Writer’s Block Cartoon by pngwing.com |
Pernahkah Sobat mengalami keadaan dimana diri merasa stuck atau merasa tidak lagi produktif untuk menulis? Galau mau menulis apa, padahal banyak ide, tapi kok macet untuk dituangkan kedalam tulisan. Seolah semangat untuk menulis terbang entah kemana. Bengong berjam-jam depan laptop, namun tak satupun kalimat yang dapat digoreskan, walau hanya sebaris. Pastinya bikin stres dan frustasi kan? Apalagi jika tulisannya berupa artikel, naskah, berita, tugas akhir, atau laporan yang sudah ditunggu-tunggu hasilnya oleh redaksi, dosen atau pimpinan, duuhhh rasanya pengen waktu jangan dulu berputar deh.
Apa itu Writer’s Block?
Suatu keadaan dimana seorang penulis mengalami “kebuntuan” akan tulisannya, merasa kehilangan kemampuan menulis yang kemudian membuatnya sulit untuk melanjutkan dan menyelesaikan karya tulisnya, disebut sebagai Writer’s Block. Sederhananya, writer’s block adalah kondisi di mana seorang penulis yang biasanya terampil dalam menulis, lalu tiba-tiba merasa tidak mampu untuk menulis. Writer’s block juga dikenal sebagai penghambat psikologis yang mencegah penulis untuk menyelesaikan tulisannya. Kondisi ini bisa terjadi kepada setiap penulis baik pemula atau profesional, misalnya: Jurnalis, Content Writer, Novelis, Akademisi, Sastrawan, Copywriter, dan Scriptwriter. Pun begitupula yang saya alami - sebulan yang lalu - begitu sulitnya menghasilkan suatu karya tulis. Rasanya ingin menggantungkan saja laptop dan berhenti menjadi penulis pemula... loh!
Writer's block memiliki tingkat keparahan yang beragam, mulai dari kesulitan memunculkan ide orisinal hingga tidak mampu menghasilkan karya selama bertahun-tahun. Kondisi ini tidak semata-mata diukur dengan skala waktu yang berlalu tanpa menulis, melainkan diukur pula dengan banyaknya karya tulis yang dihasilkan dalam skala waktu yang berlalu atau menurunnya produktivitas dalam menulis, hingga yang kronis adalah munculnya persepsi bahwa diri sudah tidak lagi mampu sebagai seorang penulis.
Writer’s block bukanlah fenomena baru, namunpun begitu istilah tersebut diperkenalkan pertama kalinya oleh Edmund Bergler seorang psikoanalis Austria yang tinggal di Amerika pada tahun 1947. Sebelum diperkenalkan istilah ini, sudah begitu banyak fenomena writer’s block yang menimpa berbagai tokoh-tokoh sastrawan ternama, seperti Herman Melville [1819 – 1891] , yang berhenti menulis novel setelah menulis Moby-Dick (1851), - salah satu novel klasik terkenal di dunia - yang menginsiprasi banyak para penulis dunia hingga saat ini.
Penyebab Writer’s Block
Sebagian besar para pakar psikologi, mengidentifikasikan penyebab utama timbulnya hambatan dalam menulis (writer’s block) lebih disebabkan karena faktor mental (psikis), bukan disebabkan karena permasalahan yang bersifat medis. Writer’s Block dapat diatasi dengan seberapa besar dorongan dari diri seseorang untuk menanggulangi hambatan menulis tersebut, karenanya mengatasi writer’s block sama dengan mendiagnosa kesehatan mental (psikis) yang menjadi penghambat produktivitas dalam menulis, dan kemudian diatasi oleh diri sendiri secara tepat.
Para pakar psikologis seperti Yale Jerome Singer dan Michael Barrios (1970) hingga Reynold (2015), telah mengidentifikasi gejala-gejala seseorang terpapar writer’s block serta faktor-faktor yang berpotensi sebagai pemicu munculnya writer’s block. Ciri dan gejala umum writer’s block adalah menurunnya kemampuan dan produktivitas seseorang dalam menulis maupun menghasilkan karya tulis. Gejala writer’s block tidak hanya dilihat dari jangka waktu seseorang dalam menyelesaikan karya tulis, tapi juga dilihat dari banyaknya karya tulis yang dihasilkan.
Edmund Bergler, seorang Psikoanalis Amerika kelahiran Austria, memperkenalkan istilah Writer’s Block pada Tahun 1947 (sumber: https://diffah.alaraby.co.uk/) |
Tanda atau ciri lainnya dari seseorang yang mengalami writer’s block, antara lain kehilangan semangat dan ide untuk menulis, sulit fokus, emosional, frustasi, tidak percaya diri, gampang merasa letih, dan seolah tidak mampu berfikir jernih. Menulis menjadi sesuatu yang membebani dan menakutkan bagi mereka yang mengalami writer’s block, sehingga tidak ada satupun kalimat yang dapat dihasilkan, walaupun sudah berjam-jam duduk di depan mesin ketik atau laptop. Adakalanya Seorang yang terkena writer’s block cenderung mengalami perilaku sedentari atau malas bergerak.
Baca juga: Sedentari - Gaya Hidup yang Mengancam Hidup
Pada dasarnya menulis merupakan proses meramu dari kemampuan kognisi, emosi, bakat, kreativitas, dan motivasi serta dorongan dari nilai-nilai eksternalitas, seperti penghargaan dan apresiasi orang lain atas karya tulisnya. Penyebab munculnya writer’s block tentunya juga dipengaruhi dari permasalahan menurunnya motivasi internal dan respon motivasi eksternal.
Berikut beberapa faktor penyebab munculnya gejala writer’s block pada diri seseorang, yang Jejak Erwinanta rangkum dari berbagai referensi, silahkan disimak ya Sob:
1. Perasaan Takut
Siapapun, termasuk penulis, pasti memiliki perasaan “takut”. Takut merupakan respon emosi dan bersifat naruliah yang dimiliki oleh manusia disaat menghadapi sesuatu yang dianggap ancaman. Takut haruslah disikapi dengan pemikiran yang positif, karena melalui perasaan takut, manusia akan memahami bagaimana bersikap untuk meraih tujuan hidupnya dengan benar. Ketakutan terbesar seorang penulis, adalah kekuatiran akan adanya penilaian yang buruk dan penolakan terhadap hasil dari karya tulisnya. Perasaan takut ini muncul, justru manakala karya tulisan itu belum selesai atau masih dalam proses pengerjaan. Takut yang kemudian diiringi dengan kecemasan yang berlebihan pada akhirnya akan menghambat seseorang untuk memulai atau menyelesaikan karya tulisnya.
2. Menunda-nunda Tulisan
Writer’s block dan menunda menulis, merupakan dua keadaan yang berbeda, namun menunda-nunda menulis, bisa menjadi pemicu terjadinya writer’s block atau hambatan menulis. Biasanya bagi mereka yang suka menunda pekerjaan menulis dalam jangka waktu yang lama, justru akan mengalami kelesuan dan kehilangan gairahnya untuk memulai kembali menulis dan menyelesaikan karya tulisnya.
3. Perfeksionis
Salah satu yang sering menjadi hambatan bagi penulis dan pekerja kreatif lainnya adalah perfeksionisme. Perfeksionisme adalah sebuah dorongan dari dalam diri untuk terus menerus memiliki kehidupan yang berjalan sempurna. Seseorang yang memiliki karakter perfeksionisme disebut sebagai Perfeksionis, yaitu orang-orang yang menginginkan standar tinggi dan sempurna dari dirinya sendiri, pekerjaannya, atau orang lain. Ciri-cirinya antara lain memiliki standar yang sangat tinggi, sulit menerima kritik, dan selalu membutuhkan pengakuan. Perfeksionis merupakan bentuk perlindungan diri seorang penulis dari kritikan dan kegagalan, yang justru menjadi hambatan dalam memulai dan menyelesaikan suatu karya tulis.
4. Kritik diri sendiri yang berlebihan (Self-Criticism)
Karya Tulis merupakan produk yang dihasilkan oleh seseorang, karenanya karya tulis sering menjadi cerminan dari kualitas seseorang bahkan menjadi branding atas profesinya. Guna mempertahankan branding ini, seorang penulis adakalanya melakukan evaluasi diri untuk meningkatkan kepercayaan diri, dan ketrampilannya dalam menghasilkan karya tulis. Namun jarang sekali penulis mengevaluasi manakala karya tulisnya ditolak atau tidak mendapat respon yang baik oleh pembacanya. Kecenderungan yang muncul adalah “overthinking” yang menjurus pada menyalahkan atau menghakimi diri sendiri yang dikenal sebagai self-criticism. Self-criticism adalah salah suatu bentuk penghukuman diri dan evaluasi diri negatif yang dapat dipicu ketika seseorang menghadapi kegagalan atau melakukan kesalahan. Kondisi ini bisa memicu depresi yang menyebabkan seorang penulis menjadi kehilangan semangat dan kepercayaan dirinya untuk menulis. Contoh sederhana self criticism yang memicu writer’s block, “Mungkin karyaku ini sudah mulai membosankan?”, “Bagaimana kalau tulisanku dianggap sampah?”.
5. Mudah Terdistraksi
Secara umum distraksi adalah suatu kondisi di mana perhatian atau fokus seseorang terganggu atau teralihkan dari suatu tugas atau aktivitas yang seharusnya diutamakan. Distraksi sering pula diistilahkan sebagai “gagal fokus”. Jika Sobat mudah mengalami distraksi atau gagal fokus, bisa dipastikan bahwa sobat bakalan mudah mengalami writer’s block. Distraksi yang menyebabkan seseorang menjadi sulit berkonsentrasi dalam menulis antara lain distraksi fisik misalnya gangguan suara bising. Distraksi mental seperti kekhawatiran, kejenuhan, pengalihan pada hal-hal yang dianggap lebih menarik. Distraksi emosional seperti stress, keraguan, kecemasan. Distraksi sosial seperti ajakan teman mengobrol yang tidak tepat, tuntunan pekerjaan, godaan di media sosial (sesuatu yang sedang viral).
Herman Melville, penulis novel Moby Dick, pernah mengalami writer’s block (sumber: www.nps.gov) |
6. Kelelahan Otak (Brain Fog)
Brain fog adalah suatu kondisi di mana seseorang kesulitan untuk memusatkan fokus dan konsentrasi terhadap suatu hal. Adapun beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya brain fog adalah kurang tidur, stres, hingga masalah kesehatan tertentu. Seorang penulis yang terlalu ‘Ngoyo” menulis, hingga mengabaikan kesehatan otaknya, justru akan mengalami brain fog, dimana akal pikirannya seolah-olah diselimuti oleh kabut (fog) tebal yang membuatnya menjadi sulit berkonsentrasi, berpikir jernih dan berpikir kreatif dalam menuangkan inspirasinya kedalam tulisan. Otak yang lelah karena dipaksakan untuk selalu berfikir keras dalam menghasilkan karya tulis, justru menyebabkan terjadinya brain fog yang berujung terkekangnya pikiran seseorang kedalam writer’s block.
7. Tekanan dari luar
Selain tekanan dari dalam diri sendiri, tekanan ataupun tuntutan dari luar juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami writer’s block. Suasana kerja yang tidak nyaman, beban kerja yang tidak seimbang, aturan pekerjaan yang ketat, ketatnya persaingan, dan tingkat penghargaan atas hasil tulisan, dapat mempengaruhi produktivitas seorang dalam menghasilkan karya tulisnya, bahkan bisa jadi menulis menjadi suatu beban tersendiri yang menyebabkan seseorang terjangkit writer’s block.
Cara mengatasi Writer’s Block
Nah dari berbagai faktor penyebab diatas, mana kira-kira yang menjadi pemicu sehingga sobat mengalami kondisi writer’s block? Lantas bagaimana mencegah dan mengatasi writer’s block ini? Berikut beberapa cara untuk mengatasi Writer’s Block yang bisa sahabat lakukan secara mandiri dan dipraktekan sendiri:
1. Istirahat dan lakukan kegiatan selain menulis
Jika Sobat merasa lelah berfikir dan mengalami brain fog, langkah yang tepat adalah dengan istirahat sejenak. Jangan dipaksakan karena percuma saja, tulisanmu tetap akan menjadi tidak memuaskan. Coba ambil waktu sebentar sekitar 1-2 jam untuk mengistirahatkan otak dari kegiatan tulis menulis, seperti misalnya, jalan-jalan, rekreasi, tidur sebentar (micro sleep), membaca, menari, yoga, berenang, mandi air hangat, atau melakukan kegiatan kecil di rumah (kerajinan tangan, memasak, membersihkan dan merapihkan). Istirahat cukup dan menggerakan tubuh akan memperlancar peredaran darah dan meningkatkan asupan oksigen ke otak, pikiranmu akan menjadi rileks dan lebih segar (fresh). Kalau sudah rileks, kamu bisa berpikir lebih imajinatif dan semangat untuk melanjutkan tulisanmu. Nah jika sobat sudah merasa rilek dan fresh, segeralah kembali untuk fokus pada tulisan anda, jangan malah menunda-menunda dan malah keasikan dengan aktivitas magernya alias males gerak.
2. Coba menulis sesuatu yang lain (freewriting)
Kalau kamu stuck dan tidak tahu mau nulis apa selanjutnya, coba untuk menulis sesuatu yang lain secara bebas, jangan terpaku pada satu aliran atau genre saja, misalnya menulis artikel dengan topik lain yang lebih ringan, cerita, atau project lain yang sifatnya lebih sederhana. Menulis dengan sesuatu yang diluar genre yang menjadi kebiasaan, selain menambah pengalaman, juga memberikan sensasi sendiri yang merangsang munculnya ide-ide baru yang akan menambah motivasi untuk menulis.
Free Writing adalah kegiatan menulis apa saja dengan bebas, tidak perlu mengikuti aturan apapun. Kamu bebas menuliskan apa saja yang terlintas di kepalamu tanpa diedit. Free writing bisa menjadi simulasi untuk mengatasi kebekuan atau menemukan kembali flow menulismu yang sempat berantakan gara-gara writer’s block. Banyak teknik untuk mengembalikan irama dan semangat menulismu dengan pendekatan free writing ini, yaitu:
- Coba set timer selama 5-15 menit, lalu mulai menulis tanpa berhenti. Tulis saja apapun, perasaanmu, isi pikiranmu, kejadian di hari itu, atau lainnya.
- Mendaur Ulang Tulisan Lama; Coba Sobat lihat kembali folder tulisan lama. Temukan tulisan yang sudah atau belum pernah diposting, baca sekilas kemudian coba ditulis ulang, atau diedit menjadi karya tulis baru yang berbeda dengan sebelumnya walaupun dengan judul yang sama. Teknik free writing ini guna melatih meningkatkan ketrampilan menulis dan menghindari plagiarisme atau menciplak karya orang lain, khususnya pada karya tulis ilmiah.
3. Hindari atau singkirkan hal-hal yang mendistraksi
Salah satu tanda kamu terkena writer’s block adalah sulit fokus dan mudah terdistraksi. Untuk mengurangi distraksi, cobalah memahami apa saja yang menyebabkan sobat gampang mengalami distraksi atau gagal fokus, apakah karena keadaan lingkungan fisik yang tidak nyaman, ataukah karena kondisi mental dan sosial yang sedang tidak kondusif. Sobat bisa mencoba bekerja di tempat lain yang lebih nyaman, atau menulis di waktu-waktu kamu merasa paling kreatif, misalnya di pagi hari (morning person), atau malam hari (night owl). Menulis itu butuh fokus (konsentrasi) yang besar dan terkadang sulit untuk kita melanjutkan tulisan, bila kita sudah terdistraksi.
4. Membaca buku
Membaca buku merupakan salah satu bentuk kegiatan non menulis, namun dapat menambah semangat seseorang untuk menulis agar terhindar dari writer’s block. Membaca bisa membantu kita untuk menemukan kembali ide-ide, membuat otak jadi lebih fresh, dan mengistirahatkan otak sejenak agar tidak melulu memikirkan tulisan. Dari membaca memungkinkan kita bisa menemukan inspirasi, belajar memahami gaya tulisan orang lain, menambah referensi tentang suatu alur cerita, atau menambah perbendaharaan kata-kata yang bisa digunakan di tulisanmu. Tidak harus membaca buku-buku yang berat tapi bacalah buku-buku bacaan yang ringan, seperti komik, cerita pendek (cerpen), novel, berita, atau apapun yang kamu suka.
5. Buat deadline untuk diri sendiri
Ketika mengalami writer’s block, biasanya kita cenderung menunda-nunda dan malas untuk menyelesaikan tulisan. Kebingungan mau menulis apa selanjutnya, dan merasa tulisan yang dibuat jelek dan tidak sempurna. Untuk mengatasi ini, buatlah deadline untuk dirimu sendiri, agar semangat menulismu yang menghilang dari dirimu kembali menemukan jalan pulangnya kembali pada dirimu. Mungkin strategi “dikebut semalam” saat kita masih dibangku sekolah dan kuliah, menjadi pengalaman berharga perlunya berkomitmen dengan target waktu yang telah ditetapkan. Biasanya kalau deadline sudah dekat, kita bisa memaksakan diri untuk fokus, menambah porsi semangat, agar tulisan cepat selesai tepat waktu.
6. Jadikan Menulis sebagai kebiasaan atau rutinitas
Cara yang paling ampuh untuk mengatasi writer’s block adalah dengan menulis itu sendiri. Jadikan menulis sebagai suatu kebiasaan atau rutinitas, layaknya aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Menulis menjadi sesuatu kebutuhan guna memenuhi kepuasan batiniah dan kesehatan mental seseorang. Kebanyakan penulis yang sukses adalah mereka yang telah mampu mengembangkan kebiasaan menulis yang kokoh, seperti Stephen King yang membiasakan diri menulis 10 halaman setiap harinya. Haruki Murakami berlari 5 Km untuk menjernihkan pikirannya, dan Agatha Christie suka berendam di bak mandi, makan apel, dan melihat-lihat foto TKP, untuk menjaring ide dan inspirasi bagi tulisannya.
Stephen King seorang penulis kontemporer asal Amerika Serikat, atasi writer’s block dengan membiasakan menulis 10 halaman setiap hari (sumber: Netflix.com). |
Bagaimana menjadikan aktivitas menulis sebagai suatu kebiasaan?
- Tentukan jadwal atau waktu yang benar-benar anda nyaman menulis bisa harian, atau mingguan. Penetapan jadwal harus diiringi dengan komitmen dan konsistensi yang kuat agar kebiasaan menulis dapat diwujudkan, misalnya setiap akhir pekan atau setiap malam sebelum tidur.
- Biasakan mencatat semua ide-ide yang muncul baik dari hasil membaca, imajinasi, ataupun dari pembicaraan dengan orang lain, walaupun ide tersebut belum menjadi perhatian anda saat ini.
- Terus bereksprimen dalam menulis, untuk memperkaya kosa kata, alur, dan gaya penulisan.
- Meyakini bahwa aktivitas menulis merupakan perilaku hidup yang sehat dan positip.
- Bergabung dengan komunitas yang sefrekuensi dalam menulis.
Terakhir sebagai tips mengatasi writer’s block, adalah jauhkan rasa ketakutan dan kecemasan bahwa writer’s block berdampak permanen. Yakinlah bahwa writer's block hanya bersifat sementara dan dapat cepat diatasi, jadi tetaplah berpikir positif sambil melakukan dan mengkombinasikan keenam tips di atas. Writer’s block bisa melanda siapa saja, datang tidak diundang, pergipun tiada yang mengantar, karenanya harus dihadapi dan diatasi, bukan untuk dihindari ya sob, tolong dicatat itu!.
Jadi bagi sahabat yang saat ini tengah disibukkan dengan penyelesaian tugas akhir berupa karya tulis ilmiah baik skripsi, tesis, maupun desertasi, jika tiba-tiba dilanda gelombang writer’s block, jangan lantas frustasi dan “terkena mental” ya, apalagi mesti mencari pelarian, karena itu justru akan membuat kondisi berakhir tidak menguntungkan. Ingatlah badai pasti berlalu, dan langitpun akan kembali cerah, jangan berlama-lama meratapi badai, siapkan pula dirimu agar dapat tersenyum dicerahnya masa depan.
Selamat menulis kembali, dan tak lupa salam lestari.
Referensi:
- Devi Lianovanda, 2022. “Sedang Mengalami Writer’s Block? Yuk, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!” (link: https://blog.skillacademy.com/writers-block-adalah)
- Audina Chairun Nisa, 2020. “Writer’s Block dan 15 Tips Mengatasinya Dengan Ampuh!” (link: https://www.exabytes.co.id/blog/tips-mengatasi-writers-block/)
- Reynold, Susan. 2015. ‘Five Reasons You’re Experiencing Writer’s Block’. Tautan: https://www.psychologytoday.com/intl/blog/prime-your-gray-cells/201510/five-reasons-youre-experiencing-writer-s-block)
- Bernetta, 2022. “Writer's Block, Musuh Besar Si Penulis” (link: https://kuliahdimana.id/index.php/news/read/1361/Writers-Block-Musuh-Besar-Si-Penulis)
- Sean Glatch, 2022. “Blok Penulis: Menjelajahi Penyebab dan Pengobatannya” (link: https://writers.com/writers-block)
- Sinta, moonchild & daydreamer, 2020. Pengertian Writer’s Block (Link: https://sinmoonsun.com/tips-mengatasi-writers-block/)