Islamic Centre, dok: JE, 2018 |
Ramadhan telah tiba, dan segenap umat muslim seluruh dunia menyambut penuh kebahagiaan datangnya bulan yang penuh keberkahan, pengampunan dosa, dilipatgandakannya pahala, dan juga bulan mustajab untuk berdoa. Bahkan dalam bulan Ramadhan ini terdapat malam khusus yang lebih baik dari seribu bulan, dimana umat muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan malam tersebut. Tentunya kemulian bulan puasa ramadhan ini akan diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Sangat disayangkan jika kita umat Islam menyia-nyiakan bulan Ramadhan ini berlalu begitu saja.
Dalam kitab Mu'jamus Shagir yang diriwayatkan oleh Ummi Hani' binti Abi Thalib karramallahu wajhah dan dicatat Imam at-Thabrani, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya umatku tidak akan terhina, selama mereka mendirikan bulan Ramadhan." Sahabat bertanya: 'Wahai Rasulullah, apa bentuk kehinaan mereka dalam menyia-nyiakan bulan Ramadhan?' Rasulullah menjawab, 'Pelanggaran terhadap hal-hal yang haram pada bulan Ramadhan, seperti zina atau minum khamar. Allah dan para malaikat melaknatnya hingga tahun berikutnya. Jika ia meninggal sebelum bulan Ramadhan berikutnya, maka ia tidak mempunyai kebaikan apa pun di sisi Allah yang bisa menyelamatkannya dari neraka. Oleh sebab itu, berhati-hatilah terhadap bulan Ramadhan, karena pahala kebaikan demikian juga ganjaran kejelekan akan dilipat gandakan."
Puasa Ramadhan menjadi tolak ukur seberapa besar ketakwaan umat Islam kepada Allah Azza Wa Jalla. Bentuk ketakwaan tidak hanya diindikasikan melalui hubungan vertikal antara diri pribadi dengan Allah saja, akan tetapi juga secara horizontal, antara diri pribadi dengan lingkungan hidupnya. Allah tidak menyukai hamba-Nya melakukan kerusakan di muka bumi, karena makna islam, adalah rahmatan lil alamin yakni mendatangkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia dan alam.
Puasa Ramadhan harusnya menjadi momentum penting untuk merenungkan, merefleksikan, sekaligus mengevaluasi diri, sudah sejauh mana kita berbuat untuk melestarikan alam, sebagai bagian dari bentuk ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala?
Allah telah menciptakan malam agar manusia beristirahat dan Allah ciptakan siang agar manusia dapat mencari sebagian dari karunia-Nya tanpa meninggalkan apa yang diperintahkan-Nya.
"Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (Al Quran Surat Al Qashash ayat 73)
Aktivitas manusia banyak dilakukan pada siang hari, karenanya tekanan terhadap lingkungan hidup cenderung lebih banyak terjadi pada siang hari dibandingkan pada malam harinya. Puasa Ramadhan dilakukan dengan menahan diri dari lapar dan haus serta hal-hal yang membatalkannya, dimulai sejak matahari terbit hingga matahari terbenam, artinya bahwa dengan menegakkan ibadah puasa di bulan Ramadhan tentunya tekanan terhadap lingkungan hidup dapat juga dikurangi.
Apa saja hikmah Puasa Ramadhan yang dapat diturunkan sebagai pembelajaran dalam melestarikan lingkungan hidup?
1. Melatih sifat tawadhu
Puasa melatih sifat tawadhu, yaitu sifat tunduk dan rendah hati. Lawan tawadhu adalah sombong dan aniaya, yang muncul kemudian adalah sikap serakah terhadap sumber daya alam. Sombong, aniaya, dan serakah inilah yang wajib dihindari karena dapat menyebabkan lingkungan hidup mengalami kerusakan.
Baca Juga: Membina "Keluarga Peduli Lingkungan", mengapa begitu penting?
2. Menghindari perilaku Boros atau Mubazir
Puasa mencegah hidup boros atau mubazir. Puasa Ramadhan mengajarkan kita hidup tidak boros. Boros dalam islam disebut mubazir. Mubazir merupakan salah satu sifat setan yang haram diikuti oleh umat muslim. Puasa Ramadhan dapat menjadi pertimbangan untuk penghematan dalam pemanfaatan sumber daya alam, seperti penggunaan air, bahan bakar, dan listrik.
3. Memupuk gaya hidup sehat dan ramah lingkungan
Puasa Ramadhan menjadi dasar untuk memulai perubahan gaya hidup ramah lingkungan. Bentuk gaya hidup ramah lingkungan adalah berperilaku hidup sehat, dengan tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan, sesuai takaran, dan memperhatikan gizi seimbang. Makan makanan secara berlebihan pada saat berbuka, akan membuat malas melakukan ibadah lainnya. Caranya dengan menyusun perencanaan makanan yang baik. Perencanaan makanan yang baik akan mengurangi timbulan sampah makanan, dan limbah lainnya, serta mengatasi ketimpangan pangan. Perencanaan merupakan unsur penting dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Baca Juga: Pemborosan makanan (Food Wastage) tanda perilaku sosial tidak sehat
4. Membangkitkan kesadaran lingkungan
Dalam Al Quran terdapat lebih dari 200 ayat yang menjelaskan tentang alam, larangan untuk melakukan kerusakan di muka bumi, dan kisah tentang azab berupa bencana alam bagi kaum yang kufur. Tadarus Al Quran yang dilakukan setiap malam bulan Ramadhan adalah guna mengingatkan sekaligus mengambil pelajaran betapa pentingnya menjaga dan tidak melakukan kerusakan di muka bumi.
5. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Pada bulan Ramadhan biasanya diikuti dengan penyesuaian terhadap jam kerja kantor dan juga beberapa aktivitas kerja. Manfaat bagi lingkungan, adalah pengurangan emisi gas rumah kaca. Sumber emisi gas rumah kaca antara lain berasal dari asap kendaraan, peralatan elektronik, pendingin ruangan, mesin pemanas, mesin cetak, dan mesin-mesin industri, serta pembakaran dari bahan bakar fosil, yang sebagian besar berada di lingkungan kerja dan tempat tinggal. Gas rumah kaca biang penyebab meningkatnya temperatur bumi dan perubahan iklim yang memicu timbulnya bencana ekologis, seperti udara panas, banjir, dan kekeringan.
6. Meningkatkan Kepedulian terhadap Alam
Bulan Ramadhon disebut juga sebagai bulan berbagi. Banyak umat islam bersedekah di bulan ini, karena jaminan akan pahala yang dilipatgandakan. Salah satu sedekah yang jarang dilakukan tapi memiliki pahala yang tak putus hingga kiamat tiba adalah sedekah berupa menanam pohon atau tanaman.
Sebagaimana hadist nabi Muhammad SAW: “Dari sahabat Jabir ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada seorang muslim yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan bernilai sedekah, apa yang dicuri juga bernilai sedekah. Tiada pula seseorang yang mengurangi buah (dari pohon-)nya melainkan akan bernilai sedekah bagi penanamnya sampai hari Kiamat,’” (Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsisy Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 304).
Baca Juga: Bernilai Sedekah, inilah 10 Manfaat Menanam Pohon
7. Membangun integritas lingkungan
Puasa Ramadhon mencegah perbuatan maksiat. (lihat hadist di awal tulisan), pada bulan Ramadhon tidak hanya kebaikan yang dilipatgandakan pahalanya, akan tetapi juga kejelekan akan dilipatgandakan balasannya. Salah satu kejelekan yang wajib dihindari adalah mental korupsi. Dalam perspektif islam, korupsi termasuk perbuatan yang merusak (fasad) tatanan kehidupan. Korupsi menyebabkan hancurnya kemaslahatan dan kemanfaatan hidup, sehingga pelakunya dikatagorikan melakukan dosa besar. Rusaknya lingkungan hidup, umumnya disebabkan karena adanya praktik-praktik korupsi. Mentalitas korupsi dapat diatasi dengan menanamkan nilai kejujuran, kedisiplinan, kesabaran, dan kepatuhan, dimana semuanya diperoleh dari mendirikan puasa Ramadhan.
Persoalan lingkungan memang belum menjadi isu penting bagi 1,9 milyar lebih umat Islam di seluruh dunia, padahal agama islam mengajarkan umatnya bahwa menjaga bumi dari kerusakan adalah bentuk kewajiban dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Melalui momentum Ramadhan, mari kita mulai melakukan perubahan menuju gaya hidup yang ramah lingkungan, agar tercipta kondisi ekosistem yang baik, sehat, produktif dan berkelanjutan, sebagai ciri dan karakter dari generasi umat yang sholeh yang di ridhoi Allah SWT. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1444 H. Mohon maaf lahir dan bathin.
– Salam Lestari -
Referensi:
- "8 Keutamaan Bulan Ramadhan, Amal Dilipatgandakan hingga Pengampunan" (link: https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6594669/8-keutamaan-bulan-ramadhan-amal-dilipatgandakan-hingga-pengampunan)
- Ramadhan Bisa Jadi Momentum Sehat Sekaligus Menjaga Lingkungan, oleh Imas Damayanti (Link:https://ramadhan.republika.co.id/berita/rs2f58366/ramadhan-bisa-jadi-momentum-sehat-sekaligus-menjaga-lingkungan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar