Sejarah gerakan menanam pohon, bermula di Nebraska Amerika
Serikat pada tanggal 10 April 1872. Pada
mulanya merupakan gerakan komunitas yang kemudian dikukuhkan sebagai program
pemerintah Nebraska pada tahun 1874 oleh Gubernur Nebraska bernama Robert W.
Furnas, dengan membagikan hadiah kepada masyarakatnya berupa 1 juta pohon guna ditanam
pada lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.
Kepeloporan gerakan menanam pohon di Nebraska yang kemudian diikuti oleh
banyak negara ini, tidak terlepas dari
peran seorang pencinta alam bernama Julius Sterling Morton dan istrinya yang
bernama Caroline Joy French. Keluarga
Morton berasal dari Michigan yang pindah ke Nebraska pada tahun 1854. Melihat kondisi lingkungan di Nebraska yang
gersang, tidak ada pepohonan, dan rawan terpaan angin kencang, timbul
kekuatiran Morton, akan masa depan kota Nebraska. Morton menggagas agar dilakukan gerakan
menanam dengan cara menyisihkan waktu sehari untuk diisi dengan kegiatan
menanam pohon serentak di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Adanya dukungan pemerintah setempat menjadikan
Gerakan Morton ini meluas hingga ke distrik lainnya. Tahun 1882 gerakan menanam pohon menjadi
tradisi dan materi pelajaran di sekolah-sekolah Nebraska. Kepeloporan Morgan telah menyelamatkan kota Nebraska dari kemunduran akibat kondisi lingkungan yang
buruk. Nebraska kemudian dinobatkan
sebagai kota kelahiran gerakan menanam dan hari pohon sedunia (the Arbor Day).
Sebenarnya di Nusantara yang mayoritas penduduknya berbudaya pertanian (agriculture), menanam pohon bukanlah sesuatu yang asing, bahkan dibeberapa suku, menanam pohon menjadi bagian dari entitas adat, dan menjadi kearifan lokal yang patut dilestarikan seperti misalnya di daerah Kami di Lampung Barat dikenal dengan budaya “siap kawin, siap tanam.”
Aktivitas menanam pohon dianggap sesuatu yang sepele, tapi
sebenarnya memiliki nilai manfaat besar untuk masa depan. Menanam pohon sama dengan menanam kebaikan, bahkan
dalam ajaran agama Islam, menanam pohon merupakan aktivitas mulia yang nilainya
setara dengan bersedekah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Dari sahabat Anas ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada
seorang muslim yang menanam pohon atau menebar bibit tanaman, lalu (hasilnya)
dimakan oleh burung atau manusia, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi
penanamnya,” (HR Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).
Berikut rangkuman Jejak Erwinanta tentang manfaat Pohon bagi
lingkungan dan manusia serta bernilai sedekah bagi yang menanamnya, silahkan
disimak ya.
1. Pohon memberikan kesejukan
Pohon memiliki tajuk atau kanopi berbentuk bulat, parabolic,
kerucut, atau lonjong. Tajuk pohon berguna
sebagai bidang penyerap sinar ultraviolet untuk proses fotosintetis. Sekitar 50% sinar
ultraviolet dapat diserap oleh tajuk pohon, sehingga terjadi perbedaan suhu
antara bagian bawah dengan bagian atas tajuk.
Suhu di bawah tajuk lebih sejuk dibandingkan di bagian atasnya. Perbedaan suhu ini menyebabkan terjadinya sirkulasi
udara. Menanam pohon di sekitar rumah,
selain melindungi penghuni rumah dari bahaya sinar ultraviolet, juga memperlancar
sirkulasi udara di dalam rumah. Rumah menjadi teduh dan sejuk. Keberadaan pohon mampu menghemat biaya penggunaan
listrik untuk AC sebesar 15-50% pertahun. Bahkan mesin AC akan bekerja lebih
efisien apabila terlindungi dari paparan sinar matahari
2. Pohon meredam polusi suara dan udara
Masyarakat yang hidup di kota, hari-harinya dihadapkan pada
kondisi lingkungan yang bising, dan udara yang tercemar debu dan emisi kendaraan
bermotor. Kebisingan dan udara yang
kotor beresiko terhadap kualitas kesehatan dan produktifitas manusia. Depresi, stress, penyakit jantung, paru-paru,
ISPA, kanker, dan kelainan genetik merupakan contoh penyakit yang disebabkan karena
kebisingan dan udara yang tercemar. Pepohonan
dapat menjadi benteng hijau guna menyerap kebisingan dan penyaring udara kotor. Suatu penelitian
menunjukan bahwa jalur hijau (greenbelt) di tepian jalan mampu mereduksi kebisingan sebesar 3,7% - 16,04%. Beberapa jenis pohon seperti Ganitri (Elaeocarpus sphaericus) mampu
menyerap polutan karbon monoksida (CO) sebesar 81.53 % (0.587 ppm).
3. Pohon menjaga kesehatan mental
Kandungan senyawa klorofil merefleksikan warna hijau pada
daun. Berdasarkan hasil penelitian,
warna hijau yang diidentikan dengan sesuatu yang bersifat alam, dianggap
memiliki arti keseimbangan dan keharmonisan.
Warna hijau memberi kesan segar (fresh), tenang, dan damai, sehingga
cocok sebagai terapi bagi seseorang yang bermasalah secara emosi, gangguan terhadap hubungan sosial dan keseimbangan
pikiran. Pepohonan dengan warna tajuknya
yang hijau dapat meningkatkan fungsi kognitif, mengurangi stres, menyehatkan
jantung, bahkan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Seorang anak yang memiliki
gejala Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), akan menjadi lebih
ringan jika waktunya dihabiskan di alam sekitar pepohonan.
4. Pohon mencegah abrasi, banjir dan longsor
Pohon memiliki desain akar yang khas sebagai bentuk adaptasi
terhadap kondisi habitatnya. Ada yang disebut sebagai akar tunjang, akar pasak,
akar lutut, akar papan, akar gantung, akar banir, akar pencekik, dan
sebagainya. Berbagai model akar ini,
selain untuk mengambil unsur hara tanah, juga sebagai pondasi untuk memperkuat
posisi pohon agar tetap tegak, dan tidak gampang rubuh, sekaligus melindungi tempat
tumbuhnya dari abrasi, banjir dan longsor.
5. Pohon penyedia kebutuhan pangan dan gizi
Pohon menghasilkan glukosa melalui proses fotosintetis. Glukosa adalah zat gula yang digunakan oleh pohon
untuk mendukung proses pertumbuhan generatif dan juga sumber pangan bagi mahluk
hidup lainnya, termasuk manusia. Disamping
itu bunga dari pohon menghasilkan nektar dan pollen, yang menjadi pakan lebah dan
baik bagi kesehatan dan gizi manusia. Tapi
harus sobat ingat, tidak semua pohon memiliki daun dan buah yang layak dikonsumsi secara aman oleh manusia.
6. Pohon sebagai "Apotik Hidup" dan "Biosida Alami"
Setiap pohon menghasilkan zat yang dinamai alelopati sebagai
bentuk pertahanan diri dari pesaingnya. Disamping itu pohon memiliki zat hijau
daun atau klorofil yang membantu metabolisme dan respirasi tanaman melalui
proses yang dinamai fotosintetis. Komposisi dan kandungan zat alelopati dan
klorofil ini dapat diekstrak, dan
digunakan untuk menghambat pertumbuhan beberapa organisme yang bersifat
patogenic, meningkatkan antibodi, memiliki efek antioksidan, dan detokfikasi. Beberapa pohon dapat dimanfaatkan sebagai
apotik hidup dan biosida yang ramah lingkungan.
7. Pohon menjamin ketersediaan air dan kelembaban tanah
Akar tanaman yang menjalar secara vertikal maupun horizontal
di lapisan tanah, dan daya hisap akar, dapat meningkatkan kapasitas dan
ketersediaan air tanah, dan melindungi tanah dari kehilangan akibat erosi. Air dan kelembaban tanah sangat dibutuhkan bagi
organisme pengurai dalam proses pembusukan atau dekomposisi yang merupakan
tahapan penting dari siklus hara.
8. Pohon menyerap Karbon menghasilkan Oksigen
Melalui proses fotosintetic, pohon menyerap CO2 dan H2O dan
mengubahnya menjadi energi berupa glukosa dan melepaskan O2 ke udara. Menurut The global oxygen budget and its
future projection, setiap orang dewasa memerlukan 1,17 kg oksigen per hari
atau 0,013 gram per detik. Satu helaan
nafas secara normal membutuhkan waktu 16-18 detik, atau setara dengan 0,00081
gram oksigen per satu helaan nafas.
Setiap pohon memiliki kemampuan berbeda-beda dalam
memproduksi oksigen dan penyerapan karbon. Contohnya satu pohon sonokeling
(Dalbergia latifolia) setinggi 10 meter bisa menghasilkan oksigen 207,33
kilogram per hari, sementara satu pohon akasia menghasilkan oksigen 143,33
kilogram sehari. Dengan demikian, maka satu pohon sonokeling dapat menyuplai
oksigen bagi 177-239 orang dewasa perhari dan pohon akasia berkisar 122-165 orang dewasa
perhari. Pohon Sonokeling mampu menyerap
carbon sebanyak 14,04 ton pertahun dan akasia sebesar 25,92 ton per tahun.
Emisi Karbon yang berlebih di udara menyebabkan terjadinya efek
gas rumah kaca. Dampak buruknya adalah peningkatan suhu bumi yang menyebabkan naiknya
permukaan laut, perubahan iklim seperti cuaca
ekstrim, musim kemarau yang panjang, gelombang udara panas, dan sebagainya. Nah bisa dihitung berapa manusia yang
dirugikan jika satu pohon sonokeling ditebang!
9. Pohon untuk tempat hidup flora dan fauna
Dalam rantai makanan, pohon berperan sebagai produsen
atau penyedia energi untuk mahluk hidup lainnya,
karenanya dalam satu batang pohon dapat menjadi rumah dari berbagai jenis mahluk
hidup, mulai yang mendiami di sekitar akar, batang, maupun di tajuk pohon. Jenis-jenis
mahluk hidup yang umum dijumpai pada pohon, antara lain: anggrek, liana, lumut,
pakis, burung, primata, serangga, reptil, tupai, jamur, dan sebagainya.
10. Pohon sebagai literasi dan edukasi
Setiap pohon memiliki
syarat tumbuh yang berbeda tergantung darimana ekosistemnya berasal. Pohon
bakau tidaklah cocok ditanam di dataran tinggi, begitupula pohon duren tidaklah
cocok ditanam sebagai tanaman peneduh tepi jalan. Semuanya membutuhkan pengetahuan yang dapat
dipelajari dan dipraktekkan, mulai dari pengenalan jenis, pembiakan, penanaman, perawatan,
hingga pemanfaatannya. Bahkan perumusan tujuan, desain dan perencanaan untuk penanaman pun, tidak
terlepas dari ilmu pengetahuan yang mendasarinya.
Sobat pernah membaca kisah Nabi Nuh dengan mukzizatnya yang dikenal sebagai Bahtera Nabi Nuh? Nah bayangkan jika Allah tidak menciptakan pohon dan tidak membukakan ilmu-Nya tentang manfaat pohon di masa itu? mungkin sekarang kita tidak mengenal ilmu-ilmu tentang botani, biologi, dendrologi, ekologi, silvikultur, konservasi, taksonomi, evolusi, biogeografi, biofisika, bioteknologi, farmasi, genetika, bioinformatika, agronomi, mikologi, paleontologi, mikrobiologi dan morfologi. 😋
Jika ada manfaat lainnya, silahkan sobat tambahkan ya, karena sebenarnya banyak sekali manfaat tanaman baik manfaat yang langsung dirasakan, maupun manfaat tidak langsung. Baiknya dipahami juga batasan tentang “pohon”, karena tidak semua tanaman adalah pohon. Nah sobat selamat Hari Menanam Pohon ya, mari kita hijaukan bumi kita agar menjadi rumah tinggal yang nyaman, aman, damai, dan tentram untuk semua mahluk Tuhan.
Baca Juga: Hari-Hari Besar Kehutanan dan Lingkungan Hidup
REFERENSI
Tanam Satu Pohon Beri Oksigen Ratusan Orang, Forest Digest, 8 Januari 2021 (https://www.forestdigest.com/detail/942/kebutuhan-oksigen-manusia)
Diperingati Setiap 10 Januari, Inilah Sejarah dan Tujuan serta Link Twibbon Hari Gerakan Satu Juta Pohon (https://kids.grid.id/read/473087096/diperingati-setiap-10-januari-inilah-sejarah-dan-tujuan-serta-link-twibbon-hari-gerakan-satu-juta-pohon?page=all)
Mantap bro....👍
BalasHapusJenis pohon yang bagus untuk penghijauan dan kopi apa saja mas?
BalasHapusKopi adalah tanaman dengan intensitas cahaya matahari yang tidak penuh. Kopi butuh naungan tidak lebih dari 60%. Naungan yang cocok biasanya jenis legum seperti sengon atau lamtoro. Jenis legum dapat memperbaiki unsur hara tanah.
Hapus