Siapa tidak kenal dengan jenis panganan khas Indonesia yang bernama Tempe? Panganan legend yang dijuluki sebagai “magic food” oleh masyarakat Eropa ini memiliki cita rasanya yang bikin “ngangenin” dan segudang manfaat yang luar biasa untuk kesehatan dan daya tahan tubuh. Tempe ternyata sudah populer di Eropa sejak tahun 1946. Komersialisasi tempe di Amerika, Eropa, dan Jepang dimulai sejak tahun 1983, tapi standardisasi "tempe" baru disetujui pada tanggal 9 Juli 2011 melalui Sidang Codex Alimentarius Commission di Geneva. Tahun 2012 Badan Standardisasi Nasional (BSN) menerbitkan standar tempe, dengan nomor SNI 3144:2009-Tempe Kedelai. Kita patut berbangga hati, memiliki makanan tradisional berstandar internasional. Sangat disayangkan bila sebagai orang Indonesia tidak mengenal tempe apalagi tidak pernah tau nikmatnya makan tempe... 😀
Tempe Kedelai |
Tempe segar memang rasanya lebih enak dan gurih, tapi adakalanya kita tidak sempat mengolah tempe menjadi berbagai menu makanan, dan akhirnya menjadi “tempe busuk” atau tempe semangit (dalam bahasa Jawa) dengan ciri-ciri berwarna putih kelabu hingga kehitaman. Sebenarnya tempe busuk adalah tempe yang mengalami fermentasi lebih lanjut, dan masih layak untuk dikonsumsi. Zat gizi yang terkadung dalam tempe busuk antara lain: aglikon, daidzein, genistem, glisten, vitamin B12, lemak, protein, dan kalsium yang bermanfaat bagi tubuh kita.
Namun ada juga yang tidak menyukai tempe busuk ini, karena aromanya seperti “bau pesing”. Nah bagi sobat yang gak suka tempe busuk, jangan dibuang ya, karena dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair (POC) yang sangat bermanfaat untuk tanaman kesayangan kita.
Cara Pembuatan
Cara membuat POC berbahan tempe busuk, sangatlah mudah. Pertama yang perlu disiapkan tentu saja tempe busuk berukuran 5 x 10 cm. Tempe busuk ini dapat dipotong kecil-kecil ukuran dadu, dilumatkan menggunakan blender atau ditumbuk dengan menggunakan ulekan/cobek. Siapkan juga air cucian beras (air leri) sebanyak 1,5 liter, air kelapa sebanyak 500 ml, dan air hujan atau air sumur sebanyak 1 liter. Terakhir gula pasir sebanyak 5 sendok makan.
POC berbahan Tempe, JE 2022 |
Selanjutnya siapkan jerigen ukuran 3 - 5 liter. Air cucian beras (air leri), air kelapa dan air hujan / air sumur, serta gula pasir masukan ke jerigen, kemudian diaduk atau dikocok agar gula melarut.
Terakhir baru masukan tempe busuk yang sudah dilumatkan atau dipotong-potong tersebut ke dalam jerigen. Tutup jerigen dengan menggunakan penutupnya tapi jangan ditutup secara rapat ya, biarkan ditutup kendor saja.
Biasanya hingga hari ke-5, produksi gas metan dari hasil proses fermentasi masih tinggi, dan dapat menyebabkan jerigen meledak akibat tekanan yang ditimbulkan. Dengan dikendorkannya tutup jerigen memberikan celah bagi gas metan dapat keluar dari sela-sela tutup jerigen. Biarkan kondisi tutup jerigen seperti ini, sampai POC berumur 7 hari, baru kemudian tutup jerigen dikencangkan. Selanjutnya, letakan jerigen pada tempat yang kering, teduh, dan jangan terkena sinar matahari langsung. Diamkan selama ± 14 hari (2 minggu).
Simak juga : | Pupuk PSB: Murah, Mudah, Mujarab |
Minggu pertama, sebaiknya dilakukan pemeriksaan. POC dengan proses fermentasi yang baik, ditandai dengan permukaannya yang diselimuti oleh lapisan seperti busa atau serabut-serabut halus berwarna putih kekuningan, dan beraroma asam segar seperti bau yakult atau tape. Jika POC berbau tidak sedap, tambahkan saja gula pasir sebanyak 3-5 sendok makan.
Hari ke-14 dilakukan pemeriksaan kembali untuk melihat apakah POC yang kita buat berhasil dengan sukses atau mengalami kegagalan. Tanda POC siap digunakan, dicirikan dengan larutan yang berwarna keruh kekuningan hingga berwarna coklat. Di permukaan larutan terdapat bercak-bercak berwarna putih kekuningan, dan aroma berbau tape. Jika larutan berwarna hitam, dan berbau busuk amonia atau berbau seperti got (siring) tandanya POC gagal dan baiknya larutan dibuang dan wadah dibersihkan.
Cara Penggunaan
POC berbahan Tempe, JE 2022 |
Cara penggunaan POC berbahan Tempe Busuk adalah dengan melarutkan 1 tutup botol jerigen atau ± 5 sendok makan larutan POC kedalam 1 liter air sumur atau air hujan, kemudian disemprotkan pada seluruh bagian tanaman, terutama pada bagian bawah daun yang banyak terdapat stomata. Penyemprotan dilakukan pada pukul 7 pagi atau pukul 4 sore, karena pada jam-jam tersebut, stomata terbuka secara maksimal.
Selain disemprotkan pemberian POC ke tanaman, dapat dilakukan dengan pengocoran atau penyiraman pada media sekitar tanaman. Jika dikocorkan, maka konsentrasi larutan POC ditambah menjadi 2 tutup botol jerigen untuk 1 liter air. Pemberian POC baik disemprotkan maupun disiram / dikocor, sebaiknya dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan.
Setiap POC pasti menghasilkan ampas yang tidak turut hancur, begitu halnya dengan POC berbahan tempe busuk. Ada dua pemanfaatan residu / ampas, yaitu dimanfaatkan kembali menjadi POC dengan menambahkan air leri, air kelapa, air hujan dan gula pasir, layaknya seperti awal pembuatan POC. Pemanfaatan lainnya dengan menjadikan ampas POC sebagai biang atau starter guna mempercepat proses pembuatan pupuk kompos padat.
Manfaat POC tempe busuk bagi tanaman antara lain: merangsang pertumbuhan akar dan tunas, menjaga bunga dan buah tidak cepat rontok, memperkuat batang dan daya tahan tanaman dari serangan penyakit yang disebabkan jamur, menjaga kelembaban tanah, serta memfiksasi nitrogen di udara agar dapat terserap akar dan daun.
Nah, ternyata tempe tidak hanya menguntungkan bagi manusia, akan tetapi juga bagi tanaman, dan pembuatan pupuk cairnya pun cukup mudah, bukan? Silahkan dipraktekan ya Sob. Salam Sehat, Salam Lestari.
Happy Gardening
Referensi:
BSN, 2012. Tempe: Persembahan Indonesia untuk Dunia. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Izin utk bhn proker ya pak...
BalasHapusSemoga selalu diberi kesehatan dan tetap semangat ya ibuk..salam satu hobi 🙏
BalasHapus