Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati pada tanggal 31 Mei setiap tahunnya. Pada tanggal tersebut, para perokok di seluruh dunia serentak melakukan aksi tidak menghisap rokok selama 24 jam, atau menjadi moment penting untuk mulai berhenti merokok.
Ada dua tujuan diadakannya peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, yaitu untuk menekan atau mengurangi jumlah perokok aktif yang semakin banyak di dunia, dan menumbuhkan kesadaran akan bahaya merokok bagi diri sendiri dan orang sekitarnya.
Organisasi Kesehatan Dunia – WHO (World Health Organization) - mencatat bahwa setiap tahun industri rokok telah membunuh lebih dari 8 juta nyawa manusia, 600 juta pohon ditebang, mengkonversi 200 ribu hektare lahan hutan, membuang 22 miliar air dan menghasilkan 84 juta ton CO2 di udara.
Tembakau sebagai bahan utama rokok memiliki 7.000 senyawa kimia yang bersifat adiktif dan karsinogenik yang berbahaya bagi tubuh, seperti menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit jantung. Bahkan membakar sebatang rokok dapat menghasilkan sekitar 3-6% karbon monoksida (CO) yang dapat mencemari udara sekitar.
Sekitar 4,5 triliun filter rokok yang mengandung mikroplastik terbuang mencemari lautan, sungai, trotoar kota, taman, tanah, dan pantai setiap tahunnya. Mikroplastik adalah potongan atau partikel plastik yang memiliki ukuran kurang dari 4,8 milimeter. Mikroplastik yang terdekomposisi dari filter rokok masuk ke tubuh manusia melalui proses rantai makanan. Dampaknya sangat serius bagi kesehatan, di antaranya terhadap genetika, perkembangan otak, dan pernapasan.
Ironinya biaya membersihkan produk tembakau yang berserakan dibebankan kepada pembayar pajak, bukan industri yang membuatnya. Pemerintah justru mengeluarkan biaya yang cukup besar guna membersihkan limbah rokok setiap tahunnya. Contohnya Cina mengeluarkan biaya sekitar US$ 2,6 miliar, India sekitar US$ 766 juta, sedangkan Brasil dan Jerman mencapai lebih dari US$ 200 juta, biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan limbah rokok setiap tahunnya.
Rokok tidak hanya mengakibatkan kematian bagi perokok aktif, akan tetapi juga bagi perokok pasif. Bahkan kebiasaan merokok menjadi salah satu pintu masuk ketergantungan akan Narkoba dan Minuman Keras, karenanya rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Sebagian besar pecandu rokok disebabkan karena faktor lingkungan atau pergaulan. Berbagai alasan orang untuk merokok seperti penghilang kejenuhan, penghilang stres, meningkatkan konsentrasi, dan merangsang ide-ide kreatif, serta meningkatkan kepercayaan diri.
Pertimbangan akan bahaya merokok inilah yang kemudian WHO mendeklarasikan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, dengan harapan ada satu hari di dunia ini yang bebas dari pencemaran asap rokok. Awalnya Hari Tanpa Tembakau Sedunia ditetapkan pada tanggal 7 April 1987, namun atas beberapa pertimbangan dirubah menjadi tanggal 31 Mei 1988. Hingga sekarang, setiap tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia.
Hasil survey GATS (Global Adult Tobacco Survey) tahun 2021 menunjukan Negara Indonesia memiliki jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia dan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah India dan China. Berdasarkan hasil survey GATS 2021, penggunaan tembakau dengan berbagai bentuk (merokok, tembakau tanpa asap, atau dipanaskan) dilakukan oleh sekitar 34,5% orang dewasa (70,2 juta jiwa), dengan komposisi terbesar adalah 65,5% pria, dan 3,3% wanita. Hasil survey ini menunjukan fenomena bahwa merokok tidak lagi digandrungi oleh kaum pria namun juga oleh wanita. Hal ini menjadi krusial, karena wanita adalah calon ibu yang akan membentuk generasi penerus bangsa.
Kegiatan kampanye berhenti merokok oleh PKBI Lampung Barat |
Temuan lainnya adalah rokok sangat berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. Saat ini, pengeluaran belanja rokok pada keluarga miskin jauh lebih besar daripada pengeluaran untuk membeli makanan bergizi. Rata-rata keluarga miskin menghabiskan 11,9% penghasilannya untuk mengkonsumsi rokok. Rokok menjadi nomor dua setelah beras.
Selain itu, penyakit yang dipicu dari mengkonsumsi rokok umumnya merupakan penyakit yang serius dan memerlukan biaya yang sangat tinggi, baik perawatan maupun pengobatannya. Hal ini tentunya menjadi beban tidak hanya perekonomian keluarga akan tetapi beban bagi negara.
Harapannya dengan tema tersebut mendorong dan mengedukasi para petani tembakau untuk lebih menanam tanaman yang sehat, berkelanjutan dan bergizi, sekaligus mengatasi krisis pangan global, deforestasi dan krisis iklim. Oleh karena itu, kampanye ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa bukan tembakau yang dibutuhkan masyarakat, tapi pemenuhan pangan yang bergizi. Alokasikan belanja rokok anda, untuk lebih memenuhi ketercukupan pangan keluarga.
Investasikan waktu dan uang Anda untuk hal-hal yang membuat Anda bahagia, sehat, dan hidup, akan tetapi tembakau justru menjauhkannya dari diri Anda. Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023.
--- Salam Lestari ---
Referensi:
- Sejarah dan Tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023" (link: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230530184340-255-955960/sejarah-dan-tema-hari-tanpa-tembakau-sedunia-2023).
- Mengapa Saya Belum Merokok Lagi (Link: https://www.forestdigest.com/detail/1774/bahaya-rokok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar