Tampilkan postingan dengan label Kerajinan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kerajinan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Juni 2023

10 Kreasi DIY Sampah Plastik menjadi Produk Alternatif yang Unik, Praktis, dan Ekonomis


Plastik merupakan barang yang paling banyak diproduksi manusia di bumi, mulai dari pembungkus makanan hingga fasilitas transportasi. Tak heran sampah plastik juga paling banyak dijumpai di alam. Saat ini sampah plastik merupakan benda polutan nomor satu di dunia, karena sifatnya yang lama terurai secara alami. Kantong plastik membutuhkan waktu 450 tahun untuk terurai, dan botol plastik membutuhkan waktu sekitar 100-1000 tahun untuk terurai. 

Solusi tepat atasi sampah plastik adalah dengan mulai mengurangi penggunaan plastik (Reduce), menggunakan kembali (Reuse), dan mendaur ulang (Recycle), yang dikenal sebagai 3R.  

Pengurangan sampah plastik dengan cara "Reuse" maupun "Recycle" merupakan upaya kreatif yang dapat dilakukan sendiri secara mudah dan sederhana.  Upaya kreatif dalam pengolahan  barang tak bernilai menjadi bernilai dengan upaya sendiri, populer diistilahkan dengan nama “DIY”.  

Kata DIY merupakan kependekan dari “Do it yourself” yang dalam arti Indonesia adalah “lakukan sendiri” atau “kerjakan sendiri”.  Frase ini umum digunakan dalam pergaulan sehari-hari, untuk merujuk pada aktivitas yang dikerjakan atau dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.  

Kini kata DIY tidak hanya sebagai kalimat pernyataan saja, akan tetapi menjadi label atau branding terhadap produk-produk kerajinan tangan atau handycraft, termasuk perkakas (tools) atau perlengkapan yang digunakan. 

Pesatnya teknologi informatika khususnya media sosial membuka peluang usaha DIY memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan.  Mulai dari ide, proses pembuatan, hingga produk akhir – jika dikemas dan disajikan melalui jasa media sosial - dapat mendatangkan nilai  “jual” yang cukup menggiurkan.

Kali ini Jejak Erwinanta, akan memperkenalkan berbagai produk DIY yang dihasikan dari mengolah bahan sampah plastik, dan tentunya dapat dilakukan sendiri di rumah secara mudah. Kerajinan sampah plastik, tidak hanya menghasilkan barang keperluan atau utilitas alternatif yang ekonomis, berkurangnya sampah rumah tangga, dan tentunya jika digeluti secara serius, dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.  Apa saja kreatifitas dari sampah plastik? Nah silahkan  Sobat simak ya.


1. Ecobrick si “bata” Alternatif Ramah Lingkungan


Ecobrick
berasal dari dua kata berbahasa Inggris, yaitu eco artinya “ekologi”, dan brick artinya “bata”, secara sederhana ecobrick diartikan sebagai “bata ramah lingkungan”

Ecobrick dipopulerkan oleh Russell Maier dan Ani Himawati dari Global Ecobrick Alliance (GEA), di Philipina Utara pada tahun 2010. Nama lain dari ecobrick adalah bottle brick, atau ecoladrillo

Ecobrick adalah material alternatif yang dapat digunakan untuk keperluan arsitektur dan konstruksi, baik sebagai elemen struktur maupun nonstruktur bangunan, misalnya sebagai dinding atau tembok bangunan, ornament, landscape taman, undakan, penguat terasering, dan juga untuk furniture misalnya meja dan kursi. 

Cara pembuatan ecobrick cukup mudah yakni dengan menggunakan botol plastik bekas minum sekali pakai, yang diisikan oleh berbagai sampah plastik kemasan atau kantung kresek plastik yang dipadatkan dengan menggunakan stick kayu, hingga tidak ada rongga yang terjadi di dalam ecobrick.  Dalam pembuatan ecobrick, botol plastik sebagai wadah maupun kemasan plastik sebagai pengisinya, harus dalam keadaan bersih dan kering.

Setiap ecobrick memiliki berat standard untuk mempertahankan kekuatan dan kepadatannya.  Standard minimum berat ecobrick adalah sebesar 0,35 gram per mililiter volume, misalnya jika volume botol plastik yang digunakan 1.500 ml maka berat ecobrick minimal 525 gram. Cara lain untuk menguji kekuatan dan kepadatan ecobrick adalah dengan menginjaknya, apabila volumenya kurang, ecobrick akan penyok atau tertekuk.

Rumah ecobrick di Joza Township, sumber: capetownetc.com

Salah satu contoh penggunaan ecobrick adalah rumah unik yang dibangun oleh Dr. Trevor Davies di Enkanini, yang berlokasi di Joza Township, Eastern Cape, Afrika Selatan. Rumah yang dibangun dengan menggunakan 5.000 ecobrick (setara dengan 3 ton sampah plastik), menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan akan rumah sederhana, murah, dan ramah lingkungan. 


2. Pot Tanaman Unik dan Hemat Air

berbagai model pot botol plastik bekas, sumber: isroi.com

Jika rumah anda memiliki pekarangan yang sempit tapi anda hobi bercocok tanam, tidak perlu khawatir, karena anda masih dapat menyalurkan hobi dengan memanfaatkan botol plastik bekas menjadi pot tanaman yang unik dan lucu. Pot tanaman berbahan botol plastik bekas, dapat menjadi penghias interior maupun eksterior rumah. Rumah akan nampak lebih sejuk, indah dan asri. 

Pembuatan pot tanaman bahan botol plastik, tergolong mudah dan cepat, karena tidak memerlukan ketrampilan khusus dan peralatan yang canggih. Bahan dan peralatan yang digunakan adalah botol plastik air minum kemasan, tali, cutter, gunting, baut, benang woll, dan lem serta cat akrilik.  

Biasanya budidaya dengan menggunakan botol plastik bekas dilakukan dengan teknik vertikultur, atau wall gardening, baik secara menggantung seperti tirai pada teras rumah, maupun disusun vertikal pada dinding pagar. Teknik vertkultur selain dapat menggunakan sampah botol air kemasan, juga dapat menggunakan pipa plastik bekas, jerigen, atau galon bekas.  


3. Mini Composter si Kompos dalam botol

Mini composter dari botol plastik bekas, sumber Pinterest

Jika anda memiliki botol plastik bekas air kemasan berukuran 600 ml, atau lebih misalnya berukuran 5 liter, sebaiknya jangan dibuang, apalagi dibakar. Anda dapat menggunakan kembali botol plastik tersebut sebagai wadah untuk pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk organik cair (POC) yang berasal dari limbah organik sisa dapur anda.

Teknik pembuatan mini composter untuk kompos organik padat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode mulsa vertikal (Vertical Mulch), dan metode Berkeley, sedangkan untuk pupuk organik cair dilakukan melalui proses fermentasi dengan memanfaatkan jasa mikro organisme lokal, seperti contohnya POC Photosintetic Bacteria (PSB)  dan tempe bosok.   

Metode mulsa vertikal, teknik ini sama seperti pada pembuatan biopori dimana botol bekas air kemasan yang telah dilubangi sisi-sisinya ditanam langsung berdekatan dengan tumbuhan kesayangan kita, baik yang berada di pot maupun yang berada di lahan pekarangan rumah. Selain botol plastik bekas, dapat juga menggunakan paralon atau pipa air plastik bekas.  Selanjutnya botol maupun paralon bekas ini diisi dengan sampah organik sisa dapur , seperti kulit buah, sisa sayuran, sisa ikan, dan sebagainya. 

Metode Berkeley adalah metode dengan mencampurkan dan mengkomposisikan sampah organik basah (hijau) dengan sampah organik kering (coklat), melalui proses aerob (membutuhkan oksigen), dan pengaturan suhu. Komposisi lapisan organik untuk pembuatan mini composter dengan teknik ini dapat dilihat pada infografis diatas. Biasanya dalam sebulan kompos padat dari mini composter ini sudah dapat digunakan. 


4. Tempat Pensil yang Imut dan penuh Kenangan


Bentuk kreasi sederhana dari memanfaatkan botol plastik bekas lainnya adalah sebagai penghias meja kerja anda, atau meja belajar si buah hati dengan menjadikannya tempat pensil yang lucu.  Desainnya bisa dengan meniru tokoh kartun atau hewan lucu lainnya, misalnya tokoh minion, panda, bunny dan sebagainya.  

Mengolah botol plastik menjadi tempat pensil dan kotak pensil, dapat dijadikan sarana mengasah kreatifitas dan ketrampilan anak anda, sekaligus mempererat hubungan antara diri anda dan anak anda.  


5. Perlengkapan Mandi yang praktis dan awet


Botol plastik bekas air kemasan, maupun botol bekas shampoo dapat kita sulap menjadi tempat perlengkapan mandi seperti tempat sikat gigi, odol, sisir, spon, atau sabun mandi, bahkan tempat tisue toilet. 

Cara pembuatannya sangat mudah dan sederhana, hanya membutuhkan perlengkapan seperti cutter, lem plastik, dan cat.   Penempatannya pun cukup mudah, dapat digantungkan atau dicantelkan pada kran atau shower.


6. Tempat Tissue yang Sederhana tapi Menawan 


Tutup botol yang tidak terpakai,  melalui kreasi DIY, dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan untuk pembuatan kotak tissue, dan tatakan gelas yang berpenampilan sederhana, namun menawan. 

Cara pembuatannya hanya dengan merekatkan tutup botol satu sama lainnya membentuk bidang persegi empat. Pilihlah ukuran dan bentuk tutup botol yang seragam, walaupun warnanya berbeda-beda. Perbedaan warna pada tutup botol plastik dapat dijadikan aneka bentuk ornamen yang akan menambah tampilan menjadi lebih menawan. 

Tempat tisue dapat juga dibuat dengan menggunakan sampah sedotan plastik.  Hanya saja untuk membuatnya diperlukan ketrampilan tersendiri karena dibuat dengan cara menganyam seperti membuat tikar.  Tentunya semakin sulit pembuatannya akan semakin indah, kuat, dan mahal. 


7. Tempat Aksesoris yang Multifungsi


Adakalanya kita sering lupa, meletakan aksesoris yang menjadi pelengkap penampilan, mulai dari pin nama, bros, jarum pentul, hingga perlengkapan menjahit. Beberapa aksesoris jika diletakkan sembarangan akan menjadi berbahaya jika di rumah, kita memiliki anak usia balita. 

Untuk mengatasinya, kita dapat memanfaatkan sampah botol plastik yang tentunya sudah dibersihkan menjadi aneka tempat penyimpanan aksesoris yang unik. Bahan dan peralatannya pun mudah didapat dan juga mudah dikerjakan sendiri, seperti botol plastik dengan ukuran yang sama, pipa pralon, triplek atau kertas kardus, pita kain, lem plastik, gunting, resleting, dan cat.  

Bahkan selain digunakan sebagai tempat aksesoris, dapat pula digunakan untuk wadah menyimpan permen, dan juga penyajian aneka cemilan di ruang tamu atau di meja makan anda.  

  

8. Lampu Hias dan Lampion, Meriahkan Suasana Malam


Botol plastik dan sendok plastik bekas dapat diolah menjadi lampu hias dan lampion yang cantik. Cocok untuk menghiasi interior rumah, teras, gazebo, dan taman anda.  Bahkan lampu hias dan lampion dari botol dan sendok plastik bekas ini dapat dijadikan ornamen untuk menambah unsur dekorasi yang artistik pada ruang publik, misalnya pada gapura, penjor, dan pergola.  

Biasanya dekorasi ini dilakukan untuk mempercantik lingkungan permukiman dalam rangka memeriahkan peringatan hari perayaan nasional dan kedaerahan lainnya, serta hari besar keagamaan misalnya peringatan Dirgahayu Hari Kemerdekaan, HUT Propinsi/Kabupaten/kota, Imlek,  Tahun Baru Masehi, Tahun Baru Islam dan  sebagainya .      

Alat dan bahan yang biasa dipergunakan untuk membuat lampu hias dan lampion antara lain: sampah botol plastik, gelas plastik dan sendok plastik yang memiliki kesamaan ukuran, bersih dan kering, cutter atau gunting, lem khusus plastik, cat warna dan kuas.


9. Celemek anti kotor yang Ramah Lingkungan


Celemek atau apron adalah kain yang digunakan setelah pakaian untuk melindungi bagian depan dari badan. Celemek memiliki banyak kegunaan, tetapi kegunaan paling populer adalah untuk melindungi pakaian pemakainya dari noda. Kegunaan lain dari celemek adalah melindungi dada dari terpaan angin, pada saat anda berkendaraan dengan motor.

Celemek dapat dibuat tidak hanya menggunakan kain, tapi juga dapat dibuat dengan menggunakan kemasan plastik bekas, kantong kresek, dan karung plastik bekas yang dirangkai dan didesain membentuk celemek. Jika anda hobi atau memiliki ketrampilan menjahit pakaian, tentunya membuat celemek tidaklah menjadi sulit.

Selain dijadikan celemek, kemasan plastik bekas, juga dapat diolah menjadi topi, sehingga jika anda hobi berkebun, topi dan celemek dari kemasan plastik bekas, akan menambah semangat anda berkebun, dan melindungi baju dan kepala anda dari noda tanah. 

   

10. Tas Kemasan Plastik yang Anggun dan Iconik 


Diantara produk DIY, pembuatan tas dari bahan bungkus atau kemasan plastik, merupakan pekerjaan yang tidak hanya membutuhkan ide kreativitas yang tinggi, tapi menuntut pula ketekunan dan ketrampilan yang tinggi pula. 

Kemasan plastik bekas daripada dibuang percuma dapat disulap menjadi tas dengan berbagai peruntukan dan keperluan, misalnya tas belanja, tas kerja, tas laptop, tas hp dan kaca mata, dan dompet.  Tas berkenaan dengan fashion dan mode, sehingga mulai dari pemilihan plastik kemasan, desain model, hingga penataan ornamennya akan sangat mempengaruhi kesan dan nilainya bagi konsumen, misalnya apakah bergaya milenial, gen-z, elegan dan sebagainya.

Teknik pembuatan tas dari bahan kemasan bekas, dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu dengan dianyam seperti membuat tikar, atau dengan dijadikan lembaran-lembaran seperti kain yang kemudian dijahit.   

Baca Juga: Karya Seni dari Sampah Plastik  |  Solusi  Bijak atasi Polusi Plastik  

Sering kita mendengar kalimat motivasi “from Zero to Hero”, nampaknya kalimat ini layak disandangkan bagi mereka yang sukses mengolah sampah plastik yang tidak berharga menjadi produk yang bernilai bagi kesejahteraan keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Banyak ide dan kreativitas yang dapat kita bangun dan kembangkan, tapi semua itu akan menjadi angan-angan jika kita tidak memulainya.  Begitupula halnya dengan sampah plastik ini, tentunya tidak akan menjadi barang kreasi baru yang berharga jika kita tidak memulai untuk mengusahakan dan menekuninya.  

“Dengan cinta, yang pahit menjadi manis. Dengan cinta, tembaga menjadi emas. Dengan cinta, sampah menjadi jernih. Dengan cinta, yang mati menjadi hidup. Dengan cinta, raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan seseorang di atas tahta seperti ini?”  (Jalaluddin Rumi - Penyair Sufi, 1207-1273) 

---- Salam Lestari ----


Referensi:

  • https://www.rumahmesin.com/kerajinan-dari-bahan-plastik/ 
  • https://www.pinhome.id/blog/kerajinan-dari-sampah-plastik/   
  • https://www.rumah.com/berita-properti/2020/7/190205/rumah-ecobrick-solusi-desain-hunian-murah-dan-ramah-lingkungan
  • https://isroi.com/2016/04/18/memanfaatkan-sampah-botol-plastik-bekas-untuk-pot-tanaman/



Selasa, 09 Mei 2023

Kokedama, si Bola Lumut Berpenampilan Sederhana tapi Menguntungkan


Kokedama merupakan gaya menanam tanaman layaknya bonsai yang berasal dari negara Jepang. Dalam bahasa Jepang: “Koke” diartikan sebagai “lumut” dan “Dama” yang berarti “bola”. Kokedama yang diartikan sebagai "Bola Lumut" pada dasarnya merupakan gaya menanam tanpa menggunakan pot, yaitu  dengan membentuk media tanamnya seperti bola yang dilapisi oleh lumut. 

Sama halnya bonsai, kokedama memperlakukan “pengkerdilan” terhadap tanaman agar berumur panjang. Dibuat dengan desain yang sederhana dengan bahan yang mudah dan murah, tak heran jika sebagian orang menjuluki kokedama sebagai “Bonsainya kaum Jelata”.  Bonsai sendiri mulai populer di Jepang pada abad ke-8, sedangkan Kokedama muncul pada awal abad ke-17, saat Jepang diperintah oleh Syogun di zaman Edo pada tahun 1603-1868.

Dirangkum dari Trubus.id, Kokedama mulai dikenal dan populer di luar negara Jepang, pada awal abad ke-21 di Benua Eropa. Koran Inggris ternama “The Telegraph” pada tahun 2012 merilis laporan spektakuler tentang “Bangkitnya Kokedama”, sejak pemberitaan tersebut, kokedama mulai terkenal ke seluruh dunia. Popularitas kokedama di Eropa tidak terlepas dari peran Kritikus tanaman hias yang mengidentikan kokedama sebagai bentuk kekinian dari “Taman Gantung Babylon” yang sudah terkenal sejak 600 tahun Sebelum Masehi. Di Indonesia sendiri, demam Kokedama diawali di kota Bandung pada tahun 2014, dengan semboyan “mempercantik rumah dengan kokedama”. Sejak saat itu kokedama sebagai gaya alternatif lain dari teknik penyajian tanama hias kian marak ke seluruh Indonesia. Tidak hanya sebagai trend bagi para penghobi tanaman hias akan tetapi juga bagi para wirausahawan.

Gaya menanam di Jepang selalu sarat dengan makna falsafah, begitu halnya dengan kokedama. Kokedama awalnya sebagai bentuk tradisi Wabi-Sabi, yakni tradisi yang mengapresiasikan atas ketidaksempurnaan alam, yang disimbolkan melalui sifat kesederhanaan, kehangatan, kesahajaan, ketidakteraturan alam, kasar dan natural. Karakteristik Wabi-Sabi ini yang kemudian menjadi prinsip-prinsip Kokedama. 

Kokedama tidak hanya sebatas tanaman penghias rumah, tapi juga sarat dengan nilai-nilai seni, dan simbol falsafah hidup, bahkan menurut kepercayaan feng shui, kokedama membawa aura positip yang mempengaruhi keharmonisan, dan rezeki dalam kehidupan rumah tangga. 

Bentuknya yang lucu, mungil, natural, dan unik, cukup memenuhi kriteria sebagai “souvenir ramah lingkungan (eco-friendly)” dan berpeluang dikembangkan sebagai usaha ekonomi kreatif  dan juga industri pariwisata. 

sumber: kokedamaslucciana.com

Semua jenis tanaman hias dapat disajikan dengan gaya atau teknik kokedama. Tanaman hias yang cocok sebagai kokedama umumnya adalah tanaman yang tidak membutuhkan sinar matahari penuh, merupakan jenis-jenis herba, semak, atau perdu, tanaman berukuran pendek, memiliki warna dan bentuk daun yang khas, aman bagi manusia, serta memiliki perakaran kecil atau akar serabut.

Kokedama sebagai komponen memperindah ruangan, dapat diletakan di atas tatakan berbahan kayu, keramik, tembikar atau digantungkan, baik di dalam ruangan sebagai interior, atau di luar ruangan sebagai eksterior penambah estetika bagi taman atau teras rumah. 

Beberapa jenis tanaman yang cocok disajikan dengan gaya kokedama antara lain  sukulen, aglonema, begonia, pakis, lidah mertua, philodendron, anggrek phalaenopsis,  anthurium, tanaman jade (giok),  english ivy, peace lily, monstera, rosemary, lili paris, peperomia, jenis piper (sirih-sirihan), puring, fittonia, tiger bromeliad, pilea, zenzi, dan tanaman mint.


CARA MEMBUAT KOKEDAMA


sumber: berita.99.co

Langkah Pertama:

Alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk pembuatan kokedama, sebagai berikut:

  • Tanaman hias seperti sukulen, begonia, aglonema dan sebagainya 
  • Lembaran lumut, jika tidak ada lumut, dapat menggunakan sabut kelapa (cocofiber) atau Sphagnum Moss
  • Media tanaman seperti: tanah, kompos atau pupuk organik, sekam bakar, pasir malang dengan perbandingan 1:1:1:1.  Sebenarnya tidak ada aturan baku untuk komposisi media tanam ini, bahkan media untuk tanaman bonsai dapat pula digunakan.
  • Air dalam tabung sprayer 1 liter atau 2 liter.  Air berfungsi sebagai perekat adonan tanah agar mudah dibentuk menjadi bola tanah.
  • Wadah berupa baskom atau alas plastik untuk tempat mengaduk adonan tanah.
  • Sarung tangan berbahan karet atau latex.
  • Gunting, berfungsi sebagai pemotong benang, merapihkan lembaran lumut atau sabut kelapa, serta merapihkan perakaran tanaman hias. 
  • Benang jahit berwarna hitam atau hijau
  • Benang hias seperti benang kasur, benang wol, atau tali goni.
  • Tatakan terbuat dari kayu atau keramik  
sumber: berita99.co

Langkah Kedua:

  • Lepaskan tanaman hias dari pot atau polibag, bersihkan sisa tanah yang menempel pada akar tanaman.
  • Sisa tanah yang ada dalam polibag atau pot, jangan dibuang, bisa digunakan kembali sebagai campuran untuk media tanam.
  • Campurkan media tanam, kemudian disemprot air hingga membentuk adonan tanah yang lengket.  Padatkan adonan tanah tersebut membentuk bulatan seperti bola.  Jika terasa sudah padat, belah dua bola tanah tadi, kemudian selipkan tanaman hias ditengahnya.  Pastikan akar tanaman hias berada di bagian tengah bola tanah.  Rapatkan kembali bola tanah sehingga kembali membentuk bulatan seperti bola.
Sumber: gardengatemagazine.com

Langkah Ketiga:

  • Bungkus bola tanah dengan lembaran lumut,  Sphagnum Moss, atau sabut kelapa, hingga tidak terlihat lagi bola tanahnya.  
  • Kuatkan bungkusan lumut atau sabut kelapa dengan menekan-nekan secara lembut, hingga membulat seperti bola secara merata.  
Sumber: berita99.co

Langkah keempat:

  • Gunakan benang jahit untuk memperkuat posisi lumut atau sabut kelapa dalam membungkus bola tanah agar benar-benar rapih membentuk seperti bola.
  • Untuk mempercantik tampilan dapat dililitkan benang hias berbentuk diagonal mengitari bola lumut, sehingga berbentuk seperti jaring. 
  • Setelah dililitkan dan dikuatkan dengan menggunakan benang hias, artinya kokedama sudah selesai dan siap untuk menghiasi rumah anda.


Langkah kelima:

  • Kokedama dapat diletakan secara menggantung atau tegak di atas meja.
  • Jika kokedama diletakan secara menggantung, perlu disiapkan tali tambahan untuk menggantungkannya.
  • Jika kokedama diletakan tegak di atas meja atau rak, sebaiknya diberikan alas berupa tatakan yang terbuat dari kayu, tembikar atau keramik, untuk mempercantiknya.
  • Sebelum diletakan di atas tatakan atau digantungkan, Kokedama di rendam terlebih dahulu dalam air selama 5-10 menit atau hingga tidak ada lagi gelembung udara yang keluar dari celah-celah bola lumut. Selanjutnya ditiriskan sambil terkena cahaya matahari selama 30 menit. 
  • Lakukan penyiraman seperti ini setiap seminggu sekali, atau apabila lapisan lumut atau sabut kelapa nampak terlihat mulai mengering. Penyiraman atau perendaman sebaiknya dilakukan di pagi hari pada pukul 07.00 – 09.00.  
  • Untuk pemupukan dilakukan sebulan sekali, dengan menggunakan NPK sebanyak 2 sendok makan yang dilarutkan dalam 2 liter air.  Cara pemupukan sama dengan penyiraman, yakni dengan merendam kokedama dalam air yang sudah dicampur pupuk selama 5-10 menit dan kemudian ditiriskan selama 30 menit.
  • Jangan dijemur di bawah sinar matahari yang terik, karena dapat menyebabkan lumut mengalami kekeringan dan tanaman hias mengalami stress.   

Baca Juga: Mengenal PGPR – Teknologi pertanian ramah lingkungan

Gampang dibuat, bahan mudah didapat, ringan saat dibawa, dan tidak membutuhkan biaya yang mahal, serta memiliki nilai jual yang cukup tinggi, menempatkan kokedama tidak hanya sebatas hobi, tapi juga memiliki peluang bisnis yang menguntungkan. Di pasar online, harga kokedama cukup bervariatif berkisar antara Rp 40.000 hingga mencapai Rp 160.000. 

Nah apakah sobat berminat serta tertarik membuat Kokedama?.


--- Salam Lestari ---


Referensi:

  • Mengenal Kokedama, Cara Membuat, dan Keunggulannya (Link: https://www.rumah.com/panduan-properti/kokedama-35476)
  • SIAP KOKEDAMA (Link: https://trubus.id/siap-kokedama/)
  • How to Create a Kokedama Moss Ball (link: https://dennis7dees.com/diy-kokedama/)


Terbaru

Selamat Datang 2024

"Hari ini tanggal 2 Januari 2024, pukul 07.32 WIB, hari pertama masuk kerja! Berdiri di barisan paling depan, acara apel pagi, di lapan...

Populer