Jumat, 09 Desember 2022

Jangan Sia-Siakan ... Sampahmu

Setiap aktifitas keseharian kita pasti menemukan bahkan menghasilkan sampah, baik dari sisa olahan makanan di dapur, daun-daun kering di halaman, kertas-kertas sisa pekerjaan, kardus bungkusan belanja online, ataupun plastik sisa pembungkus makanan dan  kantong belanjaan.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian LHK tahun 2021, sumber penghasil sampah terbesar berasal dari rumah tangga (40,9%) dimana sisa makanan merupakan jenis sampah terbanyak yaitu sebesar 39,82%

Untuk melihat data sampah secara nasional silahkan klik disini

Sampah rumah tangga dikategorikan kedalam dua golongan besar, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.  Sampah organik adalah sampah yang berasal dari unsur hayati (makhluk hidup) yang mudah terurai secara alami seperti sisa sayuran, sisa buah-buahan, daun kering, kulit telur dan sebagainya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda tak hidup (non hayati) yang sukar terurai secara alami, seperti  plastik, kaleng, kaca dan sebagainya. 

Sampah organik setelah mengalami proses penguraian atau dekomposisi, akan menghasilkan pupuk organik yang mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dan membikin tanaman kita tambah happy loh.... 🥰  Nahhh...sahabat,  jangan sia-siakan sampah organik kita ya.    

Ada dua katagori pupuk organik yang perlu sahabat ketahui, yaitu pupuk organik cair dan pupuk organik padat.  Pupuk Organik Cair (POC) adalah pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi, karenanya POC  beraroma seperti air tape.  Sedangkan pupuk organik padat adalah pupuk yang berbentuk padat hasil dari pelapukan atau pembusukan sampah organik, memiliki aroma khas tanah atau kayu lapuk.  Baik pupuk organik cair maupun pupuk organik padat sama-sama memerlukan organisme pengurai (dekomposter).  

Yuk kita belajar mengenal sampah organik yang paling sering dihasilkan di dapur kita, beserta potensi unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman kesayangan kita:


1. Kulit  Telur



Menurut Journal of Agricultural and Food Chemistry kandungan pada kulit telur terdiri dari 98,2% Kalsium karbonat (CaCO3), 0,9% Magnesium (Mg), dan 0,9% fosfor (P), sedangkan pada membran kulit telur terdiri dari 69,2% protein, 2,7% lemak, 1,5% air, dan 27,2% abu.   

Bagi tanaman unsur -unsur yang terkandung tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan kerdil, bunga dan buah gampang rontok, regenerasi sel dan fotosintetis,  dan meningkatkan daya tahan tanaman dari serangan hama seperti lalat buah. Bagi tanah, tepung kulit telur dapat mengurangi kadar keasaman tanah, yang tentunya akan membuat tanaman lebih nyaman. 

Cara pemanfaatan kulit telur untuk tanaman hias cukup mudah, yang biasa kami lakukan adalah dengan menghancurkan cangkang telur terlebih dahulu, tidak mesti harus berbentuk tepung ya.  Kemudian taburkan saja disekeliling tanaman hias.  Oh ya cangkang telur dan karpet telur bisa loh digunakan sebagai pot untuk persemaian bibit tanaman.  

2.  Kulit Bawang Merah


Kulit bawang mengandung hormon pertumbuhan allicin dan thiamin sebagai zat pengatur tumbuh  tanaman (ZPT), yang dapat merangsang tumbuhnya akar.  Kandungan kalium, magnesium, fosfor dan zat besi pada kulit bawang tentu saja akan membuat tanaman tumbuh subur.  Manfaat lain dari kulit bawang merah adalah sebagai mulsa organik yang dapat menjaga kelembaban tanah, mencegah tumbuhnya gulma, serta dapat mengusir ulat, kutu, dan jamur yang dapat mengancam  tanaman kesayangan kita.  Cara pemberiannya, cukup dengan menaburkan kulit bawang disekitar tanaman hias secara merata.

3. Air Leri atau Air Cucian Beras 




Air cucian beras atau air leri mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Berikut jenis dan jumlah nutrisi yang terkandung dalam air cucian beras: 6-8% protein, 30-40% serat kasar, 10-20% asam amino bebas, 20-30% kalsium (Ca), 45-50% total fosfor (P), 45-50% besi (Fe), 10-12% seng (Zn), 40-45% kalium (K), 55-60% tiamin, 25-30% riboflavin, 60-65% niasin.  

Selain memberikan nutrisi, air cucian beras mengandung bakteri yang bermanfaat bagi tanaman, seperti: bakteri  Pseudomonas fluorescens yang beradaptasi pada sistem perakaran tanaman. Bakteri ini dapat menghambat perkembangbiakan patogen.  Bakteri Pektolitik pektin adalah sejenis mikroba yang mensintesis karbohidrat dan asam amino untuk menghasilkan hormon pertumbuhan (ZPT).  Dalam pengaplikasiannya,  air cucian beras dapat disemprotkan secara langsung sebagai pupuk daun, atau dikocorkan pada media tanah, setelah terlebih dahulu didiamkan selama 1-2 jam.   

4. Kulit Pisang



Kulit pisang memiliki kandungan kalium organik yang cukup tinggi, yaitu sekitar 42 %, protein, dan potasium. Kalium  membantu memperkuat batang tanaman dan melawan penyakit. Protein membuat tanaman menjadi subur, dan lebat jika berbuah, dan potasium dapat membantu tanaman tahan dari kekeringan, sehingga tanaman tidak cepat layu.  

Pemberian kulit pisang sebagai nutrisi tanaman dapat dilakukan secara langsung diletakan pada pot tanaman, dikeringkan dan kemudian baru diberikan pada tanaman, atau dirubah terlebih dahulu menjadi POC atau pupuk kompos padat.  

5. Ampas Kopi



Ampas kopi mengandung 2,28% nitrogen., fosfor 0,06% dan 0,6% kalium. pH ampas kopi sedikit asam, berkisar 6,2 pada skala pH. Selain itu, ampas kopi mengandung magnesium, sulfur dan kalsium yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.  Manfaat ampas kopi untuk tanaman antara lain: menyebabkan warna bunga atau daun tanaman menjadi lebih cerah, mulsa, mencegah serangan molusca dan jamur, dan menambah kandungan nitrogen tanah.  Pemberian ampas kopi dapat dilakukan dengan cara menaburkan disekitar tanaman hias kita. 

Baca juga : | Atasi Genangan dengan Biopori  |

Sebaiknya sahabat erwinanta,  menyiapkan tempat pembuatan kompos khusus untuk limbah organik.  Alatnya gampang dibuat, mau beli pun banyak tersedia di toko-toko online. Sejak dari rumah kita, sebaiknya sampah sudah mulai kita pilah.  Sampah organik, kita manfaatkan kembali untuk pupuk organik, dan sampah anorganik biarlah selama belum bisa kita daur ulang kita kirimkan ke Bank Sampah  atau ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah.  

Kebetulan untuk alat pengolahan kompos sekala rumah tangga, kami menggunakan composting bag kapasitas 80 liter, yang siap menampung limbah organik dapur untuk 3 bulan kedepan 😉. Jadi sahabatku pencinta tanaman hias, akan selalu memiliki tanah kompos yang kaya nutrisi dan tentunya menghemat pengeluaran untuk media tanam. 



Sore ini udara di kota liwa  sejuk seperti biasanya. Mendung sudah terlihat dan segera akan meneteskan hujan. Saya sedang menyiapkan hidangan sore ini berupa pisang goreng. Tentu nikmat rasanya pisang goreng hangat, ditemani dengan secangkir kopi robusta petik merah yang masih mengepulkan asap.

Hhhhmmmmm...hati senang, perut kenyang dan tanaman pun riang ... 😁 

... yuk kita mulai melatih diri kita untuk terbiasa memilah dan mengurangi sampah sejak dari rumah kita... salam 3R (reuse, reduce, recycle) ... 


Happy Gardening... 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Selamat Datang 2024

"Hari ini tanggal 2 Januari 2024, pukul 07.32 WIB, hari pertama masuk kerja! Berdiri di barisan paling depan, acara apel pagi, di lapan...

Populer