Rabu, 07 Juni 2023

Karya Seni dari Media Sampah Plastik yang Kreatif, Menawan, dan Inspiratif


Makna ekologi tidak hanya ranahnya para penggiat lingkungan hidup, akan tetapi juga oleh para seniman.  Alam dan hubungan ekologis didalamnya, menurut sudut pandang seniman adalah representatif dari keindahan itu sendiri. Mereka mampu mengekspresikan etika dan nilai moral pelestarian alam menjadi desain artistik. Karya seni rupa yang memadukan antara seni dan pelestarian lingkungan hidup dikenal dengan istilah EcoArt. 

Karya seni rupa dengan konsep EcoArt pada umumnya mengkombinasikan teknik goresan (lukis, gambar, kaligrafi), dengan teknik tempel (mozaik, kolase, montase), teknik membentuk/konstruksi (patung, keramik, arsitektur), dan teknik dipertunjukan (instalasi, pertunjukan).

Konsep EcoArt tidak hanya menggagas tentang tema atau makna dari suatu karya seni rupa, akan tetapi termasuk juga media yang digunakan.  Media yang diusung para seniman EcoArt tidak terbatas dari cat, dan kanvas saja, tapi dapat berasal dari bahan sisa atau barang bekas.  

Salah satu media karya seni rupa yang kini populer adalah dengan menggunakan sampah plastik sebagai medianya. Karya seni rupa berbahan sampah plastik, tidak saja menyajikan desain yang artistik, tapi juga mengandung makna yang inspiratif, bernilai edukatif, dan kampanye yang efektif.  Tak heran hasil karya seni rupa dari media sampah plastik dihargai dengan nominal yang tinggi.   

Berikut beberapa tokoh seniman terkenal asal Indonesia, yang mampu menyulap sampah plastik menjadi karya seni yang menawan, penuh makna dan inspiratif.  Siapa saja mereka silahkan disimak ya Sob.

1. Lukisan Wajah dan Anime Karya Edy Art Studio

Edy Ginting dan Anime via Liputan6.com

Edy Suranta Ginting tidak hanya seorang seniman tapi juga seorang aktivis lingkungan. Melukis dari media plastik bekas sudah dilakoninya sejak tahun 2016.  Lukisan karya Edy Ginting mulai viral dan terkenal setelah mengikuti lomba dalam rangka peringatan hari Lingkungan Hidup sedunia yang diadakan Tik Tok pada tahun 2020, dan Festival Film Anti Korupsi Sedunia pada tahun 2021.  

Popularitas Edy Ginting semakin meningkat, setelah melukis wajah personil BTS, boyband asal Korea Min Yoon Gi (Suga) dan Kim Soek Jin (Jin) yang dibuatnya dari kantong kresek plastik bekas. Bukan dari harga lukisannya yang dihargai 3 juta rupiah tapi unggahan video pembuatannya yang ditonton hingga 2,5 juta viewer dan video klarifikasinya yang ditonton hingga 10 juta. 

Uang hasil karya seninya banyak dihabiskan Edy Ginting untuk membeli buku, sepatu, tas dan keperluan sekolah lainnya, untuk membantu dan mengedukasi anak-anak pedalaman, termasuk di Tanah kelahirannya Karo Simalem.  Untuk melihat karya-karya lukisan Edy Ginting lainnya dapat dilihat di akun tiktoknya  @edy_art_studio.


2. Kolase Sampah Plastik Karya Makmur Art Project

kolase sampah plastik, Sigit Purnomo Adi, via greencampus.uns.ac.id

Teknik Kolase dan mozaik  dari sampah kemasan plastik menjadi bentuk seni rupa abstrak yang menawan, merupakan ciri seniman bernama Sigit Purnomo Adi asal desa Sapen, Mojolaban, Sukoharjo.  Keberminatan terhadap sampah plastik menjadi suatu karya seni, sudah digeluti oleh  Sigit Purnomo Adi sejak tahun 2011. Sigit Purnomo tidak hanya seorang seniman tapi juga seorang dosen.  

Hasil karyanya banyak diminati warga dari Jepang, Malaysia, Thailand, Amerika hingga Eropa Timur.  Karya seninya dipamerkan di galerinya sendiri bernama Galeri Makmur Art Project, yang juga menjadi referensi para pecinta seni lukis di Solo Raya, untuk dikunjungi dan belajar tentang pengelolaan sampah yang lebih sehat terhadap keberlangsungan kebersihan lingkungan.


3. Wayang Uwuh Karya Iskandar

Iskandar dan Wayang Uwuh, foto kompas.com 

Wayang Uwuh
atau Wayang Sampah. (Uwuh dalam bahasa Jawa artinya sampah), diciptakan oleh Iskandar Harjodimulyo, seorang pencinta seni dan lingkungan, yang berasal dari Gondokusuman Yogyakarta.  Awal mula muncul ide pembuatan wayang dari sampah plastik, bermula saat Iskandar menjadi relawan kampung seni di bantaran kali Ciliwung pada tahun 2013.  Saat itu terjadi banjir yang banyak membawa material sampah plastik, dari situlah muncul ide membuat wayang yang terbuat dari botol plastik bekas.  

Idenya berhasil mengkolaborasikan antara pelestarian budaya dan lingkungan hidup kedalam karya seni yang dinamai wayang uwuh. Kini wayang uwuh, tidak hanya dinikmati oleh orang Indonesia saja, tapi sudah mencapai negeri China, Thailand, Eropa, Amerika, dan juga Australia. Bahkan Wayang Uwuh menjadi salah satu koleksi museum etnografi Belanda.


4. Plasticology Art Project karya Made Banyak

plastocology,  foto Instagram @madebanyak via liputan6.com

Plasticology dipopulerkan oleh seniman lukis Bali bernama Made Banyak.  Plasticology bermakna plastik dan ekologi, sebagai judul pameran tunggal Made Banyak di Galeri Kasisan, Denpasar Bali pada bulan Mei 2021. 

Pada pameran ini Made Banyak memperkenalkan lukisan-lukisan dengan media sampah plastik, salah satu yang terkenal adalah lukisan dengan judul “Ni Luh Camplung” yang dilukis diatas berbagai aneka sampah plastik kemasan makanan ringan.  Karya seni Made Banyak lainnya dapat dilihat pada instagram @madebanyak    


5. Seni Instalasi Surealis karya Eko Nugroho

Bouquet of Love & Eko Nugroho via hot.detik.com

Eko Nugroho seorang seniman muda asal Yogyakarta, yang karya seninya mendunia. Sebelum menggeluti seni instalasi, Eko Nugroho adalah penggiat komunitas komik, yang diberi judul “Daging Tumbuh”.

Ketertarikan pada seni instalasi menggunakan media sampah plastik, diawali dari kekecewaannya melihat kondisi kali code yang mulai kumuh dan tercemar.  Tahun 2017 hasrat tersebut baru dapat diwujudkan setelah Eko Nugroho terlibat dalam menggarap project seni instalasi bersama Potato Head Bali, yang diberi judul 'Bouquet of Love'

'Bouquet of Love'  berukuran 10 x 7 meter, yang terbuat dari 300 kilogram sampah plastik dan dipasang di depan fasad Colosseum Potato Head Family. 

Karya-karya Eko Nugroho mengeksplorasi antara budaya lokal dan perkembangan kehidupan modern pada area urban atau perkotaan. Eko Nugroho pernah tampil di Venice dan Lyon Biennale yang bergengsi di Perancis.   Karya Eko Nugroho juga pernah tampil pada acara Pameran tahunan Imaginarium: To The Ends of the Earth di Museum Seni Singapura. Pameran ini menampilkan berbagai seni instalasi, pemutaran film, workshop, serta pertunjukkan oleh para seniman dari seluruh dunia. Kini karya-karya Eko Nugroho diminati mulai dari China, Finlandia, dan Belanda.


Baca Juga: Solusi Bijak dan Cerdas atasi Sampah Plastik

Sampah plastik selalu menimbulkan problematika terhadap lingkungan termasuk bagi manusia yang berada didalamnya, ironinya manusia tidak bisa terlepas dari plastik. Sampah plastik seolah menggiring manusia masuk dalam lubang kuburnya sendiri. 

Semoga karya-karya seni yang disajikan para seniman diatas, mengispirasi kita bahwa mengatasi sampah khususnya plastik bukanlah dibuang menjadi sesuatu yang tidak bernilai, tapi ubahlah menjadi sesuatu yang bernilai, sebagaimana ungkapan salah satu seniman:

“Sampah plastik berasal dari rumah, maka bawalah dia kembali ke rumah, jangan diletakan di alam, karena itu bukanlah tempatnya” 

Nah jika sobat memiliki bakat seni, cobalah mengikuti jejak mereka, “Beat Plastic Pollution” semoga menginspirasi.  

--- Salam Lestari ---


Referensi:

  • https://hot.detik.com/art/d-3601632/karya-instalasi-eko-nugroho-di-bali-terbuat-dari-300-kilogram-sampah.
  • https://yogyakarta.kompas.com/image/2023/01/14/092558878/kisah-iskandar-pencipta-wayang-uwuh-dari-banjir-ciliwung-hingga-banjir?page=1
  • https://greencampus.uns.ac.id/melihat-keelokan-lukisan-sampah-plastik-dilirik-jepang-hingga-eropa-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Selamat Datang 2024

"Hari ini tanggal 2 Januari 2024, pukul 07.32 WIB, hari pertama masuk kerja! Berdiri di barisan paling depan, acara apel pagi, di lapan...

Populer