Senin, 19 Desember 2022

Grammatophyllum stapeliiflorum - Si Garang tapi Menawan

Assalamualaikum, Salam Rimba Lestari,

Postingan kali ini Jejak Erwinanta akan memperkenalkan salah satu anggrek yang banyak tumbuh di ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, yaitu anggrek Grammatophyllum stapeliiflorum, yang dikenal sebagai grama hitam, walau sebenarnya anggrek ini bukanlah masuk dalam kelompok anggrek hitam yang terkenal itu. 

Anggrek termasuk hasil hutan bukan kayu (HHBK), karenanya banyak diburu di habitat aslinya untuk diperdagangkan.  Grama hitam ini, harganya bisa mencapai lebih dari Rp 350.000,- .  Bagi sahabat Erwinanta yang hobi berburu anggrek hingga ke hutan-hutan, anggreknya jangan dihabiskan semua ya, sisakan agar bergenerasi dan berkembang biak kembali di habitat aslinya. Jika anggreknya lestari, sahabat juga kan yang diuntungkan?

Berdasarkan klasifikasi ilmiahnya, spesies G. stapeliiflorum masuk kedalam famili Orchidaceae, subfamili: Epidendroideae, alliance : Cymbidium, genus: Grammatophyllum.  Spesies grama hitam ini banyak dijumpai pada ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah di Malaysia, Indonesia, Philipina, Newguinea hingga Selandia Baru (sumber: wikipedia).

Berbeda dengan kerabatnya G. speciosum yang berukuran besar,  grama hitam berukuran lebih kecil, dan tidak menyukai tempat terbuka yang terpapar matahari langsung. Berbunga menjuntai, dalam satu tangkai bunga terdiri dari 14 - 15 bunga.  Motif pada mahkota bunga berupa bercak-bercak atau loreng rapat berwarna coklat tua kehitaman.  Kemungkinan karena warna bunganya yang "garang" ini, anggrek ini kemudian dijuluki sebagai grama hitam.  Daun grama hitam berbentuk lancet, dan bertekstur tebal.  Dalam satu bulb terdapat dua buah daun yang saling berhadapan.

G. stapeliiflorum, koleksi JE

Perawatan anggrek ini cukup sukar, karena walau menyukai kondisi lingkungan yang teduh dan lembab,  namun tidak begitu menyukai banyak air atau basah. Jadi media tanam yang kita gunakan sebaiknya yang tidak banyak menyimpan air. Media yang terlalu basah akan menyebabkan anggrek ini gampang terserang jamur yang menyebabkan bulb membusuk dan daun rontok.  Terlalu kering menyebabkan anggrek ini gampang mengalami dehidrasi, dan stress.

Anggrek grama dapat ditanam di pot gantung atau di pot tanah liat yang digantungkan, karena bunganya yang menjuntai seperti cymbidium. Media yang digunakan adalah media umum untuk tanaman anggrek yaitu campuran arang dan cacahan batang pakis.  Disarankan baiknya grama hitam ditanam dengan cara ditempelkan pada batang pakis, karena memang di habitat aslinya anggrek ini hidup secara efipit. 

Untuk perbanyak jenis grama ini cukup mudah, hanya dengan cara split anakannya. Jangan pernah membuang bonggol atau bulb anggrek yang sudah tidak mempunyai daun, karena dari bonggol ini tetap bisa keluar anakan baru. 

Semoga informasinya bermanfaat ya, ... lestarikan alam untuk lestarikan hidup kita ... tetap semangat dan jaga kesehatan.  Wassalam.

- happy gardening -


Baca juga: | Grammatophyllum speciosum sang Tebu yang Bercorak Indah | 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Selamat Datang 2024

"Hari ini tanggal 2 Januari 2024, pukul 07.32 WIB, hari pertama masuk kerja! Berdiri di barisan paling depan, acara apel pagi, di lapan...

Populer