Rabu, 30 November 2022

Hutan Penyangga Kehidupan Negeriku ... [Part 1]

Assalamu'alaikum 

Salam Rimba Lestari....

Hai Sobat, kali ini Kami akan berkisah tentang salah satu potensi sumber daya alam terbesar yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat,  yaitu "Sumber Daya Hutan di Bumi Beguai Jejama"... namun berhubung informasinya cukup panjang akan kami bagi menjadi beberapa bagian penggalan, yuuk dibaca ... penggalan  pertamanya...  👌

Kawasan hutan yang berada di dalam wilayah Kabupaten Lampung Barat, berdasarkan data dari Badan Pemantapan Kawasan Hutan XX (BPKH XX) Propinsi Lampung seluas ± 106.897,02 Ha, yang jika diprosentasekan sebesar 50,4% dari luas wilayah administrasi atau sebesar 61,5% dari luas daratan Kabupaten Lampung Barat.  Sumber daya hutan yang potensial ini, menempatkan Kabupaten Lampung Barat memiliki dua nilai strategis dari sudut pandang kepentingan lingkungan hidup, yaitu sebagai daerah resapan air (catchment area) bagi 3 (tiga) daerah aliran sungai (DAS), yaitu DAS Tulang Bawang, DAS Semaka, dan DAS Musi, serta berperan penting sebagai paru-paru Propinsi Lampung.  Hasil perhitungan penulis dengan memperhatikan kondisi tutupan lahan, diperkirakan potensi serapan & cadangan karbon dari kawasan hutan di Lampung Barat mencapai lebih dari 19.270.682 TC/tahun atau bernilai Rp 578 milyar/tahun (asumsi nilai karbon Rp 30/kg).  

Inilah yang memposisikan Lampung Barat memiliki kontribusi sebagai wilayah perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan yang sangat penting bagi Propinsi Lampung... karenanya Lampung Barat yang pada tahun 2009 mencanangkan sebagai Kabupaten Konservasi, layak diperhitungkan untuk mendapatkan insentif daerah melalui perolehan nilai kompensasi atau imbal jasa lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup dan Peraturan Presiden RI Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon. 

Bayangkan berapa kerugian yang diderita Lampung Barat dan Propinsi Lampung jika kawasan hutannya yang saat ini tersisa tinggal 28,45% lenyap dari tanah Sang Bumi Ruwa Jurai ?..... mungkin julukan Lampung Barat sebagai "Negeri di Atas Awan" hanyalah sebagai dongeng saja, dan julukan Lampung sebagai "Lumbung Pangan Nasional" hanyalah menjadi sepenggal kisah kejayaan masa lalu.... sedihhh ya bro... Saya jadi keingetan lagu "Kemarau" nya The Rollies yang populer di tahun 1979.... 

Curah hujan yang dinanti-nanti
Tiada juga datang menitik
Kering dan gersang menerpa bumi
Yang panas bagai dalam neraka

Mengapa (mengapa), mengapa hutanku hilang
Dan tak pernah tumbuh lagi ?
Mengapa (mengapa), mengapa hutanku hilang
Dan tak pernah tumbuh lagi ?

.....  😭😭

          

Kawasan Hutan di Kabupaten Lampung Barat


Kabupaten Lampung Barat memiliki dua fungsi kawasan hutan, yaitu kawasan berfungsi lindung dengan luas ± 53.411,76 Ha dan kawasan hutan berfungsi konservasi  dengan luas mencapai ± 53.485,26 Ha.  Kawasan hutan berfungsi lindung, terdiri dari Hutan Lindung (HL) Register 9B Gunung Seminung, HL reg. 17B Serarukuh, HL reg 43B Krui Utara, HL reg 44B Way Tenong-Kenali, HL reg. 45B Bukit Rigis, HL reg. 48B Palakiah, sebagian HL 39 Kota Agung Utara, sebagian kecil HL 34 Tangkit Tebak, dan sebagian HL 24 Bukit Punggur, sedangkan untuk fungsi hutan konservasi terdiri dari sebagian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan sebagian kecil wilayah Suaka Margasatwa Gunung Raya. 

Kawasan hutan ini tersebar mengelilingi wilayah administrasi Lampung Barat layaknya benteng hijau yang melindungi kehidupan didalamnya dari ancaman bencana ekologis. Dari 136 desa/kelurahan yang ada di Lampung Barat, ada sekitar 89 pekon (= desa) dan 5 kelurahan, yang wilayah administrasinya beririsan dengan kawasan hutan negara ini.   Sejak diberlakukannya UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan pengelolaan kawasan hutan lindung berada dibawah Dinas Kehutanan Propinsi Lampung, sedangkan TNBBS tetap menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dibawah Dirjen KSDAE KLHK. 

Selain Kawasan Hutan Negara, Lampung Barat juga kaya akan potensi hutan adat,  diperkirakan luas hutan adat mencapai ± 3.100 Ha, sayangnya keberadaan hutan adat ini belum dipayungi oleh Peraturan Daerah, sehingga beberapa hutan adat mulai terancam eksistensinya dan mengalami perubahan fungsi menjadi kebun kopi, pertambangan, atau pertanian lahan kering. 

Sebagai bentuk perwujudan komitmen  Kabupaten Konservasi, dan juga guna  menyelamatkan kekayaan plasmanutfah berbagai jenis flora pada ekoregion hutan hujan pegunungan sumatera, Pemkab Lampung Barat telah membangun kawasan konservasi tumbuhan eksitu yang diberi nama "Kebun Raya Liwa" seluas 86,68 Ha. Kebun Raya Liwa berada di pusat kota Liwa, tepatnya di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit.  Kebun Raya Liwa merupakan Kebun Raya Daerah, yang saat ini pengelolaannya dibawah Dinas Lingkungan Hidup Lampung Barat. Ada 5 (lima) fungsi atau peran dari Kebun Raya Liwa yaitu sebagai konservasi tumbuhan, penelitian, pendidikan, wisata/rekreasi, dan jasa lingkungan. 

Fakta menarik - yang akan kami ceritakan dipenggalan berikutnya - adalah  nama dan pembagian kawasan hutan di Lampung Barat yang ada saat ini - ternyata sudah dilakukan sejak Pemerintahan Belanda melalui Besluiten Dienstkring Beheerder van Zuid Sumatra No 13 tanggal 28 April  1938 -  saat itu  wilayahnya masih bernama  Afdeeling Krui - Keresidenan Bengkulu, ...  bahkan jauh sebelum itu - leluhur masyarakat Lampung Barat - telah menetapkan  larangan, dan kutukan yang berat bila merusak hutan - kutukan itu tertulis dalam bentuk aksara jawa kuno dan berbahasa melayu kuno di Prasasti Hujung Langit bertahun 997 Masehi....  Oke sampai jumpa di part selanjutnya ya, jaga kesehatan...  💕


Wassalam... 

 


Selasa, 29 November 2022

Tidak Kenalan, maka Tak Kenal

 Assalamu 'alaikum  

Salam Persahabatan ...

Hari ini tanggal 29 November 2022, pukul 18.15 WIB, untuk pertama kali Bloger ini kami buat.  Memang usia kami tidak lagi muda, tapi juga belum lah manula, artinya masih belum dianggap gaptek bermedsos, maklum kami ini bagian dari generasi tua yang tersisa di tengah-tengah maraknya generasi milenial.

Nama saya Erick dan istri saya bernama Dewi, dua nama beraroma  Eropa dan Nusantara inilah yang kemudian melebur menjadi "Erwinanta"  so... jadilah Blog yang kami buat bernama "Jejak Erwinanta".  ... Yup kami berharap Blog ini tidak hanya merekam berbagai pengalaman dari perjalanan kehidupan kami, tapi lebih dari itu semoga dapat meninggalkan jejak yang informatif, inspiratif, & kreatif - untuk anak-anak kami, sahabat-sahabat kami, maupun terhadap anda yang telah membaca dan mengomentari Blog kami ini 😀.  

Kami menyukai kehidupan alam, berwisata alam, menikmati indahnya ekosistem hutan, dan hal-hal yang berbau lingkungan hidup, mungkin karena basic keilmuan saya yang kehutanan, dan ditambah hobi sang istri yang suka dengan berbagai anggrek dan tanaman hias, menjadikan kami sangat cocok satu sama lain.  Keunikan ekosistem hutan, tanaman hias, dan traveling, akan menjadi konten yang paling sering menghiasi postingan kami.  

Ekosistem hutan bisa jadi - kedepannya - merupakan barang langka yang akan sulit ditemukan dan postingan kami bisa jadi merupakan jejak terakhir suatu kisah tentang ekosistem hutan  yang mungkin 20 tahun kedepan tidak lagi dijumpai sosoknya --  

Hik 😭, semoga kekhuatiran saya ini tidak pernah terjadi ya.... 

Semoga "Indonesia Zamrud Katulistiwa" yang dulu menjadi konten bacaan di buku-buku pelajaran, - tetap nyata dan memang benar adanya - hingga kini dan kelak.  


Saya bertugas sebagai ASN di Pemkab Lampung Barat, Propinsi Lampung, saya staf dengan nomenklatur jabatan yang panjang, hampir-hampir saya sendiri sering lupa, jika menuliskan nama jabatan saya.  Ya itulah satu sisi kebahagiaan selaku ASN sang Pemersatu Bangsa.., gelaran jabatan bikin menaikan pamor dimata tetangga saya yang rata-rata adalah petani dan tukang bangunan, mereka tidak tahu bahwa gaji dan tunjangan kinerja selaku staf  ASN bisa jadi tidak lebih baik daripada mereka. 😁  

Gibahin ASN memang gak ada habisnya, sementara kopi saya sendiri sudah mulai kelihatan ampasnya, Selamat malam, selamat istirahat, Selamat HUT Korpri ke-51, tetap semangat rekan-rekan seprofesiku, Indonesia menunggu kiprahmu ... dan tetaplah bersyukur apapun yang telah Allah SWT berikan.


Wassalam 

Salam Sehat 

Liwa, 29 November 2022





Terbaru

Selamat Datang 2024

"Hari ini tanggal 2 Januari 2024, pukul 07.32 WIB, hari pertama masuk kerja! Berdiri di barisan paling depan, acara apel pagi, di lapan...

Populer