30/MEM/2011, tanggal 21 April 2011, dengan total luas ± 8.561 Ha.  Wilayahnya meliputi Kabupaten Lampung Barat (Propinsi Lampung), dan Kabupaten OKU Selatan (Propinsi Sumatera Selatan).  Wilayah WKP yang berada di Kabupaten Lampung Barat seluas ± 6.157 Ha (72%) dan sekitar ± 2.404 Ha (28%) berada di wilayah Kabupaten OKU Selatan. Potensi terduga panas bumi diperkirakan mencapai 210 MWe, dengan rencana pengembangan berupa 1 unit PLTP berkapasitas 40 MWe. 

Sistem panas bumi danau Ranau termasuk katagori sistem vulkanik pada CAT Ranau. Terdapat 3 (tiga) titik manifestasi panas bumi yang terletak di sungai Way Panas dan perairan danau Ranau di Pekon Ujung Kecamatan Lumbok Seminung (sisi barat gunung Seminung). Sumber mata air panas ini membawa materi sulfida ke dalam perairan danau Ranau, yang menyebabkan beberapa peristiwa kematian massal ikan yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai bintelehan.   

Pengusahaan Panas Bumi untuk pemanfaatan tidak langsung ditugaskan kepada PT.  Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 1864 K/30/MEM/2018 tanggal 8 Juni 2018, dengan jangka waktu penugasan selama 37 tahun.  

2. Panas Bumi Sekincau 

Panas bumi Sekincau termasuk sistem panas bumi vulkanik dan berada dalam sistem CAT Kota Agung, memiliki potensi energi panas bumi yang paling tinggi dan paling banyak sebaran titik lokasi manifestasi panas bumi, dengan perkiraan potensi ± 378 MWe – 485 MWe. Potensi tersebut dapat dikembangkan sebagai PLTP dengan Kapasitas 2 x 110 MWe. 

Titik lokasi manifestasi panas bumi sekincau meliputi kaldera Sekincau, Purunan, Bacingot, Belirang, Suoh-hantatai, Heling, Way Peros, Labuhan Balak-Way Kunjir, Way Ngingi-Way Haru. Meliputi 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Sekincau, Way Tenong, Batu Brak, Suoh dan Bandar Negeri Suoh. Sebagian besar lokasi panas bumi berada di dalam kawasan hutan konservasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Panas Bumi Sekincau telah ditetapkan sebagai Wilayah Kerja Panas Bumi dan mengalami sebanyak 3 kali perubahan bentuk dan luas wilayah kerja, yaitu:

  1. Keputusan Menteri ESDM Nomor : 2478 K/30/MEM/2009, tanggal 1 Desember 2009 Tentang Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi dl Daerah Suoh - Sekincau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Luas wilayah kerja ± 33.333 Ha,  dan berada di luar Kawasan Hutan Konservasi TNBBS.
  2. Keputusan Menteri ESDM Nomor. 7439.K/30/MEM/2016, tanggal 14 Oktober 2016.  Keputusan ini mengganti Keputusan sebelumnya.  Luas wilayah kerja pada keputusan ini ±   42.810 Ha, meliputi Kawasan TNBBS dan Kawasan Budidaya.
  3. Keputusan Menteri ESDM Nomor 186 K/36/DJE/2018, tanggal 17 April 2018 tentang Penetapan Wilayah Penugasan Survey Pendahuluan dan Eksploitasi (PSPE) Panas Bumi di Daerah Sekincau Selatan. Keputusan ini mengganti keputusan sebelumnya yang telah dibatalkan.  Luas wilayah PSPE Sekincau Selatan menjadi ± 32.970 Ha dimana sekitar 30.500 Ha berada dalam Kawasan TNBBS.  Penugasan PSPE Panas Bumi Sekincau Selatan diberikan kepada PT Star Energy Geothermal Sekincau Suoh (SGSS) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 1870 K/30/MEM/2018, tanggal 21 Juli 2018.

3. Panas Bumi Fajar Bulan

Panas bumi Fajar Bulan berada di CAT Metro-Kotabumi dan termasuk katagori sistem panas bumi non vulkanik.  Areanya berada pada cekungan Gedung Surian, yang meliputi kecamatan Way Tenong, Air Hitam dan Gedung Surian.  Masih merupakan area prospek panas bumi dan belum ditetapkan sebagai wilayah kerja panas bumi.  Diperkirakan potensi sekitar 100 MW (spekulatif).  Manifestasi berupa air panas dijumpai pada pertemuan sungai Way Kabul dan Way Air Hitam di sekitar kaki Bukit Rigis, dengan pH Netral, suhu 37 - 46°C dengan fluida tipe Cl-SO4 (klorida dan sulfat).

4. Panas Bumi Kukusan

Panas Bumi di wilayah ini belum tertuang dalam buku Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid 1, akan tetapi tertera dalam peta geologi terbitan Belanda tahun 1933.   Manifestasi panas bumi berada di sungai Way Penyelan Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau dengan kisaran suhu 35°C  – 40°C.  Termasuk dalam CAT Ranau dan sistem panas bumi non vulkanik. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik dan potensi energi panas bumi yang dapat dihasilkan.

Pemanfaatan Panas Bumi 

Pemanfaatan Panas Bumi terbagi menjadi dua jenis dan kewenangan, yaitu pemanfataan tidak langsung dan pemanfaatan langsung. 

a. Pemanfaatan Tidak Langsung

Pemanfaatan Tidak Langsung adalah kegiatan pengusahaan pemanfaatan Panas Bumi dengan melalui proses pengubahan dari energi panas dan/atau fluida menjadi energi listrik. Dikenal dengan nama Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).  Pemanfaatan panas bumi secara tidak langsung menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, sedangkan untuk daerah penghasil akan mendapatkan Bonus Produksi Sumber Daya Alam Panas Bumi yang besarannya ditetapkan oleh Menteri ESDM.   

Nilai ekonomi dari hasil penilaian manfaat Panas Bumi oleh Kementrian Keuangan RI tahun 2022, menunjukan bahwa pemanfaatan panas bumi sebagai energi listrik mampu mengurangi emisi karbon sebesar 11,6 juta ton CO2/tahun atau sekitar USD 58 Juta/tahun, penghematan penggunaan energy fosil sebesar USD 3,95 Juta/hari, pengurangan dampak pencemaran pada masyarakat sekitar 31 persen, dan mengurangi biaya transportasi energi serta memberikan manfaat ekonomi terhadap masyarakat sekitar USD 7,73 juta. 

Beberapa PLTP yang telah beroperasi di Indonesia yaitu; PLTP Sibayak, PLTP Sarulla,  PLTP Ulubelu, PLTP Salak, PLTP Wayang Windu, PLTP Patuha, PLTP Kamojang, PLTP Darajat, PLTP Dieng, PLTP Karaha, PLTP Matalako, PLTP Ulumbu, dan PLTP Lahendong
 

b. Pemanfaatan Langsung 

Pemanfaatan Langsung Panas Bumi adalah pemanfaatan secara langsung tanpa melakukan perubahan dari fluida panas menjadi bentuk energi lain (untuk keperluan non listrik). Pemanfaatan langsung panas bumi menjadi kewenangan Pemerintah Daerah (provinsi maupun kabupaten). Sayangnya pemanfaatan langsung masih sangat sedikit. Kendalanya adalah menyangkut regulasi, mekanisme perizinan, serta inovasi atau teknologi yang digunakan. 

Pemerintah Provinsi Lampung telah menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 11 tahun 2019 tentang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Langsung.  Dalam perda ini, pemanfaatan langsung panas bumi meliputi kegiatan Pariwisata seperti perhotelan, pemandian air panas, dan terapi kesehatan), Agrobisnis seperti pengeringan teh, kopi, kopra, jagung, dan green house, Industri seperti pengolahan kayu, kulit, dan rotan, dan kegiatan lain yang menggunakan Panas Bumi untuk pemanfaatan langsung.

Contoh pemanfaatan langsung panas bumi, sumber JE

Baca Juga: Wana Wisata dan Kebangkitan Ekonomi Hijau 

Kapan ya Lampung Barat memiliki PLTP ? atau objek wisata dengan pemandian air panasnya yang menyehatkan?.  Kan lumayan tuh dana bagi hasilnya buat nambahin pendapatan asli daerah bagi  pembangunan di Lampung Barat, agar menjadi kabupaten yang turut berkontribusi secara nyata bagi kemajuan Propinsi Lampung, memperkuat ketahanan energi nasional dan pariwisata.  

“Tuhan tersenyum pada saat menciptakan bumi Lampung Barat” begitulah ungkapan yang sering terdengar manakala menggambarkan keindahan bumi Lampung Barat.  Semoga.  

--- Salam Lestari ---

Referensi:

  • Geologische Kaart Van Sumatera, Blad 6 Kroei 1933, schaal 1:200.000, sumber: perpustakaan digital Universitas Leiden.
  • Kementerian ESDM, 2017. Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid 1. Direktorat Panas Bumi, Jakarta.
  • Yunus Daud. 2019. Energi geotermal di Indonesia: potensi, pemanfaatan, dan rencana ke depan. (link: https://theconversation.com/energi-geotermal-di-indonesia-potensi-pemanfaatan-dan-rencana-ke-depan-112921)
  • Sistem Panas Bumi Non-Vulkanik di Indonesia (Link: https://geologi.esdm.go.id/id/media-center/news-archives/sistem-panas-bumi-non-vulkanik-di-indonesia)
  • Pemanfaatan Langsung Panas Bumi Untuk Industri Pengolahan Pascapanen Ramah Lingkungan (link: https://www.panasbuminews.com/pemanfaatan-langsung-panas-bumi/




Terbaru

Selamat Datang 2024

"Hari ini tanggal 2 Januari 2024, pukul 07.32 WIB, hari pertama masuk kerja! Berdiri di barisan paling depan, acara apel pagi, di lapan...

Populer